Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Astuti
"Efek obat dalam tubuh ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain adalah kedapat-an hayatinya di dalam jaringan atau
cairan tubuh. Obat dsngan dosis yang sama dapat berbeda
kedapatan hayatinya, tergantung dari cara formulasinya, serta
faktor farmakokinetik individunya, Untuk mendapatkan data
kedapatan hayati suatu obat perlu ditetapkan . kadar obat
tersebut dalam darah pada waktu-waktu tertentu.
Dalgim cairan biologis, . obat selalu bersama-sama dengan
metabolitnya. Struktur kimia metabolit obat pada umumnya hampir
sama dengan struktur kimia obat dalam bentuk utuh, sehingga
sering mengganggu prosedur penetapannya. Untuk itu diperlukeih
metode analisa yang mempunyai kepekaan dan kekhususan yang
tinggi. Metode yang sekarang banyak dipakai adalah metode
Kromatografi Cair Penampilan Tinggt (KCPT).
Spiramisin termasuk golongan antibiotik yang penggunaannya
dapat menyelamatkan penderita dari infeksi oleh bakteri. Karena
itu diperlukan dosis obat yang tepat dan efektif. Sehingga
pemeriksaan kedapatan hayaiti spiramisin sangat diperlukan. Sebagai
langkah awal untuk menentukan kedapatan hayati, terlebih
dahulu dilakukan pengembangan kadar spiramisin dalam serum.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang spesifik
dan akurat pada penetapan kadar spiramisin dalam serum.
Metode yang dikembangkan merupakan metode dari Dow. J dkk
yang dimodifikasikan sebagai berikut:
A
Sampel serum (2 ml) setelah ditambahkan spiramisin-2 sebagai standar dalam, diekstraksi dengan campuran pelarut kloroform :
isopropanol (1:1) dalam suasana basa. Hasil ekstraksi
dikeringkan diabas penangas air pada suhu 40°C dengan dialiri
gas Nitrogen hingga kering, lalu dilarutkan kembali dalam
campuran eluen asetonitril : larutan 0,1 M Kalium dihidrogen
fosfat (7:23) dan disuntikan langsung ke kolom analitik dengan
menggunakan detektor UV, dilengkapi dengan integrator
komputerisasi.
Kecermatan metode pengukuram kadar spiramisin dinyatakan
dalam koefisien variasi (CV) dalam sehari adalah 0,89 - 17,24 %
dan CV yang diukur dari hari kehari adalah 8,53 - 20,00 % ,
Ketepatan metode pengukuran kadar spiramisin dalam serum
dinyatakan dalam d dalam sehari adalah 0,75 - 26,80 % dan d
yang diukur dari hari kehari adalah 2,70 - 27,00 % . Metode ini
linier untuk kisaran kadar 0,25 - 2,00 mcg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Astuti
"Penelitian ini membahas masalah penjadwalan job shop pada suatu perusahaan. Pada sistem ini akan dihasilkan sejumlah produk dalam beberapa jenis dengan rute yang dapat berbeda satu sama lain. Penjadwalan produksi merupakan suatu permasalahan yang kompleks sehingga dibutuhkan metode yang tepat untuk mendapatkan solusi yang optimal untuk masalah ini. Metode penelitian yang digunakan adalah salah satu dari metode meta-heuristik, yaitu algoritma differential evolution (DE). Prinsip algoritma DE sesuai dengan analogi evolusi biologi, yaitu terdiri dari proses inisialisasi populasi, proses mutasi, proses pindah silang, dan proses seleksi. Algoritma ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu konsepnya sederhana, mudah diaplikasikan, cepat dalam menghasilkan solusi, dan tangguh. Fungsi tujuan dari permasalahan ini ialah meminimumkan total biaya keterlambatan seluruh job. Penjadwalan yang diperoleh melalui algoritma differential evolution menghasilkan total biaya keterlambatan seluruh job sebesar 28395 menit, sedangkan jadwal perusahaan menghasilkan 33190 menit. Jadi, usulan jadwal menghasilkan penurunan total biaya keterlambatan sebesar 14,45% dibandingkan jadwal perusahaan. Selain itu; jumlah job yang terlambat, total keterlambatan, dan total waktu penyelesaian seluruh job juga mengalami penurunan; yaitu secara berurutan sebesar 11,11%; 11,47%; dan 0,1%.

This research presents job shop scheduling at a company. This system yields large amount of different products with some different manufacture processes. Production scheduling is a complex problem so that appropriated method to produces the optimal solution of it is needed. Method of this research is one of metaheuristic algorithms, differential evolution (DE) algorithm. The principle of DE algorithm is based on analogy of biological evolution that consists of population initiation process, mutation process, crossover process, and selection process. This algorithm has some strengths because of its simply structure, ease to use, speed, and robustness. The objective function in this problem is to minimize total of tardiness costs of all jobs. The schedule that is obtained from differential evolution algorithm produces total of tardiness costs of 28395 minutes, meanwhile the schedule of company produces 33190 minutes. Thus, new schedule produces reduction of total of tardiness costs about 14.45% compared with schedule of company. Moreover, the number of tardy jobs, total of tardiness, and makespan also show reduction about 11.11%, 11.47%, and 0.1% respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library