Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisani Syukriani
"Cancer patients are at risk for having drug-related problems (DRPs) as they received concentrated electrolyte. This research aims to acquire characteristic descriptions also identify DRPs and their causes among hospitalized cancer patients receiving concentrated electrolyte in Dharmais Cancer Hospital. This is a descriptive research with cross-sectional design study. Data was collected retrospectively based on patients' prescriptions and laboratory results from January to March 2020 obtained from SIMRS. The DRPs were identified via Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) V6.2 and Lexicomp® was used to assess the drug-drug interactions. The data obtained were 159 study samples. The results illustrate that the sample characteristic consisted of 52.83% women and 47.17% men. The age of the patients consisted of 6.29% 19-29 years old, 10.69% 30-39 years old, 18.87% 40-49 years old, 33.96% 50-59 years old and 30.19 % 60 years old and above. The diagnosis of cancer was 98.74% classified as malignant cancer and 1.26% benign cancer. The condition of electrolyte disorder in hospitalized cancer patients consisted of 47.17% hyponatremia, 28.3% hypokalemia, and 24.53% metabolic acidosis. The results of DRPs identification showed that 75 patients (47.17%) had DRPs and 84 patients (52.83%) did not have DRPs. Types of DRPs that occurred was the Adverse Drug Reaction (64.97%) and the Drug Effectiveness (35.03%). Causes of DRPs was consisted of Drug Selection (84.08%) and Dose Selection (15.92%). Therefore, hospitalized cancer patients receiving concentrated electrolyte are susceptible to DRPs, so the review of prescription and therapy drug monitoring needs to be done carefully to reach the target therapy and improve patient safety.
Pasien kanker berisiko mengalami masalah terkait obat (MTO) saat menggunakan elektrolit konsentrat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik dan mengidentifikasi jenis dan penyebab MTO pada pasien kanker rawat inap yang mendapat elektrolit pekat di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan resep pasien dan hasil laboratorium periode Januari-Maret 2020 yang diperoleh dari SIMRS. Identifikasi MTO menggunakan klasifikasi Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) versi 6.2 dan Lexicomp® untuk menganalisis potensi interaksi obat-obat. Data yang diperoleh sebanyak 159 sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sampel terdiri dari 54,09% perempuan dan 45,91% laki-laki. Rentang usia pasien terdiri dari 6,29% berusia 19-29 tahun, 10,69% berusia 30-39 tahun, 18,87% berusia 40-49 tahun, 33,96% berusia 50-59 tahun, dan 30,82%. berusia 60 tahun ke atas. 98,74% dari diagnosis kanker diklasifikasikan sebagai kanker ganas dan 1,26% adalah kanker jinak. Kondisi gangguan keseimbangan elektrolit pada pasien kanker rawat inap adalah hiponatremia 47,17%, hipokalemia 28,3%, dan asidosis metabolik 24,53%. Hasil identifikasi MTO menunjukkan sebanyak 75 pasien (47,17%) mengalami MTO dan 84 pasien (52,83%) tidak mengalami MTO. Jenis MTO yang terjadi adalah Reaksi Obat Tidak Diinginkan (ROTD) (64,97%) dan Masalah Efektivitas Terapi (35,03%). Penyebab MTO terdiri dari pemilihan obat (84.08%) dan pemilihan dosis (15.92%). Oleh karena itu, pasien kanker rawat inap yang mendapat elektrolit pekat cenderung mengalami MTO, sehingga penilaian resep dan pemantauan terapi obat perlu dilakukan secara cermat untuk mencapai target terapeutik dan meningkatkan keselamatan pasien."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisani Syukriani
"Manajemen logistik berperan penting dalam pengelolaan persediaan logistik di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jumlah persediaan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) berdasarkan metode MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) untuk perencanaan dan pengendalian persediaan di Unit Farmasi RSUI. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data transaksi BMHP, data harga item, dan data persediaan BMHP periode Januari-Maret 2021 yang diperoleh melalui sistem SIMRS. Data yang diperoleh sebanyak 30.803 sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah stok minimum (Smin) dan stok maksimum (Smaks) BMHP yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam perencanaan dan pengendalian persediaan BMHP di RSUI dengan cara menyesuaikan pada jumlah stok yang tersedia saat ini. Jika jumlah persediaan berada pada Smaks maka tidak perlu dilakukan pemesanan. Namun, jika stok saat ini berada pada Smin atau di bawahnya, maka jumlah pemesanan atau order quantity (Qo) dapat dihitung dengan cara Smaks ditambah dengan stok yang dipesan ulang, dikurangi dengan stok saat ini dan stok dalam proses pemesanan. Selain itu, harga pembelian minimal dan maksimal masing-masing item BMHP yang diperoleh dapat digunakan dalam estimasi rencana anggaran. Oleh karena itu, perencanaan dan pengendalian perbekalan farmasi sebaiknya dilakukan secara cermat untuk menghindari kejadian stok kosong dan stok berlebih.

Logistics management plays an important role in the management of logistics supplies in hospitals. This study aims to identify the amount of inventory of BMHP (Medical Consumables) based on the MMSL (Minimum-Maximum Stock Level) method for planning and controlling inventory in the Pharmacy Unit of RSUI. This study is a descriptive observational study with a cross-sectional research design. Data collection was carried out retrospectively based on BMHP transaction data, item price data, and BMHP inventory data for the January-March 2021 period obtained through the SIMRS system. The data obtained were 30,803 research samples. The results showed that the minimum stock (Smin) and maximum stock (Smax) of BMHP obtained could be used as a reference in planning and controlling BMHP inventory at RSUI by adjusting the amount of stock currently available. If the amount of inventory is at Smax then there is no need to place an order. However, if the current stock is at Smin or below, then the order quantity (Qo) can be calculated by means of Smax plus the reordered stock, minus the current stock and stock in the process of ordering. In addition, the minimum and maximum purchase prices of each BMHP item obtained can be used in the estimation of the budget plan. Therefore, the planning and control of pharmaceutical supplies should be carried out carefully to avoid the occurrence of empty stock and excess stock."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library