Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Arliza Juairiani
"Manusia ditakdirkan untuk hidup dalam suatu lingkungan dan bergaul dengan orang Iain untuk mendapatkan dukungan sosial. Sumber dari dukungan sosial disebut caregiver. Menjadi caregiver seringkali menimbulkan stres serta psikiatrik dan fisik yang tidak disadari atau diabaikan. Padahal Pekerja Sosial harus memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi dirinya, terrnasuk tentang keburuhannya. Jika Pekerja Sosial dapat memahami kebutuhan pribadinya, maka ia akan lebih dapat memberikan pelayanan sosial yang lebih berkuaiitas.
Untuk membantu mengenali kebutuhan ini, dipakai aiat tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Kebutuhan yang diukur adalah Achievement, Deference, Order. Exhibition, Autonomy Ajiiliation, Intraceptton, Succorance, Dominance, Abasement, Nurturancc, Change, lindurance, Heterosex dan Aggression. Socara umum kebutuhan ajiliation, intraception, endurance dan nurturance Pekerja Sosial tidak tinggi sementara exhibition dan autonomy tinggi. Berdasarkan jenis kelamin ada perbedaan antam laki-laki dan perernpuan. Pada laki-laki Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Dominance, Nurturance, Endurance dan Aggression rcndah. Pada perernpuan Achievement. Autonomy, Ajiiiation dan Change tinggi sementara Intraception, Dominance e& Aggression rendah.
Berdasarkan Kelompok Usia diternukan Autonomy tinggi pada semua ke1ompok. Berdasarkan tingkat pendidikan SLTA dan diatas SLTA ada perbedaan dalam Achievement, Ajfiliation, Nurturance, Change dan Heterosex. Pada SLTA terlihat Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Dominance dan Aggression rendah. Pada diatas SLTA terlihat Achievement, Exhibition,_Autonomy, Ajiiiation dan Change tinggi sementara. Dominance, Nurturance, dan Heterosex clan Aggression rcndah. Gambaran di PSBL mcnunjukkan Order, Exhibition dan Autonomy tinggi sementara Intraception, Dominance, Nurturance dan Aggression rendah; Gambaran di PSMP menunjukkan Achievement, Exhibition, Autonomy dan Ajiliation tinggi sementara Dominance, Endurance, Heterosex dan Aggression rendah. Gambaran di PSBR menunjukkan Autonomy Succorance dan Change tinggi sementara Order, Dominance, dan Nurturance rendah.
Perbedaan-perbedaan yang muncul memerlukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam. Sebagai saran untuk mendapatkan gambaran kebutuhan yang lebih akurat maka responden perlu diperbanyak serta dilakukan wawancara mendalam pada beberapa responden. Ada baiknya penclitian dilakukan pada beberapa panti sosial yang beragam sehingga hasil yang didapatkan lebih menggambarkan kebutuhan Pekerja Sosial secara lebih meluas.
Penelilian juga dapat dilakukan secara terfokus pada panti sosial yang memiliki karakteristik khusus sehingga bisa didapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kebutuhan Pekerja Sosial pada panti sejenis. Dengan dilemukannya perbedaan hasil anlara Pekerja Sosial laki-laki dan wanita, bidang ini juga dapat menjadi topik penelitian yang menarik untuk digali lebih mcndalam.
Selain gambaran umum yang didapat lewat nilai rata-rata dan pergentase umum dalam bentuk grafik, hasil dapat pula diperkaya dengan menambahkan analisa persentase Pekerja Sosial per kcbutuhan yang terbagi kedalam kelompok tinggi, sedang atau rendah. Bagi lembaga yang terkail, penting sekali unluk meningkatkan perhatian pada caregiver pada umumnya dan Pekenja Sosial di Panti Sosial pada khususnya dalam setiap bidang kebutuhan. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, diharapkan caregiver dapat meningkatkan kemampuan dirinya yang akan mempertinggi kualitas bantuan yang dapat ia berikan pada kliennya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Arliza Juairiani
"ABSTRAK
Gagal ginjal terminal merupakan tahap akhir dari gangguan fungsi ginjal
dimana pasien harus menjalani terapi dialisa selama sisa hidupnya. Bentuk terapi
dialisa yang paling sering dilakukan di Indonesia adalah hemodialisa.
Pennasalahan yang muncul kemudian menyebabkan pasien hemodialisa rentan
terhadap stres. Keadaan stres seringkali menimbulkan perasaan tidak nyaman
sehingga individu termotivasi untuk menguranginya. Salah satu cara untuk
mengurangi stres adalah dengan memanfaatkan dukungan sosial. Akan tetapi,
bentuk dukungan yang berlebihan dan tidak tepat ternyata malah menambah stres
pada individu sehingga akan memperburuk keadaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel
dilakukan dengan tehnik incidental sampling. Jumlah subyek secara keseluruhan
adalah 100 orang yang terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok pasien
hemodialisa dan kelompok sumber dukungan sosial. Alat ukur yang digunakan
adalah skala sikap dukungan sosial yang dapat dikelompokkan ke dalam 5 jenis,
yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional,
dukungan harga diri dan dukungan dari kelompok sosial.
Pengujian validitas terhadap alat ukur dilakukan dengan Pearson Product-
Momeni Correlation sementara uji reliabilitas dilakukan dengan Coefficient
Alpha. Alat ukur skala sikap terdiri dari 3 bagian dan Coefficient Alpha yang
didapat dari alat ukur kebutuhan akan dukungan sosial = 0,8657; alat ukur
dukungan sosial yang diterima pasien = 0,9179; dan alat ukur dukungan sosial
yang diberikan sumber dukungan sosial = 0,9256..
Hasil penelitian secara umum menunjukkan perbedaan persepsi antara
pasien hemodialisa dan sumber dukungan sosialnya dalam menghadapi keadaan
sakit pasien. Hampir di semua jenis dukungan sosial ditemukan perbedaan. Hal ini
dapat dilihat dari perbandingan antara kebutuhan yang dirasa pasien, kebutuhan
yang menurut sumber dukungan sosial dirasakan pasien, dukungan sosial yang
didapat pasien serta dukungan sosial yang diberikan sumber dukungan sosial.
Dari analisa tambahan didapatkan secara umum tidak ada perbedaan antara
pasien pria dan wanita, pasien yang dibiayai dan membiayai sendiri perawatannya
serta antara tenaga medis dan keluarga & kerabat. Perbedaan terjadi dalam hal
dukungan sosial yang diberikan tenaga medis dan keluarga & kerabat.
Saran yang diajukan adalah perlunya komunikasi yang lebih mendalam
antara pasien dengan sumber dukungan sosialnya serta antara tenaga medis dan
keluarga & kerabat untuk meningkatkan kualitas dukungan sosial."
2002
S3138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library