Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khoirunnisa
Abstrak :
Salah satu cabang dari teori graf yang sedang berkembang saat ini adalah pelabelan graf. Pelabelan graf pertama kali di perkenalkan oleh Sedláček pada tahun 1963. Pelabelan adalah pemetaan satu-satu dari himpunan elemen-elemen graf ke himpunan bilangan (biasanya bilangan bulat positif) yang disebut label (Bača dan Miller, 2008). Beberapa jenis pelabelan yang dikenal sekarang ini antara lain pelabelan ajaib, pelabelan anti ajaib, pelabelan jumlah, pelabelan jumlah eksklusif, pelabelan graceful, pelabelan skolem graceful, pelabelan harmonis dan pelabelan harmonis ganjil. Pelabelan anti ajaib pun juga terdiri dari berbagai jenis, beberapa diantaranya adalah pelabelan simpul anti ajaib busur, pelabelan total anti ajaib simpul, pelabelan total anti ajaib busur, dan masih banyak lagi. ......One branch of graph theory that is emerging today is graph labeling. Graph labeling was first introduced by Sedlacek on 1963. Labeling is one-to-one from the set of elements graf to set (usually a positive integer) called label (Read and Miller, 2008). Some types of labeling known today among other magical labeling, labeling anti magical, labeling amount, labeling number of exclusive, graceful labeling, labeling Skolem graceful, labeling harmony and harmonious labeling odd. Labeling anti magic was also composed of various types, some of which are anti-magic labeling knot bow, anti-magic total labeling knot, anti-magic total labeling arc, and still much more.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T45143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa
Abstrak :
Misalkan ܩ(݌, ݍ) adalah graf dengan ݌ = |ܸ (ܩ) | dan ݍ = |ܧ(ܩ) | masing-masing adalah banyaknya simpul dan busur dari ܩ. Pelabelan simpul anti ajaib busur-(ܽ , ݀ ) dari graf ܩ (݌, ݍ) adalah pemetaan satu – satu ݂ : ܸ (ܩ) →{1, 2, 3, ... , ݌} sedemikian sehingga himpunan bobot busur {݂ (ݔ) + ݂ (ݕ): ݕݔ ∈ ܧ(ܩ)} = {ܽ , ܽ + ݀ , ܽ + 2݀ , ... , ܽ + (ݍ − 1)݀ } dimana ܽ dan ݀ masing-masing bilangan bulat tak negatif. Pelabelan total busur anti ajaib−(ܽ , ݀ ) dari graf ܩ(݌, ݍ) adalah pemetaan satu-satu pada ݂ : ܸ (ܩ) ∪ ܧ(ܩ) → {1, 2, ... , ݌ + ݍ} sedemikian sehingga himpunan bobot busur {݂ (ݔ) + ݂ (ݕݔ) + ݂ (ݕ) ∶ ݕݔ ∈ ܧ(ܩ)}={ܽ , ܽ + ݀ , ܽ + 2݀ , ... , ܽ + (ݍ − 1)݀ } untuk ܽ dan ݀ yang masing-masing bilangan bulat tak negatif. Jika ݂ (ܸ ) = {1, 2, ... , ݌} maka pelabelan f disebut pelabelan total busur anti ajaib super− (ܽ , ݀ ). Pada penelitian ini diberikan konstruksi pelabelan simpul anti ajaib busur−(ܽ , ݀ ) untuk ݀ = 1 dan pelabelan total anti ajaib busur super−(ܽ , ݀ ) untuk ݀ ∈ {0, 2} pada graf prisma yang diperumum, graf web tanpa simpul pusat, graf ilalang khusus. ......Let ܩ(݌, ݍ) be a graph with ݌ = |ܸ (ܩ) | and ݍ = |ܧ(ܩ) | are the number of vertices and the number on edges of ܩ respectively. An edge anti magic vertex labeling on ܩ(݌, ݍ) is a bijective mapping ݂ : ܸ (ܩ) → {1, 2, 3, ... , ݌} so that the set of edge weight {݂ (ݔ) + ݂ (ݕ): ݕݔ ∈ ܧ(ܩ)} = {ܽ , ܽ + ݀ , ܽ + 2݀ , ... , ܽ + (ݍ − 1)݀ } for positive integers ܽ and ݀ . An (ܽ , ݀ ) −edge antimagic total labeling on ܩ(݌, ݍ) is a bijective mapping ݂ : ܸ (ܩ) ∪ ܧ(ܩ) → {1, 2, ... , ݌ + ݍ}, so that the set of edge weight {݂ (ݔ) + ݂ (ݕݔ) + ݂ (ݕ) ∶ ݕݔ ∈ ܧ(ܩ)} = {ܽ , ܽ + ݀ , ܽ + 2݀ , ... , ܽ + (ݍ − 1)݀ } for positive integers ܽ and ݀ . If ݂ (ܸ ) = {1, 2, ... , ݌} then ݂ is called (ܽ , ݀ ) − super edge antimagic total labeling. This thesis gives the construction of (ܽ , ݀ ) −edge anti magic vertex labeling for ݀ = 1 and (ܽ , ݀ ) −super edge anti magic total labeling for ݀ ∈ {0, 2} on generalized prism graph, web without centre vertex graph, and special ilalang graph.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Angka kejadian kelelahan pada anak kanker di Indonesia adalah 44,2 . Salah satu faktor yang berkontribusi pada kejadian kelelahan adalah gangguan tidur. Kelelahan dan gangguan tidur yang tidak diatasi dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan AeRop dalam mengatasi kelelahan dan gangguan tidur pada anak kanker. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment dengan pre-post with control group. Latihan AeRop merupakan kombinasi latihan aerobik dan relaksasi otot progresif yang dapat menghindari kekakuan akibat kelelahan pada anak kanker dan memberikan perasaan nyaman. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi, 32 anak mendapat latihan Aerop dan 32 anak tidak mendapatkan latihan AeRop. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat, yaitu uji T berpasangan dan tidak berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan hampir ada perbedaan yang bermakna pada skor kelelahan setelah diberikan latihan AeRop p=0,05 . Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada skor gangguan tidur setelah diberikan latihan AeRop. Hal ini dapat disimpulkan bahwa latihan AeRop efektif dalam mengatasi gangguan tidur pada anak kanker. Perbaikan kualitas tidur anak kemungkinan besar berpengaruh dalam mengurangi kelelahan yang berkaitan dengan kanker.
ABSTRACT
Prevalence of fatigue in cancer children in Indonesia is 44.2 . One of the factors that contribute to fatigue is a sleep disorder. Unexplained fatigue and sleep disturbances can have a detrimental effect on the quality of life of the child. This study aimed to see the effect of AeRop exercise in overcoming fatigue and sleep disorders in children with cancer. This research used a quasi experiment research design with pre post with control group. AeRop exercise is a combination of aerobic exercise and progressive muscle relaxation that can avoid stiffness due to fatigue in cancer children and provide comfortness. The sample in this study amounted to 64 cancer children who were undergoing chemotherapy, 32 children received AeRop training and 32 children did not get AeRop exercise. Data analysis used is univariate and bivariate analysis dependent and independent T test. The results of this study showed almost significant difference in fatigue score after AeRop exercise p 0.05 . The results of this study also showed a significant difference in sleep disturbance score after AeRop exercise. This can be conclude that AeRop exercise is effective in overcoming sleep disorders in children with cancer. Improving the quality of child 39 s sleep is likely to have an effect on reducing cancer related fatigue.
2018
T50673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa
Abstrak :
Demam neutropenia merupakan salah satu kegawatan yang terjadi pada kasus anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Demam neutropenia dapat meningkatkan risiko infeksi pada anak dan dapat memperburuk keadaan umum anak. Perawat berperan dalam meningkatkan kapasitas anak dan keluarga untuk upaya pengendalian infeksi selama di rumah sakit dan sebagai persiapan perawatan di rumah. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi-eksperimen dengan pendekatan pre-post without control group. Sampel penelitian ini berjumlah 30 anak dengan kanker yang dirawat dengan demam neutropenia. Intervensi manajemen pengendalian infeksi terdiri dari edukasi dan pemantauan perilaku pengendalian infeksi selama lima hari. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan orang tua dan ada perubahan perilaku setelah diberikan intervensi manajemen pengendalian infeksi pada anak dengan demam neutropenia. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan metode pemantauan yang lebih efektif sehingga manajemen pengendalian infeksi dapat berjalan optimal. ......Febrile neutropenia is one of the main causes of cancer children who are undergoing chemotherapy. Febrile neutropenia can increase the risk of infection in children and can worsen the general condition of children. Nurses play a role in increasing the capacity of children and families for infection control efforts while in the hospital and as preparation for home care. This study used a quasi-experimental design with a pre-post without control group approach. The study sample consisted of 30 children with cancer who were treated with febrile neutropenia. The infection control management intervention consisted of education and monitoring of infection control behavior for five days. The results showed a significant difference in the level of knowledge of parents and there was a change in behavior after being given an infection control management intervention in children with febrile neutropenia. Further research can be carried out with more effective monitoring methods so that infection control management can run optimally.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam dua dekade terakhir, studi tentang relasi organisasi non-pemerintah di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Untuk alasan ini, studi ini akan mengidentifikasi lebih lanjut bentuk relasi Yappika-ActionAid dan Komite Pemantau Legislatif dengan melihat aspek pengelolaan sumberdaya keuangan dalam program Sekolah Aman. Relasi antar organisasi yang berkaitan dengan anggaran memiliki tantangan bagi masingmasing organisasi. Kerangka teori yang digunakan mengacu pada Hall 1991 yang menekankan faktor-faktor hubungan antar organisasi serta dimensi sifat hubungan, bentuk hubungan, dan kekuatan hubungan untuk mengkaji hubungan antar organisasi. Studi-studi sebelumnya membahas hubungan organisasi masyarakat sipil dan pemerintah dalam penyelenggaraan hak dasar bagi masyarakat dan penganggaran organisasi non-pemerintah yang berfokus pada strategi internal dan sumber daya organisasi. Penulis memiliki argumen bahwa jenis hubungan serta pengelolaan anggaran Yappika-ActionAid dengan Kopel didasari tindakan ekonomi dan dipengaruhi aspekaspek yang dikemukakan oleh Hall. Artikel ini didasari oleh penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan dua informan dari Yappika-ActionAid dan dua informan dari Komite Pemantau Legislatif.
ABSTRACT
In the last two decades, the study of relations between non-governmental organizations in Indonesia has not been widely implemented. For this reason, this study will further identify Yappika-ActionAid and Komite Pemantau Legislatif relation by looking at the aspect of financial resource management in the Sekolah Aman program. Matters relating to organizational budget management that is the basis of relationships in order to move the organization 39;s program. The theoretical framework used in this study refers to Hall 1991 who emphasized the factors of inter-organizational relations as well as dimensions of relationships rsquo; characteristics, forms of relationships, and the strength of relationships to assess relations between organizations. Previous studies discussed the relationship between civil society organization and government organizations in organizing basic rights for the community while budgeting of non-governmental organizations focused on internal strategies and organizational resources. The author has the argument that types of relationships and budget management YappikaActionAid with Komite Pemantau Legislatif which is an economic action and aspects put forward by Hall. This article is written from the research using a qualitative approach with two informants from Yappika-ActionAid and two informants from the Legislative Monitoring Committee.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Khoirunnisa
Abstrak :
Terjadinya perubahan besar dalam struktur keamanan dunia dalam era pasca Perang Dingin, menjadikan situasi keamanan Asia Pasifik dilanda ketidakpastian, Sedikitnya terdapat dua alasan yang menyebabkan situasi keamanan tersebut, yaitu pertama terjadinya pengurangan kehadiran kekuatan militer Amerika Serikat di kawasan tersebut yang menimbulkan kekhawatiran diantara di kawasan. Kekhawatiran tersebut mengakibatkan munculnya peningkatan pembangunan militer dan dilema keamanan. Alasan kedua adalah negara-negara Asia Pasifik pasca Perang Dingin tidak memiliki persepsi yang sama mengenai ancaman terhadap keamanan di kawasan. Tesis ini membahas faktor-faktor penghambat dan pendukung bagi terbentuknya kerja sama keamanan di kawasan Asia Pasifik. Penulis membagi faktor-faktor tersebut ke dalam dua bagian, yaitu faktor-faktor penghambat terbentuknya kerja sama keamanan di kawasan Asia Pasifik antara lain seperti persepsi dan sikap negara-negara besar di kawasan, timbulnya dilema keamanan akibat peningkatan kemampuan militer dan perkembangan sistem internasional pasca Perang Dingin. Sedangkan pada bagian kedua membahas mengenai faktor-faktor pendukung kerja sama keamanan di kawasan Asia Pasifik seperti adanya interdependensi, peran konstruktif ASEAN dalam menangani masalah keamanan regional. Namun untuk membatasi meluasnya ruang lingkup penelitian, perrmbahasan dibatasi seputar wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam hal ini penulis mencoba membahasnya dengan menggunakan pendekatan rezim internasional dan dilema keamanan yang dikemukakan oleh Oran Young, Robert O. Keohane, Bilveer Singh dan DR. Amien Rais. Adapun dalam menganalisanya, penulis melakukan studi kepustakaan yang didasarkan pada buku-buku dan referensi lainnya sebagai sumber data yang ada kaitannya dengan pokok masalah penelitian. Pembahasan yang didukung dengan data yang ada mendukung hipotesa yang diambil oleh penulis bahwa situasi keamanan di kawasan Asia Pasifik pasca Perang Dingin masih tergantung pada interaksi antar negara-negara besar dengan negara-negara lainnya di kawasan, dan semakin tingginya faktor-faktor penghambat yang ada maka semakin rendah kemungkinan atau semakin tinggi kesulitan pembentukan kerja sama keamanan di Asia Pasifik pasca Perang Dingin serta peran konstruktif ASEAN dalam merealisasikan pembentukan forum dialog multilateral di kawasan Asia Pasifik, namun untuk membatasi jangkauan pembahasan dalam masalah tersebut tidak dibahas masalah ARF dan prospeknya secara detail.
2000
T3606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Lestari Khoirunnisa
Abstrak :
Isolasi sosial merupakan salah satu gejala negatif skizofrenia yang cenderung menetap setelah perawatan dari Rumah Sakit Jiwa. Komunikasi merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan perawatan antara keluarga dengan klien. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengalaman keluarga berkomunikasi dengan anggota keluarga yang mengalami isolasi sosial paska hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 7 partisipan dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan metode Collaizi (1978). Hasil penelitian yaitu terdapat 5 tema, yaitu reaksi emosional terhadap perubahan komunikasi paska hospitalisasi, strategi koping keluarga dalam berkomunikasi dengan klien paska hospitalisasi, stigma dan ekspresi emosi sebagai faktor yang memperburuk interaksi sosial, bentuk komunikasi keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikologis, dan interaksi sebagai sistem pendukung internal dan eksternal. Penelitian ini merekomendasi perawat jiwa untuk memberikan pendidikan kesehatan dan terapi psikoedukasi keluarga terutama mengenai keterampilan komunikasi keluarg.
Social isolation is one of the negative symptoms of schizophrenia are likely to persist after treatment of the Mental Hospital. Communication is a tool in conveying messages between the family and client care. This research was aimed to describing the family experiences in communicating with family members who experience social isolation post-hospitalization. This research used descriptive phenomenology qualitative approach. The research sample consist ofs 7 participants taken by purposive sampling method. The data had been analyzed Colaizzi method (1978). Five themes revealed were: emotional reaction of communication changes of post-treatment, families coping strategies in communicating with clients posthospitalization, stigma and expressed emotion as a factor that aggravates social interaction, types of family communication in meeting the psychological needs, and interaction as internal and external support system. It recommended that nurses provide mental health education and family psychoeducation on communication skill in family caregiver.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Khoirunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menganalisis kinerja organisasi Dinas Sosial dalam implementasi Program Rumah Tidak Layak Huni (rutilahu) sebagai penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Cirebon tahun 2014-2018. Dalam Millenium Development Goals (MDGs), kemiskinan menjadi salah satu sasaran utama untuk diperangi negara-negara di Dunia, Termasuk Indonesia. Kemiskinan bukan saja tanggung jawab dari Pemerintah Pusat melainkan Pemerintah Daerah harus bersinergi dalam memerangi angka kemiskinan di Indonesia. BPS mencatat pada tahun 2017 penduduk miskin di Kabupaten Cirebon sebanyak 279,55 ribu jiwa dari 2,6 juta jiwa penduduk, mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebanyak 313,21 ribu jiwa (BPS Jawa Barat, 2017). Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon dalam menanggulangi Kemiskinan adalah dengan membuat Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi masyarakat miskin. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Postpositivism dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Dinas Sosial dalam program rutilahu di Kabupaten Cirebon tahun 2014-2018 belum begitu memuaskan dan signifikan, karena realisasi masih jauh dari target. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya permasalahan dalam pelaksanaan program dan disebabkan oleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi, yakni faktor internal dan faktor eksternal organisasi Dinsos. Masalah-masalah yang masih banyak ditemukan dalam program rutilahu Dinsos di Kabupaten Cirebon yaitu tidak sesuainya antara penerima bantuan dengan kriteria Calon Keluarga Penerima Manfaat (CKPM) sesuai dengan by name by address disebabkan karena Dinsos jarang melakukan pemutahiran data, pentingnya pemutakhiran data karena masalah perumahan sifatnya dinamis dan akan berubah-beruh terus. Sosialisasi program yang belum merata sampai ke akar masyarakat, bahkan pemahaman dari pihak Desa masih banyak yang belum sepenuhnya memahami teknis dalam program rutilahu Dinsos. Mengenai faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja Dinsos dalam program rutilahu yaitu keterampilan (skills), sistem (system), sumber daya manusia (staff), strategi (strategy), dan budaya organisasi (shared values). Namun, faktor internal yang paling menonjol yang dapat mempengaruhi kinerja Dinsos sehingga berkinerja belum baik yaitu sistem (system) anggaran dan jumlah anggaran. Mengenai faktor eskternal yang dapat mempengaruhi kinerja Dinsos dalam program rutilahu yaitu faktor ekonomi dan faktor sosiokultural. Namun, faktor internal yang paling menonjol yang dapat mempengaruhi kinerja Dinsos sehingga berkinerja belum baik yaitu faktor ekonomi. Sedangkan faktor-faktor lainnya sudah baik.

 

Kata Kunci: Kinerja, Rutilahu, Kemiskinan, 7S McKinsey


ABSTRACT
This thesis analyzes the organizational performance of the Social Program in the Implementation of the House not livable (rutilahu) Program as poverty reduction in Cirebon Regency in 2014-2018. In the Millennium Development Goals (MDGs), poverty is one of the main targets for combating countries in the world, including Indonesia. Poverty is not only the responsibility of the Central Government, but Local Governments must work together with poverty rates in Indonesia. BPS noted that in 2017 the poor population in Cirebon Regency had as many as 279.55 thousand people out of 2.6 million inhabitants, experiencing an increase in 2015 as many as 313.21 thousand people (BPS Jawa Barat, 2017).The efforts of the CirebonRegency Government in tackling poverty are by making a House not livable Program (RTLH) for the poor. In this study using Postpositivism research using qualitative methods. The results of the study that showed the Performance of the Social Service in the 2014-2018 program in Cirebon Regency were not yet satisfying and significant, because they were still far from the target. This is related to the still many problems in the implementation of the program and is caused by several influencing factors, namely internal factors and external factors of the Social Affairs organization. Prospective Beneficiary Families (CKPM) are in accordance with the name with the appropriate address because Social Affairs Agency often updates data, helps update data due to problem resources. Problems that are still commonly found in the Rutilahu Dinsos program in Cirebon Regency are dynamic and will continue to change. A socialization program that has not yet fully reached the roots of the community, even the understanding of the village still many do not understand the technical aspects of the Social Service program.Regarding internal factors that can affect the performance of the Social service organization in the program of house not livable  is skills, systems, staff, strategies, and shared values. However, the most prominent internal factor that can affect the performance of the social service organization that they do not perform well in the budget and budget system. Regarding external factors that can affect the performance of the Office of Social Affairs in the program, namely economic factors and socio-cultural factors. However, the most prominent internal factors that can affect social service organization performance so that they do not perform well are economic factors. While other factors are good.

Keywords: Performance, House Not Livable, Poverty, 7S McKinsey.

 

2019
T53315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aktivani Naza Khoirunnisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan pajak dalam kondisi divestasi terpaksa. Objek penelitian ini, sebuah perusahaan gadai swasta, melakukan pemisahan usaha untuk mematuhi peraturan pemerintah yang baru. Proses pemisahan usaha melibatkan pengalihan aset dan liabilitas ke beberapa perusahaan baru yang dimiliki oleh pemegang saham yang sama. Pengalihan aset dan liabilitas akan memiliki konsekuensi pajak berdasarkan undang-undang perpajakan di Indonesia, meskipun tujuan pengalihan adalah untuk mematuhi peraturan pemerintah. Dengan menggunakan Scholes-Wolfson Framework, penelitian ini menggunakan metode studi kasus untuk menganalisis perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi pajak terbesar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalihan aset dan liabilitas melalui sell-off adalah metode divestasi yang paling optimal, karena memiliki pajak yang lebih rendah daripada mekanisme pengurangan modal. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan harus memperhitungkan kewajiban pajak masa depan dalam melakukan perencanaan pajak. ......This research aims to evaluate tax planning under a forced divestiture condition. The object of this study, a private pawn company, carried out a business separation in order to comply with the new government regulation. The business separation process involves the transfer of assets and liabilities to several new companies owned by the same shareholders. The transfer of assets and liabilities will have tax consequences under the Indonesian tax law, despite the purpose of the transfer was to comply with government regulation. Using the Scholes-Wolfson framework, this study applies case study method to analyze the tax planning conducted by a company to achieve greatest tax efficiency. The results of this study show that the transfer of assets through sell-off is the most optimal method of divestiture, for it has a lower tax levied than the capital reduction mechanism. The results of this study also suggest that companies had to account for future tax liability in doing tax planning.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>