Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leila Mona
"Kredibilitas adalah bagaimana seorang pembicara dipercaya dan diyakini oleh pendengarnya. Seorang komunikator tentu saja sangat berkepentingan dengan hal ini. Karena komunikan adalah orang yang paling menentukan kelayakan seorang komunikator. Komunikan jualah yang memutuskan apakah dirinya, akan mengikuti atau menerima kata-kata, penjelasan, dan saran-saran dari komunikator.
Penelitian yang dilakukan ini berkaitan dengan kredibilitas, namun peneliti melihatnya dari kaitannya dengan komunikasi nonverbal. Dimensi kredibilitas yang menjadi perhatian dalam penelitian berkaitan dengan keotoritatifan, watak dan dinamisme seperti yang disarankan oleh Mc.Croskey (Devito,1978; 111). Sementara itu komunikasi nonverbal yang menjadi perhatian adalah gerak tubuh, suara dan artifak seperti yang disarankan oleh Everett Rogers (1999). Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi komunikan terhadap komunikator berkaitan dengan komunikasi nonverbalnya. Apa hal-hal yang paling berpengaruh bagi komunikan dalam menentukan seorang komunikator yang kredibel. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif namun pengumpulan data juga dilakukan dengan metode kuantitatif.
Penelitian ini adalah deskriptif, yaitu dimaksudkan untuk memaparkan situasi atau peristiwa tertentu berkaitan dengan kredibilitas komunikator dan komunikasi nonverbal dengan cara yang sistematis, faktual dan cermat. Metode pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner. Peneliti juga melakukan observasi dan pencatatan sepanjang penelitian. Unit analisisnya adalah individual dengan jumlah informan 8 orang, responden 34 orang serta pembicara yang merupakan objek penelitian sejumlah 2 orang. Alat Bantu pada penelitian ini adalah video yang diputar didepan para informan dan responden. Selanjutnya teknik pengukuran pada penelitian ini adalah dengan Perbandingan Analitis dan Metode Ilustratif seperti yang disarankan oleh Neuman (1991).
Hasil penting dari penelitian ini adalah bahwa komunikator yang mengoptimalkan penggunaan komunikasi nonverbal lebih dianggap kredibel oleh komunikan. Gerak tubuh dan suara sangat mempengaruhi persepsi informan dalam menilai dimensi keotoritatifan pembicara pada kecerdasan, pemahaman dan kemampuan mengembangkan kata-katanya; dimensi watak pada keobjektifitasannya serta dimensi dinamisme pada ketegasannya. Selanjutnya gerak tubuh, suara dan artifak mempengaruhi persepsi informan pada dimensi keotoritatifan pada kewibawaan; dimensi watak pada keterandalan, motivasi baik dan disukai; dimensi dinamisme pada kemampuan membujuk, semangat, kegairahan dan keaktifan serta keberaniannya. Namun demikian mengingat kredibilitas adalah persepsi komunikan tentang komunikator yang dipengaruhi oleh pengalaman, kesukaan, daya tarik, budaya komunikan, karenanya kemungkinan adanya subjektifitas sangat tinggi sehingga belum tentu dapat digeneralisir."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leila Mona
"ABSTRAK
Atas berbagai isu masalah di bangsa Indonesia, semua berakar dari
masalah karakter. Karena itu, salah satu solusinya adalah melalui pendidikan
karakter. Riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pendidikan
karakter di sekolah Islam berasrama, meliputi: konsepsi yang dipilih; strategi
penanaman nilai; interpretasi siswa; dan wujud karakter hasil proses pendidikan.
Konsep utama dari penelitian ini diinspirasi oleh gagasan Michel Foucault
about disiplin tubuh; pendidikan karakter dari Lickona dan tahap-tahap
perkembangan moral dari Lawrence Kolberg. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dan etnografi. Tempat penelitian adalah di Islamic Girls
Boarding School, Darul Marhamah, Cileungsi, Bogor. Data penelitian
dikumpulkan melalui pengamatan terlibat, interview, focus group discussions, and
data sekunder.
Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa pendidikan karakter sangat penting
dan mendesak di Indonesia. Internalisasi nilai-nilai akan efektif dilakukan
disekolah berasrama. Kesepakatan kolektif dari semua pihak di dalam institusi
dan pendekatan holistik akan membuat pendidikan karakter efektif. Disiplin tubuh
untuk menjadikan tubuh yang patuh agar dapat memproduksi pengetahuan.
Karena itu untuk tingkat SMP, disiplin dapat menjadi ibu dari pendidikan
karakter. Pengoptimalan kelompok sebaya merupakan sistem kontrol yang
berharga. Kata ‘Nyarbod’ (nyadar body) yang merupakan istilah yang
dikembangkan diantara siswa, adalah bentuk dari pengawasan kelompok sebaya
yang berfungsi sebagai panopticon di sekolah berasrama. Refleksi yang juga
penting dari penelitian ini adalah bahwa orang tua cenderung berharap anaknya
memiliki karakter yang baik dan juga cerdas, secara instant melalui pendidikan
formal. Hal ini dapat maknai dalam dua hal, pertama, lembaga pendidikan perlu
mensikapi hal ini dengan bijaksana dengan cara mengoptimalkan
pengimplementasian pendidikan karakter secara baik. Kedua, orang tua perlu
menyadari bahwa pendidikan karakter adalah tanggung jawab semua pihak dan
hal itu merupakan pendidikan sepanjang hayat dalam prosesnya menjadi manusia.

ABSTRACT
On various issues problems in Indonesia, all rooted in character. One of
the solution is through character education. This research aims to find out how the
process of character education in Islamic boarding schools, from the concept
selected, strategy for internalization; the interpretation of the students and the
results of the educational process.
The main concept is inspired by Michel Foucault about discipline body;
character education from Lickona and stages of moral development from
Lawrence Kolberg. This study uses qualitative and ethnographic approaches. The
research site is at Islamic Girls Boarding School, Darul Marhamah, Cileungsi,
Bogor. Data was collected by participant observation, interviews, focus group
discussions, and secondary data.
This study confirms that character education is very urgent and important
in Indonesia. The internalization of character is more effective in boarding school.
Collective commitment and holistic approach are the necessary strategy for the
institution. Discipline is to create docile body in order to produce knowledge. I
recommend that in the junior high school, discipline can be the mother of the
character education. Optimizing peer-group as the controlling system
(panopticon) is valuable mechanism. The word ‘Nyarbod’ (nyadar body)
terminology used within students, is a form of peer supervision policies which
function such as panopticon at the boarding school. The necessary reflection is
that parents who usually expect their children have good moral character and
smart instantly through formal institution, should be seen in two pespective. First,
the institution needs to adress the expectation wisely through optimal
implementation. Second, the parents should understand that the character building
is the everybody’s responsibility and it is a life-long education as a process of
being a human."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library