Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khafifah Sri Lestari
"Insomnia merupakan salah masalah tidur yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Faktor risiko terjadinya insomnia diantaranya faktor psikososial, lingkungan, dan faktor perubahan fisiologi lansia. Insomnia yang tidak tertangani dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi insomnia lansia di PSTW Budi Mulia 01 Cipayung. Intervensi tersebut yaitu teknik relaksasi: warm footbath yang dilakukan selama 15-20 menit, dengan frekuensi 2 minggu. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan skor Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) menurun pada lansia setelah dilakukan intervensi pada tiga lansia. Berdasarkan hasil tersebut, terapi warm footbath dapat menjadi pilihan dalam mengatasi insomnia pada lansia. Penulis merekomendasikan adanya penerapan teknik relaksasi warm footbath yang dilakukan secara rutin pada malam hari saat lansia akan tidur.

Insomnia is one of the most common sleep problems in the elderly. Risk factors for insomnia include psychosocial, environment, and physiological changes in the elderly. Untreated insomnia can have an impact on decreasing the quality of life of the elderly. This writing aims to analyze the application of evidence-based practices in the form as maintain intervention in dealing for older persons with insomnia at PSTW Budi Mulia 01 Cipayung. The intervention is a relaxation technique: warm footbath which is carried out for 15-20 minutes, with a frequency of 2 weeks. The results of this case study show that the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)’s score declined in three older persons women after intervention. Based on these results, warm foot bath therapy can be an option in dealing with insomnia in elderly. The author recommends the application of a warm footbath that can be done on a regular basis everyday at night when the elderly are going to sleep.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khafifah Sri Lestari
"Kecanduan gawai memiliki hubungan timbal balik dengan pengendalian emosi. Pengendalian emosi dapat mempengaruhi munculnya kecanduan gawai remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dan pengendalian emosi dengan kecanduan gawai pada remaja. Metode penelitian yang digunakan cross sectional dengan teknik simple random sampling. Jumlah responden penelitian sebanyak 262 siswa SMPN 3 Kebumen. Hasil penelitian didapatkan 46,6% remaja tidak mampu mengendalikan emosi dan 51,1% mengalami kecanduan gawai. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lama bermain gawai (p value = 0,012) dan pengendalian emosi (p value = 0,0001) dengan kecanduan gawai. Hubungan pengendalian emosi dengan kecanduan gawai memiliki kekuatan hubungan OR=4,919 artinya remaja yang tidak mampu mengendalikan emosi memiliki risiko 4,9 kali kecanduan gawai. Penelitian ini merekomendasikan pihak sekolah untuk melakukan edukasi kesehatan dalam mendukung kemampuan pengendalian emosi siswa dengan mengoptimalkan program PKPR di sekolah melalui kerjasama dengan pihak puskesmas dalam melaksanakan program PKPR secara daring melalui Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

Gadget addiction have mutual correlation with emotion control. Emotion control is factor influencing gadget addiction in adolescents. The research is conducted to find out the correlation between demographic characteristics and emotional control with gadget addiction in adolescents. The study design is using cross sectional method with simple random sampling technique. The number of respondents are 262 Junior High School of 3 Kebumen students.  It concludes that 46,6% of adolescents unable to control their emotion and 51,1% adolescents are addicted of gadget. The reporting result from the Chi Square shows that there is a relation between duration of gadget usage (p value = 0,012) and emotion regulation (p value = 0,0001) with gadget addicton. The correlation between emotional control and gadget addiction has strength of significance OR= 4,919, which means that adolescents who are not able to control their emotions have 4,9 times more of risk to gadget addiction. The author suggests to school to give health education to support student’s emotional control by optimizing PKPR program in schools through collaboration with public health center through healthy life skills education (PKHS). "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library