Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laila Fauziah
"ABSTRAK
Beberapa senyawa kuinazolin-4(3H)-on memiliki aktivitas farmakologi sebagai antidiabetik. Aktivitas antidiabetik yang dihasilkan oleh senyawa kuinazolin-4(3H)-on disebabkan karena senyawa tersebut dapat berinteraksi dengan asam amino pada sisi aktif enzim DPP IV. Modifikasi senyawa kuinazolin-4(3H)-on dengan mensubstitusikan gugus sianobenzil pada posisi N3 dan aminopiperidin pada posisi C2 meningkatkan aktivitas penghambatan terhadap enzim DPP-IV. Atas dasar hal tersebut dirancang senyawa turunan kuinazolinon baru 2-([4-okso-2-(N,N-dimetilaminometil) kuinazolin-3-il] amino) benzonitril berdasarkan pada prinsip bioisosterisme terhadap turunan kuinazolinon yang telah ada. Sintesis senyawa tersebut memerlukan beberapa tahap. Penelitian ini bertujuan memperoleh senyawa antara tahap 1 dan 2 yaitu asam 2-(2-bromoasetamida) benzoat dan asam 2-[2-(dimetilamin)asetamida] benzoat. Sintesis senyawa antara tahap 1 dilakukan melalui reaksi asilasi amina dengan asil halida yang terjadi antara asam antranilat dengan bromoasetil bromida. Uji kemurnian senyawa yang dihasilkan pada tahap 1 menggunakan KLT dengan tiga jenis fase gerak yang berbeda diperoleh bercak tunggal dan elusidasi struktur menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh adalah asam 2-(2-bromoasetamida) benzoat, dengan nilai rendemen sebesar 82,49%. Sintesis senyawa antara tahap 2 dilakukan melalui reaksi substitusi nukleofilik 2 (SN2) antara senyawa asam 2-(2-bromoasetamida) benzoat dengan dimetilamin. Uji kemurnian senyawa yang dihasilkan pada tahap kedua menggunakan KLT dengan fase gerak campuran etil asetat- metanol (40:32) diperoleh bercak tunggal dan elusidasi struktur menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh adalah asam 2-[2-(dimetilamin) asetamida] benzoat dengan nilai rendemen sebesar 48,18%.

ABSTRACT
Several quinazolin-4(3H)-one compounds have pharmacological activity as antidiabetic. Their antidiabetic activity is caused by the fact that the compounds can interact with amino acids on the active site of the DPP IV enzyme. Modification of quinazolin-4(3H)-one by substituting the cyanobenzyl group in the N3 position and aminopiperidin in the C2 position increase the inhibitory activity of DPP IV enzyme. Based on this statement, the new quinazolinone derivate was designed "2- ([4-oxo-2- (N, N-dimethylaminomethyl) quinazolin-3-il] amino) benzonitrile" based on the principle of bioisosterism of existing quinazolinone derivatives. Synthesis of this compound require several steps. This study aims to obtain intermediate compounds in stage 1 and 2, namely 2- (2-bromoacetamido) benzoic acid and 2- [2- (dimethylamine) acetamido] benzoic acid. Synthesis of intermediate compounds in step 1, was carried out through acylation reaction of amines group with acyl halides between anthranilic acid and bromoacetyl bromide. The purity test of the compound produced in stage 1 using TLC with three different types of mobile phases obtained single spot and structural elucidation using infrared spectrophotometry showed that the compound obtained in stage 1 was 2- (2-bromoacetamido) benzoic acids, with yield value in the amount of 82.49%. Synthesis of intermediate compound stages 2 was done through the nucleophilic substitution 2 (SN2) reaction between 2- (2-bromoacetamido) benzoic acid with dimethylamine. The purity test of the compound produced in the stage 2, using TLC with the mobile phase of ethyl acetate - methanol (40:32) obtained single spot and the structural elucidation using infrared spectrophotometry showed that the compound obtained was 2- [2- dimethylamine) acetamido] benzoic acid with yield value of 48.18 %.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fauziah
"Produk kosmetik dekoratif dirancang untuk dapat tahan lama ketika diaplikasikan, tidak mudah terhapus oleh air dan mudah diaplikasikan oleh karena itu maka produk kosmetik dekoratif diformulasikan dalam bentuk emulsi air dalam minyak, emulsi ini memiliki sistem dimana globul air terdispersi di dalam fase minyak. Sediaan dalam bentuk emulsi air dalam minyak memiliki sifat dapat membantu formula yang tahan terhadap pembilasan, menempel pada kulit, melembabkan dan dapat mempengaruhi penetrasi bahan aktif. Namun emulsi air dalam minyak sifat kestabilan yang kurang baik sehingga perlu dilakukan studi karakterisasi emulgator pada emulsi air dalam minyak (A/M). Studi tersebut dilakukan dengan menggunakan 11 jenis bahan emulgator dengan karakteristik sifat fisikokimia yang berbeda yaitu Span 80, Steareth-2, Lanolin Alkohol, Sorbitan Olivat, Sorbitan Monostearat, Poligliseril-4 isostearat, Sorbitan tristearat, Emulium Illustro, Isolan GPS, Super hartolan, Cholesterol USP/NF-PW. Kemudian untuk mengetahui pengaruh karakteristik emulgator terhadap kestabilan emulsi maka dilakukan uji stabilitas pada suhu ruang dan suhu 50OC selama 28 hari dan dilakukan pemantauan kestabilan emulsi dengan parameter uji viskositas, ukuran globul dan organoleptis yang meliputi bau, warna, homogenitas dan aliran, pantauan tersebut dilakukan pada hari ke 1, 3, 7, 14 dan 28.

Decorative cosmetic products are designed to be durable when applied, not easily removed by water and easy to apply. Therefore, decorative cosmetic products are formulated in the form of water in oil emulsion, this emulsion has a system in which water globules are dispersed in the oil phase. Preparations in the form of a water-in-oil emulsion have properties that can help formulas that are resistant to rinsing, stick to the skin, moisturize and can affect the penetration of active ingredients. However, the water-in-oil emulsion has poor stability, so it is necessary to study the characterization of the emulsifier on the water-in-oil (W/O) emulsion. The study was conducted using 11 types of emulsifiers with different physicochemical characteristics, namely Span 80, Steareth-2, Lanolin Alcohol, Sorbitan Olivate, Sorbitan Monostearate, Polyglyceryl-4 isostearate, Sorbitan tristearate, Emulium Illustro, GPS Isolan, Super hartolan, Cholesterol. USP/NF-PW. Then to determine the effect of emulsifier characteristics on the stability of the emulsion, stability tests were carried out at room temperature and 50oC for 28 days and monitoring of emulsion stability was carried out with test parameters of viscosity, globule size and organoleptic which include odor, color, homogeneity and flow, the monitoring was carried out at days 1, 3, 7, 14 and 28. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fauziah
"Peraturan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, mengamanatkan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib untuk mengikuti Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Salah satu program BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan bagi peserta JKN yang menderita penyakit kronis adalah Program Rujuk Balik (PRB), dalam program ini apotek memiliki peran yang sangat penting. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Kota Jakarta Timur dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada Januari tahun 2014, hanya terdapat satu apotek rujuk balik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan di wilayah Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, oleh karena itu diperlukan pendirian kembali apotek yang bekerjasama dengan BPJS untuk melayani Program Rujuk Balik (PRB), sebelum dilakukan pendirian apotek, perlu dibuat rancangan pendirian apotek dan dilakukan analisis kelayakan pendirian apotek. Apotek yang akan didirikan adalah Apotek Jatinegara Farma. Berdasarkan pengkajian rancangan apotek bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam Pelayanan Obat Rujuk Balik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kerjasama antara Apotek Jatinegara Farma dengan BPJS Kesehatan melalui Program Rujuk Balik (PRB) menunjukkan profitabilitas yang cukup baik dan hasil analisa keuangan, diperoleh nilai Return of Investment (ROI) yang cukup tinggi yaitu sebesar 85,95 % dan jangka waktu pengembalian modal awal atau payback period selama 1 tahun 4 bulan (kurang dari 5 tahun) sehingga menunjukkan bahwa Apotek Jatinegara Farma layak untuk didirikan.

Regulation of Law Number 24 of 2011, mandates that every Indonesian citizen is required to participate in the Social Security Administering Body (BPJS) Program. One of the BPJS Health programs to improve the quality of health services and to facilitate access to health services for JKN participants who suffer from chronic diseases is the Referral Program (PRB), in this program pharmacies have a very important role. Based on data obtained from the official website of the City of East Jakarta and the Data and Information Center (Pusdatin) of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, in January 2014, there was only one referral pharmacy that collaborated with BPJS Health in the Jatinegara district, East Jakarta City, because It is necessary to re-establish pharmacies in collaboration with BPJS to serve the Referral Program (PRB), before the establishment of pharmacies, it is necessary to design a pharmacy establishment and analyze the feasibility of establishing a pharmacy. The pharmacy to be established is Jatinegara Farma Pharmacy. Based on the review of the design of pharmacies in collaboration with BPJS Health in Referral Drug Services that has been carried out, it can be concluded that the collaboration between the Jatinegara Farma Pharmacy and BPJS Health through the Referral Back Program (PRB) shows a fairly good profitability and the results of financial analysis, obtained the Return of Investment value. (ROI) which is quite high, namely 85.95% and the initial payback period or payback period is 1 year 4 months (less than 5 years) so that it shows that Jatinegara Farma Pharmacy is feasible to be established. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library