Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Loho, Tonny
Abstrak :
ABSTRAK
Adanya kerusakan sel hati pada infeksi virus Dengue (DENV) telah diketahui tetapi patogenesis yang mendasari hingga kini belum seluruhnya jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas patogenesis mekanisme yang mendasari kerusakan sel hati pada infeksi DENV dengan melihat efek langsung virulensi virus dan efek tidak langsung. Kelompok penelitian terdiri dari: A. kontrol sel Huh7, B. Huh7 + DENV-2, C. Huh7 + antibodi NS-1, D. Huh7 + komplemen, E. Huh7 + antibodi NS-1 + komplemen, F. Huh7 + DENV-2 + antibodi NS-1 + komplemen, G. Huh7 + DENV-2 + antibodi NS-1, H. Huh7 + peripheral blood mononuclear cells (PBMC) dari pasien yang pernah terinfeksi DENV, I. Huh7 + DENV-2 + PBMC dari pasien yang pernah terinfeksi DENV, dan J. Huh7 + TNF-α. Aktivitas AST dan ALT dari supernatan diukur sebagai indikator kerusakan sel Huh7. Median aktivitas pada sel Huh7 yang diberi DENV-2 0,1 moi selama 2 x 24 jam (AST 7 U/L dan ALT 3 U/L) lebih rendah bermakna dibandingkan kontrol (AST 11 U/L dan ALT 4 U/L), yang menunjukkan efek anti-apoptotik DENV-2 pada dosis 0,1 moi dan lama inkubasi 2 x 24 jam. Pada percobaan dengan berbagai dosis DENV dan lama inkubasi, didapatkan efek anti-apoptotik ini menghilang setelah inkubasi 3 x 24 jam. Hasil tersebut menunjukkan kebenaran hipotesis efek langsung merusak sel hati oleh infeksi DENV. Aktivitas AST 19 U/L dan ALT 8 U/L pada sel Huh7 yang diberi antibodi NS-1 bersama komplemen lebih tinggi bermakna dibandingkan kontrol sel Huh7 tanpa perlakuan (AST 11 U/L dan ALT 4 U/L), maupun pemberian antibodi NS-1 saja (AST 10 U/L dan ALT 4 U/L). Hasil itu menunjukkan bahwa hipotesis molekular mimikri yang dibawakan oleh antibodi NS-1 terbukti. Aktivitas AST 6,5 U/L pada pemberian antibodi NS-1 bersama komplemen pada sel hati Huh7 yang sudah diinfeksi DENV-2 lebih rendah bermakna dibandingkan AST 11 U/L pada kontrol. Hasil itu menunjukkan DENV-2 memiliki efek anti-apoptotik yang mampu menghambat efek lisis dari antibodi bersama komplemen. Tidak terjadi peningkatan AST pada sel Huh7 yang diberi PBMC saja (8 U/L), DENV-2 bersama PBMC (6 U/L) dan TNF-α saja (10 U/L) dibandingkan kontrol (11 U/L). Dengan demikian, mekanisme kerusakan sel hati pada infeksi DENV in vitro yang dapat dibuktikan dengan penelitian ini adalah akibat efek langsung DENV-2 dan molekular mimikri pada sel hati yang dibawakan oleh antibodi NS-1.
ABSTRACT
The involvement of liver cell damage in Dengue virus (DENV) infection is already known but the whole pathogenesis is still not clear. Virus virulence is involved but other mechanisms may also play a role. This study aimed to understand the pathogenesis of liver cell damage caused by DENV infection, through direct pathogenic effect of the virus and indirect effect of immunological reaction. The study groups were A. Huh7 liver cells, control, B. Huh7 + Dengue virus-2 New Guinea C strains (DENV-2), C. Huh7 + NS-1 antibody, D. Huh7 + complement, E. Huh7 + NS-1 antibody + complement, F. Huh7 + DENV-2 + NS-1 antibody + complement, G. Huh7 + DENV-2 + NS-1 antibody, H. Huh7 + peripheral blood mononuclear cells (PBMC) from previously DENV-infected patient, I. Huh7 + DENV-2 + PBMC from previously DENV-infected patient and, J. Huh7 + TNF-α. Activities of AST and ALT in the supernatant were measured as indicator of liver cell damage. In the Huh7 cells, infected with DENV-2 0,1 moi (multiplicity of infection) and incubated for 2 x 24 hours, median AST 7 U/L and ALT 3 U/L were significantly lower compared to AST 11 U/L and ALT 4 U/L in Huh7 control cells. It was concluded that DENV-2 had anti-apoptotic effect at 0,1 moi dan incubation time 2 x 24 hours. At various dosage of DENV-2 and incubation time study, the antiapoptotic effect disappeared after 3 x 24 hours incubation; which means the effect was temporary. The result proved the direct damaging effect of DENV to infected liver cells. Activity of AST 19 U/L and ALT 8 U/L in Huh7 cells treated with NS-1 antibody together with complement, were significantly higher compared to control (AST 11 U/L, ALT 4 U/L), and NS-1 antibody only (AST 10 U/L, ALT 4 U/L). This result proved the molecular mimicry hypothesis by NS-1 antibody. Activity of AST 6,5 U/L in DENV-infected Huh7 cells treated with NS-1 antibody and complement was significantly lower than AST 11 U/L in control cells. This result indicated that DENV has anti-apoptotic effect that can inhibit the lytic effect of antibody and complement. There was no AST increase in Huh7 treated with PBMC only (8 U/L), DENV-2 with PBMC (6 U/L) and TNF-α only (10 U/L) compared to control (11 U/L). The liver cell damage mechanisms of in vitro DENV infections which can be proven in this study are direct effect by DENV and molecular mimicry by NS-1 antibody.
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Manfaat olahraga terhadap kesegaran dan ketrampilan telah lama diketahui. Menyadari hal itu, senam kesegaran jasmani telah diikuti segenap lapisan masyarakat di Indonesia sejak tahun 1984. Polri sesuai fungsinya yang senantiasa harus siap melaksanakan tugas, pada tahun 1987 mengeluarkan buku petunjuk " Pengendalian berat badan untuk mencapai postur tubuh sehat samapta ". Salah satu unsur dalam tubuh sehat samapta adalah kesegaran jasmani yang merupakan kapasitas aerobik dan dapat dinilai dengan menghitung ambilan maksimal oksigen (VD7maks) memakai ergometer sepeda menurut metoda Astrand. Penyakit jantung koroner (pjk) yang merupakan salah satu manifestasi klinik aterosklerosis telah bergeser ke urutan ke 2 (th 1992) menurut survai rumah tangga Depkes RI dan salah satu faktor risikonya adalah hiperlipidemia. Pada tahun 1976-1977 penderita penyakit jantung yang berobat jalan di RSPAD Gatot Soebroto tercatat 2007 dan pada tahun 1984-1985 meningkat menjadi 10462. Proses ateroskierosis mulai terjadi sejak anak-anak sehingga modifikasi kadar lipid darah sejak dini merupakan upaya pencegahan yang efektif. Terjadi evolusi petanda biokimia untuk penyakit jantung koroner (PIK) dari kolesterol total (K-total),kolesterol-HDL (K-HDL),kolesterol-LDL (K-LDL) dan trigliserida (TG) menjadi apolipoprotein A-I (Apo A-1) dan apolipoprotein B (Apo B). Tujuan penelitian adalah menilai perubahan gambaran lipid (K-Tota1,TG,K-HDL,KLDL,Apo A-I dan Apo B) darah dan variabel kadar Apo A-I, Apo B, K-HDL dan K-LDL yang paling dipengaruhi oleh latihan fisik teratur dan terarah , sedangkan tujuan lain adalah menilai pengaruh latihan fisik selama pendidikan terhadap perubahan VO2mak. Subjek penelitian adalah 197 siswa tamtama Polri di Pusdik Pol Airud dengan umur 21 ± 1 tahun. Pengamatan dilakukan 3 kali. Latihan fisik teratur dan terarah selama 25 minggu mengubah komposisi lipid darah dan meningkatkan VO~maka. Perubahan komposisi lipid darah berhubungan dengan asupan makanan. Peningkatan Apo A-I dan penurunan Apo B tidak sejajar dengan perubahan K-HDL dan. K-LDL. Persentase peningkatan K-HDL (+22.22%) dan penurunan K-LDL (-14.61%) lebih tinggi dari persentase peningkatan Apo A-I (+8.46%) dan penurunan Apo B (-8.56%). Pemeriksaan K-HDL dan K-LDL dapat dianjurkan sebagai pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi hasil latihan fisik teratur dan terarah. Pemeriksaan ini dapat dipakai dalam upaya deteksi dini satu faktor risiko PIK. Disarankan latihan fisik teratur dan terarah tetap dipertahankan setelah selesai pendidikan dan makanan tinggi kolesterol sebaiknya disubstitusi dengan makanan lain.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Loho, Tonny
Abstrak :
ABSTRACT
BACKGROUND:proliferative diabetic retinopathy (DR) is an advanced form of DR that eventually could lead to blindness. Levels of vitreous advanced glycation end products (AGEs) and D-dimer may reflect the pathological changes in the retina, but only few studies have assessed their correlation with blood hemoglobin A1C (HbA1c) levels. This study aimed to find the association between blood HbA1c levels with vitreous AGEs and D-dimer levels in patients with proliferative DR. METHODS:an analytical cross-sectional study was performed in subjects with proliferative DR who underwent vitrectomy. Subjects were divided into 2 subgroups, i.e. uncontrolled (HbA1c >7%) and controlled (HbA1c <7%) groups. Vitreous AGEs and D-dimer levels were assessed; the levels were compared between uncontrolled and controlled hyperglycemic patients. Statistic correlation tests were also performed for evaluating blood HbA1c, vitreous AGEs, and D-dimer levels.RESULTS:a total of 47 patients were enrolled in this study and 32 (68.1%) of them were women. Median vitreous AGEs level was 11.0 (3.0 - 48.0) µg/mL; whereas median vitreous D-dimers level was 5,446.0 (44.0 - 37,394.0 ) ng/mL. The median vitreous AGEs levels was significantly higher in patients with uncontrolled vs. controlled hyperglycemia (14.0 vs. 4.0 mg/mL; p<0.001). There was a significant positive correlation with moderate strength between blood HbA1c level and vitreous AGEs level (r=0.524; r2=0.130; p=0.0001). Blood HbA1c level could be used to predict vitreous AGEs level by using the following calculation: vitreous AGEs = -1.442+ (1.740xblood HbA1c). Vitreous D-dimer levels were not significantly different between uncontrolled and controlled hyperglycemia (median 4607.5 vs. 5701.6 ng/mL; p = 0.458). There was a positive significant correlation between blood HbA1c and vitreous D-dimer levels (r = 0.342; p = 0.019); however the correlation was weak. Vitreous AGEs level had a positive significant correlation with vitreous D-dimer levels (r = 0.292; p = 0.046) and the correlation strength was also weak.CONCLUSION:median vitreous AGEs levels were significantly higher in proliferative DR patients with uncontrolled than those with controlled hyperglycemia. Blood HbA1c level can be used to assess vitreous AGEs level in patients with proliferative DR by using the following calculation: vitreous AGEs = -1.442+(1.740 x HbA1c). However, the blood HbA1c level can not be used to predict vitreous D-dimer level in patients with proliferative DR.
Jakarta: Interna Publishing, 2018
610 IJIM 50:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library