Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Rahmah Yuliati
Abstrak :
Pasar di dunia pendidikan yang diadakan oleh pemerintah dan masyarakat pada saat ini berkembang pesat sehingga persaingan di dalam dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan tinggi, akan menjadi demikian ketat. Dari seluruh PTN dan PTS di Indonesia, ada yang sama dalam memiliki jurusan/program studi. Dengan dibentuknya Badan Akreditasi Nasional Peruruan Tinggi (BAN-PT), maka persaingan antar jurusan/program studi di suatu perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitasnya akan semakin tajam. Hal ini disebabkan hasil penilaian BAN-PT akan menjadi rujukan bagi calon mahasiswa dalam memilih Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, keunggulan bersaing perlu dicapai untuk menjaga keberadaan organisasi dengan cara pencapaian nilai pelanggan yang berkelanjutan (suistanable customer value). Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun bertindak sebaliknya. Dalam hal ini, menjadi tugas pemasaran untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam pendidikan tinggi, orientasi terhadap salah satu pelanggan yaitu mahasiswa dapat dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak mcmpengaruhi misi dan tujuan pendidikan. Oleh karena ilu, IISIP Jakarta berusaha untuk mengerti dan memahami perilaku konsumennya, di antaranya mengenai preferensi mahasiswa terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkannya dalam memilih perguruan tinggi. Di dalam pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi, kumpulan pilihan (evoket set atau consideration set) konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih perguruan tinggi dibatasi 7 faktor saja, yaitu: (1) Jurusan/program studi yang tersedia (Alma, 1992: 330; James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 19; Kansil dan Kansil, 1997: 22-25 ; PC-based software by the College Board, title The College Explorer, dalam Kotler dan Fox, 1995: 270; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 13-14); (2) Biaya (Alma, 1992: 330; Kusumawardi, 2001: 95; Kansil dan Kansil, 1997: 20-22; Kotler dan Fox, 1995: 255 PC-based soflware by the College Board lille The College Explorer, dalam Kotler dan Fox, 1995: 270; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 13-14); (3) Kualitas akademik (Alma, 1992: 330; James, Baldwin dan Molnnis, 1999: 22; Kusumawardi , 2001: 95; Kotler dan Fox, 1995: 255; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 12-l6),; (4) Fasilitas (Kusumawardi, 2001: 95; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 16; Kotler dan Fox, 1995: 342-344); (5) Lokasi (Alma, 1992: 330; James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 25; Kusumawardi, 2001: 95; Kotler dan Fox, 1995: 255; PC-based software by the College Board, title The College Explorer, dalam Kotler dan Fox, 1995: 270); (6) Reputasi (James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 25; Kusumawardi, 2001: 95; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 16); (7) Kehidupan sosial (Kotler dan Fox, 1995 : 255; James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 57). Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: ?Apakah ketujuh faktor yang terdiri dari: jurusan/program studi yang tersedia, biaya, kualitas akademik, fasilitas, lokasi, reputasi, dan kehidupan sosial mempengaruhi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi?. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: ?Ada tujuh faktor yang mempengaruhi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi". Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ketujuh faktor yang terdiri dari faktor jurusan/program studi yang tersedia, biaya, kualitas akademik, fasilitas, lokasi, reputasi, dan kehidupan sosial mempengaruhi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner berskala Likert 1-5. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan atau organisasi yaitu IISIP Jakarta, dan peraturan-peraturan yang terkait dengan industri pendidikan. Penelitian ini bersifat eksplorasi (explorarory studies), maka item-item pemyataan yang dikembangkan dari literatur harus diujicobakan terlebih dahulu. Untuk itu, sudah dilaksanakan pre rest dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa IISIP Jakarta pada tanggal 29 Mei 2003 dan 31 Mei 2003 untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliable. Selanjutnya, dilakukan penyebaran kuesioner untuk penelitian sesungguhnya pada tanggal 30 Juni - 5 Juli 2003. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa IISIP Jakarta angkatan 2002 yang terdaftar pada semester genap 2002/2003 sebanyak 250 orang untuk ketujuh jurusan yang ada di IISIP Jakarta. Pengambilan sampel menggunakan sampel random probabilitas (probability random sampling) dengan teknik sampel random stratifikasi proportional (proportional stratified random sampling). Metode pengolahan data yang digunakan ada dua tahap, yaitu: (1) tahap uji validitas dan reliabilitas, dan (2) tahap analisis faktor. Setelah dilakukan analisis validitas dan reliabilitas, dari lima puluh item pernyataan ternyata ada tiga puluh tiga item pemyataan yang valid dan reliable yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian. Tahap ini merupakan prasyarat agar tahap analisis faktor dapat dilakukan. Selanjutnya, pada tahap analisis faktor, diagram scree-plot mengindikasikan bahwa ke tiga puluh tiga item tersebut membentuk tiga faktor baru yang merupakan komposit dari tujuh faktor awal. Ketiga buah faktor tersebut diberi nama menjadi faktor: selektifitas, reputasi, dan perceived quality.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rahmah Yuliati
Abstrak :
Kinerja PT, tidak terkecuali PTS sangat dipengaruhi oleh gaya pemimpin PT yang bersangkutan. Pemetaan tipe kepemimpinan pemimpin 100 PTS di DKI Jakarta yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini, dengan indikator kepemimpinan yang ideal untuk menghadapi perubahan di era globalisasi menunjukkan bahwa sebagian besar 98 pemimpin PTS di DKI Jakarta masuk dalam kategori tipe kepemimpinan transformasional, sementara 2 sisanya masuk dalam kategori tipe kepemimpinan transaksional. Namun apabila dicermati secara lebih detil nilai yang dimiliki oleh 2 pemimpin PTS yang masuk dalam kategori tipe kepemimpinan transaksional tersebut mendekati nilai untuk tipe kepemimpinan transformasional. Dengan demikian, maka secara umum dapat dikatakan bahwa 100 pemimpin PTS di DKI Jakarta memiliki tipe kepemimpinan transformasional. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh peran Kepemimpinan Transformasional dalam membangun Code of Conduct, Best Practice, dan Kinerja dalam mewujudkan Good University Governance PTS di DKI Jakarta. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1 menganalisis pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Code of Conduct; 2 menganalisis pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Best Practice; 3 menganalisis pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja; 4 menganalisis pengaruh Code of Conduct terhadap Best Practice; 5 menganalisis pengaruh Code of Conduct terhadap Kinerja; dan 6 menganalisis pengaruh Best Practice terhadap Kinerja. Hasil analisis menggunakan metode Structural Equation Model SEM menunjukkan bahwa 1 Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif sebesar 0,5 terhadap terbentuknya Code of Conduct; 2 Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif sebesar 0,36 terhadap terbentuknya Best Practice; 3 Kepemimpinan Transformasional tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja, namun berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui Best Practice; 4 Code of Conduct berpengaruh positif sebesar 0,67 terhadap terbentuknya Best Practice; 5 Code of Conduct tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja, namun berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui Best Practice; dan 6 Best Practice berpengaruh positif sebesar 0,76 terhadap Kinerja. Code of Conduct tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karena di negara berkembang Code of Conduct sangat ditentukan oleh budaya lokal, merupakan sesuatu yang baru bagi PTS, dan untuk implementasinya perlu adanya contoh melalui Best Practice. Kata kunci: kepemimpinan transformational, code of conduct, best practice, kinerja PTS, good university governance.
The performance of Higer Education HE , not least the private ones, is strongly influenced by the style of leadership of the relevant HE. The mapping of leadership types of 100 university leaders in DKI Jakarta is taken as samples in this study, with the ideal leadership indicators to encounter changes in the globalization era showing that most private university leaders in DKI Jakarta 98 fall into the category of transformational leadership type. The remaining 2 falls into the category of transactional leadership type. However, more detailedly examined, the value owned by the 2 of Private Higher Education PHE leaders who fall into the category of transactional leadership type is close to the value for the type of transformational leadership. It can therefore generally be said that 100 private university leaders in DKI Jakarta have a transformational leadership type. The issues raised in this study are focused on the influence of Transformational Leadership in building Code of Conduct, Best Practice, and Performance in achieving Good University Governance of PHEs in DKI Jakarta. The purpose of this research is to analyze 1 the influence of Transformational Leadership on Code of Conduct 2 the influence of Transformational Leadership on Best Practice 3 the influence of Transformational Leadership on Performance 4 the effect of Code of Conduct on Best Practice 5 the effect of Code of Conduct on Performance and 6 the influence of Best Practice on Performance. The result of the analysis using Structural Equation Model SEM method show that 1 Transformational Leadership had positive effect of 0.5 on the formation of Code of Conduct 2 Transformational leadership has a positive effect of 0.36 on the formation of Best Practice 3 Transformational leadership does not directly affect performance, yet indirectly affects it through Best Practice 4 Code of Conduct has a positive effect of 0.67 on the formation of Best Practice 5 The Code of Conduct has no direct effect on Performance, yet indirectly affects it through Best Practice and 6 Best Practice has a positive effect of 0.76 on Performance. The Code of Conduct does not directly affect performance since in the developing countries Code of Conduct is strongly determined by local culture.It is something new for the PHEs, and for its implementation, they need an example through Best Practice. Keywords Transformational Leadership, Code of Conduct, Best Practice, Performance of Private Higher Education, Good University Governance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
D2343
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library