Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lili Romli
"Tesis ini membahas tenlang kebangkitan kembali partai politik Islam cra
reformasi kaitannya ciengan perjuangan Piagam Jakarta. Pada era reformasi ini ternyata
partai politik Islam yang lahir iernyata cukup banyak, 42 parlni politik. Dari jumlah
tersebut, yang ikut Pemilu |999 lmnya I7 parlai politik. Bnnyaknya parlai-panai polilik
Islam tersebut sudah barang teniu melahirkan fragmentasi. Fragementasi juga lerjadi
penggunaan asas, di-mana ada partai Islam yang menggunakan asas Islam, asas Pancasila,
dan asas Islam dan Pancasila.
Ada empat faktor yang menyebabkan bangkitnya kembali partai politik Islam
dalam era reformasi ini. Keempat faktor itu terdiri dari faktor teologis, falctor sosiologis,
faktor historis, dan faktor momentum reformasi yang melahirkan kcbebasan untuk
I`l`lCl`!dil'ik2lD partai polilil-:_
Secara ideologis, partai-partai politik Islam yang ada pada era reformasi ini
terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok tradisionalis, modemis, dan fundamentalis.
Kelornpok tradisonalis, antara lain, terdiri dari Partai Kcbangkitan Umat (PKU) dan
Partai po|itik Panal NaEElatu|'Umat (PNU). K?lompok modernis, antara lain, tcrcliri dari Partai Bulan
Bintang (PBB), Panai Pcrsaluaan Pembangunan (PPP), Partai Umat Islam (PUI), dan
Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII). Sedangkan kelompok fundamentalis adalah Padai
Keudi1an(1ยป1<). ` ~
Partai-partai poliiik Islam tcrscbut, tcmyata dalam Sidang Tahunan MPR 2000,
yang mcmbahas Amandemen Kcdua UUD l945, berusaha mcmpcrjuangkan kembali
Piagam Jakarta masuk dalam UUD 1945, khususnya Pasal 29. Namun, teruyata, yang
memperjuangkan kembali Piagam Jakarta di MPR hanya dua partai politik Islam saja,
yaitu PPP dan PBB. Sedangkan partai politik Islam iainnya yang ada di MPR tidak
mendulumg.
Sclain itu, ormas-ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah scrta lokoh-tokoh
Islam juga tidak mcmbcrikan dukungan terhadap perjuangan PPP dan PBB lersebul.
Bahkan mcrcka mcnemangnya. Dengan demikian, tantangan perjuangan PPP dan PBB
bukan hanya dari kalangan Kristen dan Nasionalis sekuler, tetapi juga dari kalangan
Islam scndiri.
Dengan adanya perjuangan PPP dan PBB untuk memperjuangkan kembali
Piagam Jakarta masuk dalam UUD 1945, mcskipun tidak mendapat dukungan yang kuat,
menunjukkan bahwa persoalan hubungan agama dan negara di Indonesia belum selesai.
Dengan demikian perlu kiranya dicari solusi yang tcpat sehingga persoalan itu tidak
selalu muncul setiap ada momentum perubahan tcrhadap konstitusi."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Romli
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006
297.272 LIL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Romli
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
320.8 LIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Romli
"Ada tiga dasar negara yang diusulkan dalam konstituante, yaitu 1 usul dasar negara Islam, 2 usul dasar negara Pan 3 usul dasar negara Sosial-Dkonomi. Dari ketiga usul dasar negara itu, usul dasar negara siamlah yang menjacasila, dan di fokus pembahasan sktipsi ini. Tidak diterimanya Islam sebagai dasar negara dalam si 3PUPEI dang di tahun 1345 tidak menyurutkan semangat golongan nasionalis Islami untuk memperjuangkan kembali.Sejak saat itu sampai paling tidak tahun 1959, tegaknya negara berdasarkan Islam di Indonesia merupakan cita cita perjuangan mereka. Untuk itu sekalipun hasil pemilihan umum 1955, partai partai politik Islam tidak memperoleh kemenangan tetapi dasar negara islam tetap diusulkan dalam Konstituante. Akan tetapi suatu kenyataan yang dihadapi adalah usul dasar negara Islam tersebut ditolak dan diperdebatkan oleh para anggoua Konstituante. Ada tiga variabel yang mempengaruhi diperdebatkannya dasar negara Islam tersebut dalam Konstituante. lertama, polarisasi umat Islam Indonesia. Dengan terpolarisasinya umat Islam Indonesia dalam nasionalis Islami dan nasionalis sekuler mengakibatkan dasar negara Isian diperdebatkan. Ilal ini karena golongan nasionalis sekuler tidak menyetujui negara Indoenesia berdasarkan Islam. Kedua, banyaknya aliran aliran politik dalam Konstituante. Ada lima aliran politik yang mewarnai kehidupan politik Indonesia, yaitu Islam, nasionalis radikal, komunis, sosialis demokrat, dan tradisionalis Jawa. Dari lima aliran politik itu, empat aliran politik nasionalis radikal, komunis, sosialis demokrat, dan tradisionalis Jawa menolak negara berdasarkan Islam. Ketiga, adan3ra peranan Presiden Soekarno yang mempengaruhi massa agar menolak negara berdasarkan Islam. Intervensi presiden Soekarno tersebut ternyata berpengaruh terhadap para anggota Konstituante."
1990
S5566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library