Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lindawati
"Menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran pada sistem pelayanan kesehatan dan perkembangannya pada masa yang akan datang, terutama dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 2003 serta disusul dengan World Trade Organization (WTO) tahun 2010 dan 2020, pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standard global. Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan dalam menyonsong era globalisasi maka Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan harus dapat mengantisipasi dan mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi dengan pelayanan kesehatan lainnya. Untuk itu Puskesmas perlu menyusun suatu rencana strategik.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan Rencana strategis Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan dalam kurun waktu 5 tahun antara tahun 2003 - 2007. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Operasional, analisis dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis strategik dengan pendekatan kualitatif.
Dari hasil penelitian, faktor eksternal yang berpengaruh terhadap penyusunan rencana strategik adalah faktor peluang: demografi, Kebijakan, Pelanggan, Pemasok, Geografi dan sosial/pendidikan, dan faktor ancaman adalah ekonomi, Pesaing, teknologi dan epidemiologi. Faktor Internal yang berpengaruh adalah faktor kekuatan: fasilitas fisik dan faktor kelemahan adalah SDM, pemasaran, keuangan, sistem informasi, sistem manajemen dan produk layanan.
Dengan memakai matriks IFE dan EFE pada tahap Input, tahap Marching dengan matriks IE dan SPACE serta tahap Decision dengan QSPM maka dapat ditentukan Posisi Puskesmas berada pada posisi bersaing dengan alternatif strateginya adalah Pengembangan Produk dan Penetrasi Pasar.
Adapun rekomendasi yang disarankan untuk Pengembangan Produk adalah Pengadaan pelayanan Rumah Bersalin dan Penetrasi Pasar dengan melakukan promosi Puskesmas kepada masyarakat. Dengan mengimplementasikan strategi terpilih ke dalam program-program yang tepat diharapkan Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan akan dapat lebih berkembang dan dapat mencapai misi dan visinya.

Strategic Planning Grogol Petamburan Public Health Center Jakarta Facing healthy problem, the improvement of knowledge and science, change on healthy service system and its increasing in the future, chiefly with The ASEAN Free Trade Area (AFTA) acceptance which on going in 2003 and will be followed by The World Trade Organization (WTO) in 2010 and 2020, public services to be insisted capable giving professional service based on global standard. As a developing of in hearth service sector in facing globalization era, Grogol Petamburan public health center have to anticipate and get ready itself to be capable in competing with another health services. So it need public health center strategic planning.
This research conducted to analyze many factors that gave impact on public health center strategy. This research use operational research method with descriptive analyze and strategic analyze.
The research is concluded that external factor which gave impact to public health center strategy, the Opportunities are: demography, regulation, customer, vendor, geography and social/education. The Threats are: economic, competitive, technology and epidemiology. Internal factor which gave impact, the Strengths are: physical facility and the Weakness are: human resources, marketing, information system, management system and services product.
This research using IFE and EFE Matrix in the Input stage, the matching stage using IE Matrix and SPACE Matrix and finally the decision stage using QSP Matrix. There are potential external and internal factor that have to be follow with chosen strategy. The chosen strategy that appropriately to be applied is Competitive strategy.
As an alternative there is appropriate strategy that stated as market penetration and product development. Recommendation for product development is Birth Place and market penetration is Public Health Center Promotion. By implementing chosen strategy into the right program it is hoped that Grogol Petamburan public health center will be more developed and could reach its mission and vision."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Dalam suatu bahasa, ujaran tanya jawab menduduki fungsi yang sangat penting. Dalam pertuturan sehari-hari, seperti di kelas, di ruang sidang, atau di tempat-tempat umum, peristiwa komunikasi sering terjadi dalam bentuk tanya jawab. Pandangan ini merupakan hal yang universal pada bahasa di dunia. Akan tetapi, Cara mengungkapkan pertanyaan atau jawaban berbeda pada satu bahasa dengan bahasa yang lainnya.
Ujaran jawaban merupakan suatu cara untuk merespon pertanyaan dalam bentuk verbal. Di samping dengan cara verbal, sebuah pertanyaan dapat juga direspons dengan gerakan tubuh, seperti mengangguk, menggeleng, dan mengangkat bahu.
Dalam bahasa Indonesia, pemakaian ujaran tanya tidak hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui atau sesuatu yang tidak pasti, tetapi sering juga digunakan sebagai ujaran untuk memerintah, mengajak, dan meyakinkan seseorang.
Pentingnya masalah tanya jawab dalam suatu bahasa terlihat dari kajian kebahasaan yang sering membicarakan masalah tanya jawab Goffman <1981:.5>, menyatakan bahwa orang berkomunikasi sehari-hari pada umumnya terjadi dalam bentuk tanya jawab. Tanya jawab merupakan ujaran yang terjadi pada waktu yang berbeda, tetapi dalam satu rangkaian yang tidak terputus. Isi dari suatu pertanyaan bergantung pada apa yang dibicarakan, sedangkan isi jawaban tergantung pada pertanyaan yang mendahuluinya.
Di samping itu, Goffman juga menjelaskan bahwa dalam percakapan paling sedikit terdapat sepasang ujaran, yaitu ujaran pertanyaan dan jawaban yang diujarkan oleb dua orang dalam waktu relatif berbeda. Bagian pertama disebut dengan ujaran pertanyaan dan bagian yang diujarkan setelah pertanyaan disebut dengan ujaran jawaban. Isi atau makna dari pertanyaan ataupun jawaban sangat tergantung pada makna kata yang membentuk pertanyaan atau, jawaban itu.
Dalam Bahasa Indonesia, masalah tanya jawab juga sudah mendapat perhatian dari peneliti. Kridalaksana (1985.78), menjelaskan bahwa jawaban mempunyai hubungan yang bersifat menggantikan sesuatu yang tidak diketahui penanya atau mengukuhkan apa yang diketahui penanya. Apa yang diketahui dan apa yang ingin diketahui disebutnya anteseden. Anteseden ini selamanya berada di luar pertanyaan, dan baru diketahui setelah adanya jawaban?."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Nowadays, many children in developing countries are suffering from micro nutrient deficiencies (Lartey et at., 2000b; Zhao et al., 1998; van Stuijvenberg et al, 1999; Sempertegui et at, 1995). And the most prevalent ones are VAD (Vitamin A Deficiency), IDA (Iron Deficiency Anemia), IDD (Iodine Deficiency Disorder), and lately is zinc deficiency (Sandstead, 1991).
The causes of micro nutrient deficiencies are varied and include inadequate dietary intakes (Robert et al, 2000), repeated infections (Khanum et al, 1998) and poor bioavailability from foods due to the presence of inhibitors or inadequate intake of dietary enhancers (Berdanier, 1998; Lunnerdal, 2000; de Pee et al, 1998; Donnen et al, 1996; Lartey et al, 2000a).
Due to the roles of micronutrients in metabolic process, immune competence and taste acuity (Golden, 1995), previous findings showed that micronutrient deficiencies might impaired growth (Allen, 1994b; Rosado, 1999; Krieger et al, 1986; Simondon et al, 1996; Hambidge, 2000; Golden & Golden, 1981) and immune system (Black, 1998; Khanum et al, 1998; Semba et al, 1993). The reversibility of impairments caused by micronutrient deficiencies depends on the severity, duration, and stage of development. In some cases, micronutrient supplementation can correct the impairment right after a certain period of supplementation.
Ninh et al (1996) stated that zinc deficiency among nutritionally deprived children may limit growth because the growth stimulating effects of zinc might be mediated through changes in circulating insulin-like growth factor (IGF). And after 5 months supplementation with daily-10 mg zinc, weight and height of growth-retarded children in supplemented group significantly increased compared to those of placebo group. In Uganda, zinc supplementation had a short-term effect (within 3 months) on weight gain and MUAC increment only among children from the school with the highest socioeconomic status (Kikafunda et al, 1998). Clinical vitamin A deficiency has been associated with poor child growth (Tarwotjo et al, 1992). Study in Zaire among moderately malnourished preschoolers found that high dose vitamin A supplementation (60 mg of oily solution of retinal palmitate, 30 mg if aged <12 months) increased MUAC and weight significantly compared to control group although without deforming at baseline (Donnen et al, 1998). In Indonesia, the intervention using vitamin A-monosodium glutamate did not merely result on increment of serum vitamin A level, but it also increased the linear growth of supplemented children compared to children in control group at every age (Muhilal et al, 1988). Similar with zinc and vitamin A, iron deficiency may also lead to slowing of growth in regarding to the increment of iron demands during periods of rapid growth and the adverse effects of morbidity.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T4050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan faktor internal dan eksteruid responden dengan persepsi perawat pelaksana tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analis yang bersifat cross sectional. Uji kai-kuadrat digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal responden dengan persepsi perawat pelaksama tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial. Uji regresi logistik digunakan untuk melihat variabel independen mana yang paling berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial. Sampel penelitian berjumlah 204 orang dan 359 orang perawat pelaksana yang bertugas di 15 ruang rawat inap. Sampel diambil secara acak dan besarnya sampel tiap ruangan ditentukan secara proporsional.
Instrumen. Instrumen dikembangkan dari teori manajemen keperawatan dan teori pencegahan infeksi nosokomial untuk mengukur pelaksanaan supervisi kepala ruangan, penggunaan sarana pencegahan infeksi nosokomial, dan pelaksanaan upaya pencegahan infeksi nosokomial oleh perawat pelaksana. Sedangkan untuk mengukur pengetahuan tentang SOP infeksi nosokomial digunakan pertanyaan dengan pilihan ganda. Instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil penelitian. Uji kai-kuadrat menghasilkan tiga variabel independen yang mempunyai hubungan bermnkna dengan upaya pencegahan infeksi nosokomial, yaitu supervise, sarana, dan SOP. Sedangkan variabel umur, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan tidak mempunyai hubungan bermakna Uji regresi logistik yang dilakukan menentukan bahwa variabel saran merupakan variabel yang paling berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi nosakamial.
Pembahasan. Dengan ditemukannya sarana sebagai variabel yang paling berpengaruh, maka peluang bagi perawat pelaksana dalam melaksanakan pencegahan infeksi nosokomial adalah lima kali lebih baik dibanding yang tidak menggunakan.
Rekomeadasi. Pihak manajemen pelayanan keperawatan rumah sakit agar meningkatkan kesadaran dan kepatuhan perawat dalam menggunakan saran yang ada, sehingga angka kejadian infeksi di rumah sakit dapat ditekan.

The purpose of the research is to obtain information about the nurses' ward perceptions related to the prevention?s effort of nosocomial infection, in the Pertamina Hospital and how it relates to the nurse?s internal and external factors.
The hypothesis, which had been proved in this study, was the correlation between the internal and external factors of the nurses with the prevention's effort of nosocomial infection.
The methodology was descriptive correlation with cross sectional data collection. Chi Square was used to analysis the correlation between the independent with dependent variables and the logistic regression will select what was the strong independent variables relates to the nurse?s staff perceptions of the prevention?s effort of nosocomial infection. The population and sample were the nurses in 15 wards with 204 unit sample who were selected by random.
The instrument was developed into questioners based on management theories to measure the ward manager?s supervising activities, the utility of equipment and facilities, the nosocomial infection prevention activities of the nurses. The nosocomial infection theories to measure the standard operation procedure (SOP) knowledge of the nurses. It was developed into multiple-choice questioners. The instrument has been tested for the validity and reliability.
The Result of the research Chi square test result three variables which have had correlation with the efforts of the prevention of the nosocomial infection : supervision, equipment and facilities, and the standard operating procedure. The variables such as age, education experiences and training had no correlation with it. The logistic regression test determines the equipment and facility is the strong variable, which relate to the efforts of the prevention of the nosocomial infection.
Discussion. Based on result, equipment and facilities were the most significant variable it offers the opportunity of the nurses who work in the wards to prevent the nosocomial infection five times more than muses who did not use it.
Recommendation: The nursing care manager in hospital should promote the awareness and obeyness of nurses to use the available facilities to reduce the incident of nosocomial infection. So that the quality of nursing care can be increased.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T4017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindawati
"Kepemimpinan yang baik merupakan faktor yang sangat mcnentukan untuk keberhasilan suatu organisasi, termasuk organisasi puskesmas. Sebagai pimpinan organisasi pelayanan kesehatan masyarakat, kepala puskesmas dituntut memiliki kepemimpinan yang baik dalam pelaksanaan rnanajemcn puskcsmas. Untuk mencapai kcberhasilan tujuan tim keqia, temmasuk pencapaian program- program puskesmas. Selama ini yang terjadi, pengangkatan seorang kepala kepemimpinan ataupun kemampuan manajerialnya, sehingga tidak diketahui dengan pasti apakah kepala puskesmas tersebut mempunyai kemampuan kepemimpinan yang memadai untuk memimpin organisasi puskesmas.
Design penelitian mcrupakan penelitian analitik deskriptii denan pendckatan kros-seksional, yang dilakukan di semua puskesmas scbanyak 24 puskesmas di kota Bogor. Data dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner oleh 98 stafpuskesmas di kota Bogor pada tahun 2009. Analisa data dilakukan secara kuantitatif menggunakan analisa univariat, bivariat, dan multivariat dengan uji chi-square dan uji regresi Iogistik ganda model prediksi.
Hasil panelitian ini memperlihatkan bahwa gaya kepemimpinan dominan yang ditemui pada kepala puskesmas di kota Bogor adalah gaya supporting, hal ini menggembirakan karena sangat sesuai untuk kondisi organisasi puskesmas. Dengan tingkat kefleksibilitasan gaya kepemimpinan Heksibel dan tingkat efektifitas gaya kepemimpinan sedang. Adapun kualitas kepemimpinan sebagian besar kepala puskesmas berada pada tingkat cukup. Dari penilaian responden tentang fungsi kepemimpinan didapatkan fungsi kepemimpinan kepala puskesmas lebih banyak yang menyatakan baik. Dari hasil analisa bivariat terdapat pengaruh yang bermakna antara gaya kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan, juga terdapat pengaruh yang bermakna antara Heksibelitas gaya puskesrnas yang dinilai dan pclatihan terhadap fungsi kepemimpinan. Dari hasil analisa multivariat didapat hasii fleksibilitas gaya kepemimpinan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap fungsi kepemimpinan, dimana variabel gaya kepemimpinan, efektifitas gaya kepemimpinan, umur, masa kenja, lama kexja staf dengan kepala puskesmas yang dinilai serta pelatihan merupakan faktor konfounding.
Disarankan untuk mcmpunyai data tentang gaya kepemimpinan kepala puskesrnas dan rnembuat percncanaan yang tepat daiam pengangkatan seorang kepala puskesmas dengan melakukan peniiaian memenuhi kriteria syarat kepemimpinan. Serta mengembangkan metode-metode pelatihan kepemimpinan bagi kepala puskesmas, dengan mempertimbangkan metode pclatihan kepemimpinan Situasional.

A good leadership is a crucial factor to determine the success of an organization, that includes the organization of the Health Centers (HCS). In order to achieve the goals of the programs of the HCS, the heads are required to posses good abilities to manage t.he HCS. So far, the recruitment of the Heads of the I-ICs in Bogor has been done without considering their leadership abilities and their managerial abilities. As a result, it has been uncertain whether the heads of the HCS have sufficient skills to manage the organization.
This research was designed as an Analytical Descriptive Research with Cross Sectional Approach, that has been done in all 24 l-ICs in Bogor. The data have been collected in 2009 through answering questionnaires from 98 the staffs of the HCS in Bogor. The data have been quantitatively analyzed by Univariate, Bivariate and Multivariate analysis with Chi-square test and Multiple Logistic Regression Test Prediction Model.
The result of this research has shown that the Dominant Leadership Styles of the heads of the HCS in Bogor are the Supporting Style. This result is very much satisfying since this style is quite acceptable for the condition of the HCS with the Flexibility Level of Flexible Leadership Style and in the Etfectivity Level of Mediocre Leadership Style. Most of the chiefs of the HCS leadership qualities are in sufficient level. From the responders point of you about the functions of the leadership have been identified that the fimctions of the heads of the I-ICs are in good condition. From the Bivariate Analysis has been identified there is a meaningful impact between leadership style and leadership function and also there is a meaningful impact between the flexibility leadership style and the fimction of the leadership. In individual characteristic there is a meaningful impact among the age, the duration of working of the staffs with the heads of the HCS, who have been recruited through their abilities. From the Multivariate Analysis has been identified that flexibility leadership style is a variable that has a meaningful impact towards the leadership function where the variable of the leadership style, eifectivity leadership style, age, duration of working with the head of the HCs, who have been recmited through their abilities are the Confounding Factor.
It is advisable to have data considering about the leadership style ofthe heads of the HCS and to have a fixed plan in recruiting the heads of the HCS by recruiting by their abilities to meet the requirements of the leadership. lt is also advisable to develop the HCS leadership training methods by applying The Situational Leadership Training Method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34269
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Sri Lindawati
"Masa setelah Pakto 1988, bank jumlahnya semakin banyak sehingga bank berlomba mencari nasabah dengan meningkatkan performance bank dengan melihat peluang yang ada dan melakukan terobosan-terobosan baru serta bertindak proaktif dalam melakukan diversifikasi dan inovasi produk dan jasa. Bank BNI tidak terlepas dari kondisi tersebut dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat antar bank dalam mengembangkan bisnis ritelnya selain mempertahankan bisnis korporatnya.
Salah satu strategi yang diambil adalah menciptakan produk baru yang diberi nama BNI Phoneplus yang diluncurkan pada tanggal 19 Pebruari 1998. Tujuannya adalah untuk melengkapi produk-produk yang ada dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan penghimpunan dana murah seperti giro dan tabungan, untuk memenuhi tuntutan nasabah khususnya nasabah pada segmen kelas atas yang berpenghasilan tinggi, untuk menunjang efisiensi dan mengurangi tekanan di cabang dan meningkatkan fee based income di BNI Phoneplus.
BNI Phoneplus memiliki visi jangka pendek yaitu menjadi yang terbaik dalam layanan phonebanking selain itu visi BNI Phoneplus jangka panjang adalah mengcover 24 % transaksi cabang, karena itu perlu strategi pemasaran yang tepat untuk mengembangkan produk jasa BNI Phoneplus sehingga BNI Phoneplus dapat berkembang dan dapat bersaing.
Penulis melakukan penelitian diawali dengan mengidentifikasi posisi BNI Phoneplus dengan alat bantu expert choice yang dapat memetakan posisi bersaingnya dalam analisa GE matrix. Adapun penentuan derajat kepentingannya, penulis ini mengunakan metode Proses Hirarki Analisis (PHA). Setelah mengetahui posisi bersaingnya yaitu pada sel V, maka BNI Phoneplus dapat memilih dan menentukan strategi bersaing yang cocok dengan sumber daya di BNI Phoneplus.
Selanjutnya strategi pemasaran direncanakan dan dirumuskan sesuai dengan strategi bersaing yang dipilihnya. Berdasarkan pilihan strategi pemasaran dan posisi bersaingnya maka pilihan strategi yang tepat adalah penetrasi pasar. Dengan demikian program bauran pemasaran jasapun harus sesuai dengan pilihan strategi perusahaan.
Saran yang dajukan adalah perlu untuk melakukan penyempurnaan dalam aplikasi menjadi anggota, memperluas area layanan melalui kerjasama dengan pihak telkom, penambahan features dalam layanan produk jasa BNI Phoneplus."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlien Lindawati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanri Lindawati
"ABSTRAK
HAIs (Health-care Associated Infection) adalah infeksi yang terjadi atau yang didapat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah 48 jam atau lebih, dan bukan merupakan dampak dari tanda dan gejala infeksi sebelumnya. Meskipun dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan, HAIs masih banyak terjadi di di negara miskin dan negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran praktik menjaga kebersihan tangan pada tenaga kesehatan di RSUD Jati Padang dengan menggunakan data sekunder dari penelitian Tim PPI RSUD Jati Padang Pada Tahun 2020. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode analisis univariat dengan jumlah sampel 71 tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (92%) sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan tangan. Namun, dari sisi praktik menjaga kebersihan tangan, masih ada sekitar 31% responden yang masih kurang baik dalam praktik menjaga kebersihan tangan.

ABSTRACT
HAIs (health care-associated infections) are infections that people get from hospitals or health care facilities that occur after 48-hours of treatment. Hand hygiene practice is a simple and effective way to prevent HAIs, however, their prevalences remain high in poor and developing countries. This study aimed to describe hand hygiene practices among health workers in RSUD Jati Padang, a public hospital in South Jakarta, Indonesia. This descriptive study used secondary data from the hospital research team in 2020. A univariate analysis method was conducted with a sample of 71 health workers. The results of this study indicated that the majority of respondents (92%) already have good knowledge about hand hygiene practices. However, in terms of maintaining hand hygiene practices, there were still around 31% of respondents who were not maintaining hand hygiene practices regularly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Lindawati
"ABSTRAK
Go Private merupakan tindakan yang jarang terjadi dalam Pasar
Modal Indonesia. Perusahaan yang melakukan go private berarti
merubah status perusahaannya dari perusahaan terbuka tercatat
menjadi perusahaan tertutup kembali. Tindakan ini menyebabkan
perusahaan tidak lagi dimiliki oleh publik yang mengakibatkan
publik tidak dapat melakukan kontrol terhadap kinerja
perusahaan, selain itu perusahaan juga tidak perlu lagi untuk
melakukan prinsip keterbukaan (disclosure) yang lazimnya
dilakukan oleh perusahaan terbuka. Namun dibalik tindakan go
private yang dilakukan perusahaan, sampai saat ini belum ada
peraturan dari Bapepam yang secara khusus mengatur mengenai go
private, padahal tindakan ini sangat berpengaruh terhadap
kepentingan pemegang saham publik dan untuk sementara peraturan
yang dipakai adalah Peraturan Bapepam No. IX.F.1. tentang
Penawaran Tender disamping Surat Keputusan Bapepam lainnya.
Pemegang saham publik yang umumnya komposisi kepemilikan
sahamnya sedikit (minoritas) dalam perusahaan sehingga dengan
adanya tindakan go private ini pemegang saham publik tidak lagi
mendapatkan capital gain yang selama ini diharapkan atas
kepemilikan sahamnya dalam perusahaan. Dan perlu dicatat bahwa
tidak selamanya tindakan go private merugikan pemegang saham
publik asalkan tindakan tersebut disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) perusahaan dan diikuti oleh mekanisme
Penawaran Tender.
"
Universitas Indonesia, 2004
S24177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Lindawati
"Penelitian ini menganalisis pengaruh tingkat kompetisi bank terhadap stabilitas bank pada bank-bank komersial di negara Anggota ASEAN-5, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Observasi dilakukan terhadap 63 bank komersial di negara anggota ASEAN -5 dalam kurun waktu 2005-2014. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square, diperoleh hasil yaitu terdapat pengaruh yang positif dari tingkat kompetisi bank terhadap stabilitas bank komersial negara anggota ASEAN-5. Hasil penelitian mendukung teori competition-stability yang menunjukkan tingkat kompetisi yang tinggi terkait dengan stabilitas bank yang semakin baik.

This research analyzes the effect of bank competition on bank stability in ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Philippines) commercial banking. 63 ASEAN-5 commercial banks are observed within period 2005-2014. By using Ordinary Least Square method, this research finds that there is a positive effect of bank competition on ASEAN-5 commercial banking stability. The results of the study support the theory of competition-stability which showed that high level of bank competition is associated with a high bank stability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library