Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) diperlukan untuk menilai apakah obat telah digunakan secara rasional. Evaluasi penggunan obat dapat dilakukan dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif. EPO kualitatif digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat berdasarkan kesesuaian kriteria penggunaan obat yang berhubungan dengan peresepan dan indikasi peresepan. Sementara, EPO kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) dan Drug Utilization 90% (Kemenkes RI, 2017). Di Indonesia, perbaikan pola penggunaan obat salah satunya diwujudkan melalui upaya startegi peningkatan persentase penggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan masyarakat seperti puskesmas dan klinik pratama. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer bagi masyarakat harus menerapkan penggunaan obat rasional agar dapat mencapai tujuan kesehatan nasional. Peran apoteker di puskesmas tidak hanya berfokus pada pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi, namun juga dalam pelaksanaan pemantauan penggunaan obat. Pemantauan penggunaan obat bermanfaat untuk mendeteksi adanya ketidakrasionalan dalam peresepan seperti peresepan obat yang berlebih (over prescribing), kurang (under prescribing), boros (extravagant prescribing), atau penggunaan obat yang tidak tepat (incorrect proscribing). Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui profil penggunaan obat rasional di Puskesmas Kecamatan Kalideres periode Januari - Juni 2020 secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode ATC/DDD dan DU90%.

Evaluating Drug Utilization is essential to assess whether medications have been used rationally. This evaluation can be qualitative or quantitative in nature. Qualitative DU assessment focuses on the appropriateness of drug use based on prescribing criteria and prescription indications. On the other hand, quantitative DU evaluation involves methods such as Anatomical Therapeutic Chemical (ATC)/Defined Daily Dose (DDD) and Drug Utilization 90% (Ministry of Health Indonesia, 2017). In Indonesia, improving drug usage patterns includes strategies aimed at increasing the percentage of rational drug use in public healthcare facilities such as health centers (puskesmas) and primary clinics. Puskesmas, as a primary healthcare facility for communities, must implement rational drug use to achieve national health goals. Pharmacists in puskesmas play a role not only in pharmaceutical services and management but also in monitoring drug usage. Monitoring drug usage helps detect irrational prescribing practices like over-prescribing, under-prescribing, extravagant prescribing, or incorrect proscribing. The specific objective of this paper is to understand the profile of rational drug usage at the Kalideres District Health Center between January and June 2020, using both qualitative and quantitative methods such as ATC/DDD and DU90%. This evaluation aims to provide insights into how medications are being prescribed, dispensed, and utilized within this specific healthcare facility during the mentioned period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang bertujuan atau berorientasi kepada pelayanan pasien (patient oriented), penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu (quality) dan terjangkau (affordable) bagi semua lapisan masyarakat, termasuk pula di dalamnya pelayanan farmasi klinik (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu pelayanan di rumah sakit yang harus memenuhi standar pelayanan minimal. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008, salah satu indikator pelayanan farmasi yang diatur dalam standar pelayanan minimal (SPM) rumah sakit adalah waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan (Kementerian Kesehatan RI, 2008). Tercapainya pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan pemenuhan standar pelayanan minimal rumah sakit, termasuk di dalamnya pemenuhan standar pelayanan farmasi dengan indikator waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan racikan. Evaluasi terhadap waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan racikan di Depo Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia diharapkan dapat menggambarkan mutu pelayanan kefarmasian yang diberikan agar tercapai pelayanan yang bermutu dan berfokus pada pasien (patient oriented). Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui rata-rata waktu tunggu dan mengevaluasi kesesuaian waktu pelayanan resep pasien di Depo Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Pharmaceutical Service Standards in Hospitals emphasizes that pharmaceutical services in hospitals are an integral part of the hospital healthcare system aimed at providing patient-oriented care, offering quality and affordable pharmaceuticals, medical devices, and disposable medical materials to all segments of society, including clinical pharmacy services (Ministry of Health RI, 2014). Pharmaceutical services in hospitals are among those required to meet minimum service standards. According to Minister of Health Regulation Number 129 of 2008, one of the indicators of pharmaceutical services stipulated in the Minimum Service Standards of hospitals is the waiting time for dispensing ready-made prescriptions and compounded medications (Ministry of Health RI, 2008). The achievement of healthcare services is closely related to fulfilling the minimum service standards of hospitals, which includes meeting pharmaceutical service standards with indicators like waiting times for dispensing prescriptions. The evaluation of the waiting time for dispensing ready-made prescriptions and compounded medications at the Outpatient Pharmacy of the University of Indonesia Hospital is expected to illustrate the quality of pharmaceutical services provided to achieve high-quality and patient-centered care. The objectives of this paper include determining the average waiting time and evaluating the waiting times at the outpatient unit of the University of Indonesia Hospital with the Minimum Service Standards of Hospitals."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Penilaian kepuasan pelanggan diperlukan untuk menentukan apakah strategi yang digunakan telah memberikan kebermanfaatan bagi pasien atau konsumen (patient-oriented) dan menilai keefektifan strategi pemasaran bagi apotek (Tietze, 2011). Kepuasan pelanggan termasuk salah satu kunci untuk keberlangsungan apotek komunitas yang efisien dalam jangka panjang, keberhasilan bisnis dan pada saat yang sama memainkan peran penting untuk memperluas nilai pasar. Kelangsungan hidup dan profitabilitas yang konsisten adalah tujuan bisnis utama untuk apotek. Apotek harus memberikan kualitas produk yang menarik pelanggan dan kualitas pelayanan yang baik untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang (Chaganti, 2019). Berdasarkan uraian diatas, apoteker berperan penting dalam strategi pemasaran produk apotek yang tak hanya berpusat pada keuntungan (benefits- oriented) namun juga berpusat pada pasien (patient-oriented). Oleh karena itu, tugas khusus ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap pemasaran produk suplemen berbasis saluran digital (digital marketing channels) di Apotek Kimia Farma 143 Margonda. Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui penjualan suplemen berdasarkan pemasaran berbasis saluran digital (digital marketing channels) dan mengetahui kepuasan pelanggan terhadap produk suplemen di Apotek Kimia Farma 143 Margonda periode 21-25 November 2022.

The assessment of customer satisfaction is necessary to determine whether the strategies employed have been beneficial to patients or consumers (patient-oriented) and to evaluate the effectiveness of marketing strategies for the pharmacy (Tietze, 2011). Customer satisfaction is one of the keys to the long-term efficiency of a community pharmacy, business success, and simultaneously plays a significant role in expanding market value. Sustained survival and consistent profitability are the primary business objectives for a pharmacy. Pharmacies must offer quality products that attract customers and provide good service quality to maintain long-term customer loyalty (Chaganti, 2019). Based on the above description, pharmacists play a crucial role in the marketing strategy of pharmacy products that are not only profit-oriented but also patient-oriented. Therefore, this specific task is carried out to determine customer satisfaction with the marketing of supplement products through digital marketing channels at Kimia Farma 143 Margonda Pharmacy. The objectives of this specific task include understanding supplement sales based on digital marketing channels and understanding customer satisfaction with supplement products at Kimia Farma 143 Margonda Pharmacy during the period of November 21-25, 2022."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Alat kesehatan hanya dapat disalurkan oleh Penyalur Alat Kesehatan (PAK) yang telah mendapatkan izin. Sementara, sediaan farmasi disalurkan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah mendapatkan izin. Dalam beroperasi, baik PAK dan PBF harus senantiasa menerapkan CDAKB dan CDOB dalam tiap aspek, termasuk pada aspek penanganan keluhan pelanggan dan penanganan produk tidak sesuai atau non-conformity. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa alat kesehatan dan sediaan farmasi yang didistribusikan melalui PAK atau PBF telah memenuhi persyaratan mutu, aman untuk digunakan atau dikonsumsi, dan memberikan khasiat bagi pengguna (Pemerintah RI, 2009). Selaku pemegang Izin PAK dan Izin PBF, PT MJG memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan CDAKB dan CDOB dalam perusahaan. Penerapan yang baik dari dua pedoman tersebut akan memengaruhi kualitas alat kesehatan dan sediaan farmasi yang didistribusikan. Oleh karena itu, penulis menyusun laporan ini guna mengkaji penerapan CDAKB dan CDOB di PT MJG terkhusus aspek penanganan keluhan pelanggan dan penanganan produk tidak sesuai atau non-conformity. Tujuan tugas khusus ini adalah mengetahui dan mengkaji implementasi Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) khususnya mengenai penanganan keluhan pelanggan dan penanganan produk tidak sesuai (quarantined, rejected, recalled, returned dan expired) di PT MJG.

Medical devices can only be distributed by Medical Device Distributors (MDD) who have obtained permission. Meanwhile, pharmaceutical preparations are distributed by Wholesale Pharmaceutical Traders (WPT) who have obtained permission. In their operations, both Medical Device Distributors and Wholesale Pharmaceutical Traders must consistently apply Good Distribution Practices for Medical Devices (GDPMDS) and Good Distribution Practices for Pharmaceuticals (GDP) in every aspect, including handling customer complaints and managing non-conforming or non-compliant products. This is aimed at ensuring that medical devices and pharmaceutical preparations distributed through Medical Device Distributors and Wholesale Pharmaceutical Traders meet quality requirements, are safe for use or consumption, and provide efficacy for users. As the holder of permits, PT MJG is obligated to implement GDPMDS and GDP within the company. Proper implementation of these guidelines will affect the quality of medical devices and pharmaceutical preparations distributed. Therefore, the author has compiled this report to assess the implementation of GDPMDS and GDP at PT MJG, specifically focusing on handling customer complaints and managing non-conforming products. The objective of this specific task is to understand and assess the implementation of Good Distribution Practices for Medical Devices (GDPMDS) and Good Distribution Practices for Pharmaceuticals (GDP), particularly regarding the handling of customer complaints and management of non-conforming products (quarantined, rejected, recalled, returned, and expired) at PT MJG."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Pengembangan produk obat yang berpusat pada kebutuhan konsumen atau pasien merupakan proses kompleks yang membutuhkan pendekatan sistematis dan saintifik. Pengembangan produk baru atau new product development (NPD) juga harus memerhatikan cost-efficiency, sustainability, dan profitability selama masa hidup produk (product life cycle) tersebut (Patravale, et al., 2016). Pada CPOB juga dijelaskan bahwa apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru diadopsi, hendaklah diambil langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu (BPOM, 2018). PT Medifarma Laboratories merupakan industri farmasi yang berfokus pada toll manufacturing. Pengembangan produk di PT Medifarma Laboratories mencakup serangkaian prosedur yang berkaitan. Berdasarkan fakta-fakta di atas, diketahui bahwa pengembangan produk memerlukan proses yang panjang dan harus didukung oleh hasil penelitian berbasis data. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui proses pengembangan produk atau obat yang baik. Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui alur proses pengembangan produk baru (New Product Development/NPD) dan mengetahui penyusunan Manufacturing Form and Procedure (MFP) untuk produk baru di PT Medifarma Laboratories.

The development of patient-centered or consumer-focused drug products is a complex process requiring a systematic and scientific approach. New Product Development (NPD) must also consider cost-efficiency, sustainability, and profitability throughout the product's lifecycle (Patravale et al., 2016). In the Indonesian National Agency of Drug and Food Control (BPOM) regulations, it's highlighted that when a new formulation or preparation method is adopted, steps should be taken to prove that the procedure is suitable for routine production and that the established process using specified materials and equipment will consistently produce products meeting quality requirements (BPOM, 2018). PT Medifarma Laboratories is a pharmaceutical industry focused on toll manufacturing. Product development at PT Medifarma Laboratories involves a series of related procedures. Based on the facts, it's evident that product development requires a lengthy process supported by research-based data. Therefore, it's crucial to understand the process of good product or drug development. The objectives of this specific task include understanding the workflow of New Product Development (NPD) and creating a Manufacturing Form and Procedure (MFP) for new products at PT Medifarma Laboratories."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Penyakit ginjal kronis (PGK) berkaitan dengan perburukan dan kematian akibat COVID-19. Pasien COVID-19 dengan PGK yang menjalani rawat inap banyak diberikan antivirus dan/atau antibiotik yang memerlukan penyesuaian dosis. Penyesuaian dosis dianalisis berdasarkan laju filtrasi glomerulus (LFG) pasien yang diestimasi dengan metode CKD-EPI. Studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengevaluasi penyesuaian dosis antivirus dan/atau antibiotik pada pasien COVID-19 dengan PGK terhadap luaran terapi dan durasi rawat inap di RSUD Pasar Minggu Jakarta periode Januari hingga Desember 2021. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling.  Hasil menemukan 70 pasien (51,1%) dari 137 pasien menerima dosis antivirus dan/atau antibiotik yang tidak sesuai anjuran pedoman. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa pasien dengan dosis sesuai memiliki kecenderungan sebesar 2,236 kali lebih tinggi untuk mencapai luaran terapi perbaikan dibandingkan pasien dengan dosis tidak sesuai (p = 0,032). Faktor lain yang memengaruhi luaran terapi adalah usia (p = 0,000) dan derajat keparahan COVID-19 (p = 0,000). Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan tidak ada hubungan antara kesesuaian dosis dan durasi rawat inap (p = 0,303). Faktor lain yang memengaruhi durasi rawat inap pasien COVID-19 dengan PGK adalah derajat keparahan COVID (p = 0,020), stage PGK (p = 0,020), komorbid selain PGK (p = 0,062), dan luaran terapi (p = 0,001).

Chronic kidney disease (CKD) is associated with worsening and death from COVID-19. COVID-19 patients with CKD who are hospitalized are often given antivirals and/or antibiotics that require dose adjustments. Dose adjustment can be analyzed based on the patient's glomerular filtration rate (GFR) estimated by the CKD-EPI method. This cross-sectional study aims to evaluate the dose adjustment of antiviral and/or antibiotic and analyze its relation with therapeutic outcomes and length of stay of COVID-19 patients with CKD at Pasar Minggu Hospital, Jakarta from January to December 2021. This study used a total sampling technique. Results found that 70 patients (51.1%) of 137 patients received inappropriate doses. Results of Chi-square test showed that patients with appropriate doses had a tendency of 2,236 times higher to achieve improved therapeutic outcomes than patients with inappropriate doses (p = 0.032). Other factors that influenced therapeutic outcomes were age (p = 0.000) and severity of COVID-19 (p = 0.000). Results of Mann-Whitney U test showed no relationship between dose adjustments and length of stay (p = 0.303). Other factors that influenced length of stay were the severity of COVID (p = 0.020), CKD stage (p = 0.020), comorbidities other than CKD (p = 0.062), and therapeutic outcomes (p = 0.001)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library