Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liestyowati
"Penelitian ini bertujuan pertama mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor BETA, DER, EPR, L.N.ME dan PBV terhadap R saham di BEJ periode sebelum krisis dan selama krisis.
Kedua mengetahui dan menganalisa ada tidaknya perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, L.N.ME, dan PBV terhadap R antara dua periode tersebut.
Berdasarkan CAPM pengaruh BETA terhadap return adalah positif. Sementara studi empiris ditemukan adanya kontradiksi pada model CAPM : Basu (1977) menemukan pengaruh EPR terhadap return adalah positif. Stattman (1980) ; Rosenberg(1985) dan Fama & French (1992) menemukan pengaruh BE/ME terhadap return adalah positif ( pengaruh negatif PBV terhadap return ), Benz (1981); Reinganum (1981); Brown dkk.(1983) dan Fama & French (1992) menemukan bahwa leverage punya pengaruh positif terhadap return.
Sementara Fama & French (1992) dalam penelitian yang sama tanpa ada uji pembedaan menemukan ada perbedaan pengaruh faktor Beta, Size dan Be/Me terhadap return secara individual antara periode 1963-1976 dan periode 1977-1990, begitupun penemuan Davis periode observasi antara Januari 1941)-1962 dan Pebruari-Desember 1940-1962. Penelitian di Indonesia dilakukan Suiastri, 1999 yang menguji perbedaan pengaruh beta (risiko) terhadap return antara periode sebelum dan selama krisis, hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan pada pemodal domistik.
Berdasarkan studi empiris tersebut maka hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan faktor BETA, DER dan EPR terhadap R, ada pengaruh yang negatif yang signifikan faktor ME dan PBV terhadap R, dan hipotesa kedua, adalah ada perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis.
Metode penelitian melalui beberapa tahap pertama seleksi sampel yaitu saham teraktif dan mempunyai market equity besar selama periode observasi sebelum krisis dan selama krisis (Januari 1995 - Juli 1999). Tahap kedua merupakan analisis pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R periode sebelum, selama krisis dan gabungan. Dan tahap ketiga adalah analisis uji perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R - antara periode sebelum dan selama krisis. Ketiga tahap ini dilakukan terhadap data observasi sebelum dan setelah dikeluarkan data yang tidak normal (outlier). Pada analisa setelah outlier dikeluarkan juga dilakukan analisa terhadap variabel Leverage dan BE/ME.
Hasil penelitian sebelum outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan faktor paling signifikan berpengaruh terhadap return pada periode sebelum krisis, selama krisis dan periode gabungan masing-masing EPR(0.0008,**), PBV(-0.032,***) dan BETA (0.058,***). Variabel DER merupakan faktor paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan selama periode observasi. Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan bahwa diantara faktor lainnya variabel DER paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap R. Ditemukan ada indikasi multikolinier antara variabel EPR dan Ln. ME. Maka dibentuk model regresi dengan mengeluarkan variabel DER dan Ln. ME hasilnya adalah terjadi model regresi yang signifikan secara partial dan keseluruhan pada periode sebelum, selama dan gabungan dengan nilai Finasing -masing 2.323T, 23.65*** dan 11.088***.
Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan faktor-faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***}, LN.ME (*) dan PBV(*). Uji perbedaan pengaruh dengan uji dummy secara berganda ditemukan faktor - faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***) dan PBV(**).
Hasil penelitian setelah outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan diantara faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV LEV. dan BE/ME, faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap R pada periode sebelum krisis adalah BETA (*) dan EPR(*). Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan tidak satupun variabel tersebut berpengaruh dan tidak signifikan terhada R.
Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan hanya faktor BETA yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis. Dan secara berganda ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV ditemukan semua variabel punya pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis, kecuali PBV. Sedang ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, EPR, LN. ME, LEV. dan BEIME hasilnya adalah hanya variabel EPR signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis terhadap R.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada faktor lain selain BETA yang selalu konsisten dan signifikan mempengaruhi return saham di BED yaitu EPR. Pengaruh kedua faktor terhadap return ini adalah signifikan berbeda antara periode sebelum dan selama krisis."
Depok: 2000
T3939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liestyowati
"Penelitian ini bertujuan pertama mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R saham di BEJ periode sebelum krisis dan selama krisis. Kedua mengetahui dan menganalisa ada tidaknya perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara dua periode tersebut.
Berdasarkan CAPM pengaruh BETA terhadap return adalah positif. Sementara studi empiris ditemukan adanya kontradiksi pada model CAPM: Basu (1977) menemukan pengaruh EPR terhadap return adalah positif. Stattman (1980) ; Rosenberg(1985) dan Fama&French (1992) menemukan pengaruh BE/ME terhadap return adalah positif (pengaruh negatif PBV terhadap return). Banz (1981); Reinganum (1981); Brown dkk.(1983) dan Fama&French (1992) menemukan bahwa leverage punya pengaruh positif terhadap return .
Sementara Fama&French (1992) dalam penelitian yang sama tanpa ada uji pembedaan menemukan ada perbedaan pengaruh faktor Beta, Size dan BeIMe terhadap return secara individual antara periode 1963-1976 dan periode 1977-1990, begitupun penemuan Davis periode observasi antara Januari 1940-1962 dan Pebruari-Desember 1940-1962. Penelitian di Indonesia dilakukan Sulastri,1999 yang menguji perbedaan pengaruh beta (risiko) terhadap return antara periode sebelum dan selama krisis, hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan pada pemodal domistik.
Berdasarkan studi empiris tersebut maka hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan faktor BETA, DER dan EPR terhadap R , ada pengaruh yang negatif yang signifikan faktor ME dan PBV terhadap R dan hipotesa kedua adalah ada perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis.
Metode penelitian melalui beberapa tahap pertama seleksi sampel yaitu saham teraktif dan mempunyai market equity besar selama periode observasi sebelum krisis dan selama krisis (Januari 1995 - Juli 1999). Tahap kedua merupakan analisis pengaruh faktor BETA, DER, ERR, LN. ME, dan PBV terhadap R periode sebelum, selama krisis dan gabungan. Dan tahap ketiga adalah analisis uji perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis. Ketiga tahap ini dilakukan terhadap data observasi sebelum dan setelah dikeluarkan data yang tidak normal (outlier). Pada analisa setelah outlier dikeluarkan juga dilakukan analisa terhadap variabel Leverage dan BE/ME.
Hasil penelitian sebelum outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan faktor paling signifikan berpengaruh terhadap return pada periode sebelum krisis, selama krisis dan periode gabungan masing-masing EPR(0.0008,**), PBV(-0.032,***) dan BETA (0.068,1'11. Variabel DER merupakan faktor paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan selama periode observasi. Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan bahwa diantara faktor lainnya variabel DER paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap R. Ditemukan ada indikasi multikolinier antara variabel EPR dan Ln. ME. Maka dibentuk model regresi dengan mengeluarkan variabel DER dan Ln. ME hasilnya adalah terjadi model regresi yang signifikan secara partial dan keseluruhan pada periode sebelum, selama dan gabungan dengan nilai Fmasing -masing 2.323*, 23.65*** dan 11.x88***
Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan faktor -faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***], Ln. ME {*) dan PBV(*). Uji perbedaan pengaruh dengan uji dummy secara berganda ditemukan faktor - faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***} dan PBV(**).
Hasil penelitian setelah outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan diantara faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV LEV. dan BEJME, faktor yang pal signifikan berpengaruh terhadap R pada periode sebelum krisis adalah BETA (*) dan EPR(*). Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan tidak satupun variabel tersebut berpengaruh dan tidak signifikan terhada R.
Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan hanya faktor BETA yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis. Dan secara berganda ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV sebelum dan selama krisis, kecuali PBV. Sedang ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, EPR, LN. ME, LEV. dan BE/ME hasilnya adalah hanya variabel EPR signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis terhadap R .
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada faktor lain selain BETA yang selalu konsisten dan signifikan mempengaruhi return saham di BEJ yaitu EPR. Pengaruh kedua faktor terhadap return ini adalah signifikan berbeda antara periode sebelum dan selama krisis.
"
2000
T20565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Liestyowati
"ABSTRACT
PT Askrindo adalah perusahaan asuransi kerugian dengan produk
utamanya asuransi kredit dan mempunyai beberapa produk pendukung yaitu
surety & custom bond, asuransi kredit perdagangan, penjaminan L/C dan
reasuransi.
Bisnis asuransi kredit mengalami penurunan sejak tahun 1991 dan
menurun drastis pada tahun 1994. Penurunan tersebut dikarenakan bank
sudah tidak lagi diwajibkan oleh pemerintah untuk mempertanggungkan
sebagian besar realisasi kredit programnya. Kontribusi penerimaan premi
selama 2 tahun terakhir ini juga masih mengalami penurunan, dan hanya
sebagian kecil jenis produk yang potensial menghasilkan premi yaitu
sebagian kecil asuransi kredit program, surety & custom bond dan
reasuransi.
Karya Akhir ini akan membahas bagaimana perusahaan dapat
meningkatkan pendapatan preminya melalui strategi bersaing pada produk
yang saat ini menunjukkan peningkatan yang potensial, yaitu Surety &
Custom Bond.
Produk ini baru dikembangkan tahun 1996 dan mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan asuransi kredit, dimana dalam industri
surety & custom bond persaingan harga & pelayanan yang memuaskan
adalah hal yang sangat penting.
Kondisi eksternal saat ini cukup mendukung perusahaan untuk lebih
meningkatkan performance bisnis ini. Berkurangnya kemampuan sejumlah
pesaing karena terkena dampak krisis ekonomi dan adanya kekuatan
internal perusahaan, tetah membuka peluang besar bagi perusahaan untuk
lebih memperkuat posisinya dalam industri ini.
Tetapi dalam operasionalnya, bisnis ini masih mengalami hambatan
karena kondisi internal perusahaan. Pola kerja produk lama yaitu asuransi
kredit masih sangat mempengaruhi operasional bisnis surety & custom
bond. Sebagian besar fungsi perusahaan masih berorientasi birokrasi dan
belum memahami karakteristik persaingan bisnis surety & custom bond,
sehingga proses operasional bisnis ini banyak mengalami hambatan.
"Dengan menganalisa lebih jauh tentang faktor internal perusahaan
melalui pendekatan teori the resources based model of above average return
dan menganalisa faktor eksternal perusahaan, maka dapat dipahami bahwa
perusahaan mempunyai beberapa kompetensi inti yang memenuhi 4 kriteria
utama untuk dapat digunakan sebagai daya saing yang unggul dan
berkelanjutan ( sustanaible competitive advantage) dalam industri surety &
custom bond.
Kompetensi inti tersebut adalah kemampuan melakukan analisa
pertanggungan kredit dan penjaminan yang unik dan kuat, kemampuan
menjalin hubungan bisnis yang unik dengan pelanggan dalam jangka
panjang, kemampuan melaksanakan pembedaan produk pada bisnis
penjaminan.
Beberapa elemen-elemen kompetensi tersebut berasal dari
pengalaman dan kemampuan perusahaan dalam menjalankan bisnis asuransi
kredit. Sedangkan pembedaan produk merupakan kompetensi inti yang ada
pada produk surety & custom bond. Perusahaan dapat memanfaatkan dan
mengkombinasikannya beberapa kompetensi inti untuk pengembangan
produk surety & custom bond yang lebih maksimal.
Agar kompetensi inti tersebut dapat dijadikan sebagai sumber daya
saing yang unggul & berkelanjutan, maka perusahaan harus dapat
mengeksploitasi dan mengkonsentrasikan fungsi-fungsi internal perusahaan untuk mengelola kompetensi inti tersebut. Dengan menerapkan teori the
value chain analysis dan teori membangun daya saing melalui strategi
fungsional (building competitive advantage through functional/eve/ strategy),
diharapkan usaha perusahaan dalam membangun keunggulan bersaing
dalam bisnis surety & custom bond dapat tercapai.
Internal organisasi yang memerlukan perubahan dalam metode dan
budaya kerjanya diharapkan dapat diatasi dengan pemahaman yang
mendalam akan perannya & kerjasama yang kuat oleh fungsi-fungsi yang
melaksanakan kegiatan utama, dimana fungsi-fungsi tersebut adalah berbeda
dengan fungsi-fungsi utama pada bisnis asuransi kredit.
Untuk lebih mengefektifkan pola kerjasama antar fungsi, maka
perusahaan harus menanamkan dan menerapkan kepada fungsi-fungsi
inernalnya akan pentingnya pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan
yang tinggi, pelaksanaan inovasi yang tinggi dan meningkatkan kualitas kerja
serta produk secara maksimal. Semua fungsi diharapkan dapat memahami
pentingnya manajemen strategik serta melaksanakan koordinasi kerja yang
saling mendukung dengan tujuan mendapatkan pendapatan diatas rata-rata,
dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan semaksimal
mungkin.
Diharapkan operasional bisnis surety & custom bond perusahaan
dapat lebih unggul dari pesaing dan bahkan dapat menjadi acuan pola kerja
operasional produk lain. Dengan melakukan manajemen strategik terhadap
kekuatan internal maka perusahaan diharapkan mampu menghadapi
dinamika persaingan & perubahan lingkungan eksternal dengan cepat.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library