Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lopulalan, Stevanie Hermine
"Penyakit Tuberkulosis (TB) memerlukan penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) minimal 6 bulan. Kepatuhan pasien dalam menggunakan OAT merupakan kunci keberhasilan terapi penyakit ini. Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian intervensi pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan penggunaan OAT pada pasien TB di Puskesmas Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
Pasien yang bersedia menjadi responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok satu terdiri dari 34 pasien yang menerima intervensi pendidikan kesehatan berupa leaflet. Kelompok dua terdiri dari 32 pasien yang menerima intervensi berupa kombinasi leaflet dan ceramah. Tingkat kepatuhan responden diukur menggunakan kuesioner Morisky scale sebelum dan sesudah pemberian intervensi.
Berdasarkan analisis hasil uji Wilcoxon, kelompok perlakuan satu tidak menunjukkan perubahan kepatuhan yang bermakna secara statistik (p=0,089) namun terlihat adanya arah peningkatan status kepatuhan (p=0,044). Sedangkan kelompok perlakuan dua menunjukkan arah peningkatan kepatuhan (p=0,002) penggunaan OAT yang bermakna (p=0,004). Kedua kelompok bersifat setara secara statistik jika tidak memperhitungkan keberagaman jenis kelamin dan pekerjaan responden.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan pemberian intervensi kombinasi leaflet dan ceramah meningkatkan kepatuhan secara bermakna dan lebih baik dibandingkan intervensi leaflet terhadap kepatuhan penggunaan OAT pada pasien TB di Puskesmas Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Berdasarkan analisis bivariat, karakteristik responden tidak mempengaruhi peningkatan kepatuhan kecuali tingkat pendidikan responden pada kelompok satu.

Tuberculosis (TB) requires the use of Anti Tuberculosis Drugs (ATD) for at least 6 months. Patients adherence to ATD treatment is the key to ensure this treatment success. This study aimed to compare the provision effect of health education interventions on adherence to ATD used in TB patients at sub-district health center of Cimanggis in Depok.
Patients who were would to be the respondent, were divided into two treatment groups. The first group consisted of 34 patients who received health education interventions in the form of leaflets. The second group consisted of 32 patients who received health education interventions in the combination form of leaflets and lectures. The respondent compliance status was measured by Morisky's guided interview questionnaires scale method before and after the intervention.
Based on the Wilcoxon test analysis, the first group's treatment showed no significantly increases on adherence to ATD used (p = 0.089). However, compliance changes seen increased (0.044). While the second group showed significantly (p = 0.004) increases on adherence to ATD used (p = 0.002). Both group is statistically equal if not take into account the diversity of respondent's gender and employment.
Thus, it can be concluded that the combination form of leaflets and lectures gives a better effect than the form of leaflets on increased adherence to ATD used in TB patients at Sub-district Public Health Center of Cimanggis in Depok. Based on the bivariate analysis, there is no association between the adherence increases and respondent's characteristic except for education background of the first group's respondent.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42801
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lopulalan, Stevanie Hermine
"Setiap manusia berhak memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan serta pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Penggunaan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan merupakan komponen dari upaya kesehatan. Alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) yang beredar saat ini memiliki jenis dan jumlah yang semakin bertambah sehingga masyarakat perlu dilindungi dari kemungkinan kesalahgunaan, penyalahgunaan, serta penggunaan alat kesehatan dan PKRT yang tidak memenuhi persyaratan. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan pada 21 Januari - 4 Februari 2013 di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia guna mengetahui peranan dan penerapan dasar keilmuan Apoteker yang turut berperan dalam proses pemberian sertifikat produksi, izin penyalur alat kesehatan, izin edar serta pembinaan, pengendalian, dan pengawasan alat kesehatan dan PKRT yang dilakukan didalamnya. Kegiatan PKPA tersebut memberikan pengetahuan langsung mengenai struktur organisasi serta pekerjaan Apoteker didalam direktorat tersebut terutama dalam hal penilaian dan pemeriksaan permohonan izin edar alat kesehatan.

Every human being has the right to obtain the access of save, qualified, and affordable health and health care. The use of medical devices and medical supplies is a component of health efforts. Medical devices and household product (medical supplies) which circulated today had growing into many types and amount so that society needs to be protected from the possibility of error, abuse, and unqualified uses. Pharmacist Internship Program (PIP) conducted on January 21st to February 4th 2013 Directorate of Production and Distribution of Medical Devices of General Directorate of Pharmaceutical and Medical Devices Ministry of Health Republic of Indonesia in order to determine the role and application of Pharmacist’s basic science who participate in the process of certification of production, marketing license of medical devices, marketing authorization and guidance, control, and supervision of medical devices and household product performed therein. The activities provide direct knowledge of the structure and organization of pharmacists work within the directorate, especially in terms of assessment and examination for marketing license of medical devices.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lopulalan, Stevanie Hermine
"Upaya pembangunan kesehatan saat ini dilaksanakan secara terarah guna tercapainya peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan dapat diwujudkan dengan adanya berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, yang salah satunya adalah rumah sakit. Salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan farmasi rumah sakit. Yang dilaksanakan oleh instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi serta tenaga menengah farmasi. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan pada 1 April-24 Mei 2013 di Rumah Sakit Atma Jaya guna mempersiapkannya calon Apoteker menghadapi keadaan konkret dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi) dan pelayanan kefarmasian mencakup pengkajian resep, dispensing, pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan kadar obat dalam darah, dan pengkajian penggunaan resep. Kegiatan PKPA tersebut memberikan pengetahuan langsung mengenai kegiatan farmasi rumah sakit terutama tugas, peran, dan tanggung jawab Apoteker dalam pelayanan Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya.

Health development efforts currently implemented as directed in order to achieve awareness, willingness, and ability of healthy life to increase for every person to realize the degree of public health and the highest can be realized with a variety of health care facilities, one of which is the hospital. One of the activities in hospitals that support health care quality is a hospital pharmacy services. Carried out by the hospital pharmacy under the leadership of a pharmacist and assisted by experts of pharmaceutical intermediate and pharmaceutical intermediate power. Pharmacist Internship Program (PIP) performed on 1 April to 24 May 2013 in the Atma Jaya Hospital prepare the pharmacist candidates to face the concrete circumstances in pharmacy services at hospitals include pharmaceutical management (planning, procurement, receipt, storage, distribution, control, recording and reporting, removal, monitoring and evaluation) and pharmaceutical care includes the assessment of prescription, dispensing, monitoring and reporting adverse drug reactions, drug information services, counseling, patient visiting , blood drug levels monitoring, and the prescriptions uses assessment. The PIP activities provide direct knowledge of the hospital pharmacy activities especially Pharmacist’s tasks, roles, and responsibilities of the in the Atma Jaya Hospital Pharmacy services.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lopulalan, Stevanie Hermine
"Apotek adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian yang awalnya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi. Saat ini, pelayanan kefarmasian yang dilakukan dalam Apotek telah mengalami pergeseran orientasi dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care yang ternyata dapat meningkatkan kualitas hidup pasien melalui interaksi langsung seperti pemberian informasi obat, monitoring penggunaan obat, serta pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan. Sebagai konsekuensi nya, Apoteker dituntut meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung baik kepada pasien maupun kepada tenaga kesehatan lain. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan pada 18 Februari - 28 Maret 2013 di Apotek SamMarie Basra guna memberikan perbekalan bagi para calon Apoteker untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama masa kuliah secara praktis dan langsung kepada pasien di Apotek. Kegiatan PKPA tersebut memberikan pengetahuan langsung mengenai peran dan fungsi Apoteker dalam pelayanan kefarmasian dan pengelolaan Apotek.

Pharmacy is a place to conduct pharmaceutical services which initially focused on medication management as a commodity. Currently, pharmaceutical services are performed in the pharmacy has undergone a shift in the orientation of the drug to patients who are referred to the Pharmaceutical Care that it can improve the patients's quality of life through direct interaction, such as providing drug information, drug use monitoring, and supervision of the possibility of medication errors. As a consequence, Pharmacist required to increase the knowledge, skills, and behaviors in order to carry out the direct interaction to patients either to other health professionals. Pharmacists Internship Program (PIP) conducted on 18 February to 28 March 2013 in the SamMarie Basra Pharmacy to provide supplies for prospective pharmacists to apply the knowledge they have learned during the course in a practical and direct to patients in pharmacies. The PIP activities provide direct knowledge of the role and functions of pharmacists in pharmaceutical care and pharmacy management.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library