Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahsa Faraji
"Orang-orang di seluruh dunia berperilaku berbeda terhadap makanan yang membuat budaya dan tradisi bangsa-bangsa menganggap makanan baik dalam upacara khusus atau sepanjang tahun. Pola konsumsi makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama oleh budaya dan tradisi, geografis tertentu, serta status sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis kelamin, pilihan makanan, kebiasaan makan, perilaku kompensasi, dan kebiasaan tidur pada mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas Iran yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia; sedangkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

People all around the world behave differently towards food which makes the nationalities’ cultures and traditions regards to food whether in special ceremonies or all over the year. Food consumption patterns can be affected by several factors, particularly by culture and tradition, specific geographic, and social and economic status. This study was concluded to determine the differences in food consumption patterns and its influential factors including gender, food choices, eating habits, compensatory behaviors, and sleeping habits among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia. This research is quantitative with a cross-sectional approach with the subjects in this study are Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Tehran, Iran and Indonesian Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Jakarta, Indonesia. The results show that there are differences in food consumption patterns and its influential factors among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia; while, there is no significant relationship between food consumption patterns and its influential factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Konsumsi harian minuman berpemanis gula di kalangan remaja perkotaan Indonesia telah ditingkatkan kekhawatiran untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan praktik mereka ke arah pilihan minuman yang lebih sehat. Studi ini bertujuan untuk menilai penerimaan modul pendidikan pada minuman berpemanis gula yang dikembangkan di kalangan remaja perkotaan di Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 sekolah menengah atas terpilih pada bulan Januari hingga Mei 2024. Penelitian ini bersifat mixed-method, meliputi analisis kuantitatif skor pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap minuman berpemanis gula dan analisis kualitatif untuk Diskusi kelompok terfokus dengan remaja yang memiliki skor pengetahuan, sikap, dan praktik berbeda. Data kualitatif ditriangulasi melalui wawancara mendalam dengan guru dan para ahli. Data kuantitatif menyoroti konten pendidikan yang diperlukan untuk modul pendidikan, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dan diuraikan, diikuti dengan analisis tematik. 1, 2, dan 3 dari 10 remaja perkotaan yang mengikuti survei informatif memiliki sikap, pengetahuan, dan praktik pada minuman berpemanis gula yang baik. Modul pendidikan pada minuman berpemanis gula mencakup informasi mengenai contoh minuman berpemanis gula dan efek sampingnya, jenis gula, dan fakta nutrisi. Beragam media dikembangkan dari modul ini, termasuk satu poster elektronik, buku elektronik, serangkaian video berdurasi 30 detik di TikTok, video satu animasi untuk dibagikan di YouTube, PowerPoint, dan model-model makanan yang memfasilitasi kuliah interaktif untuk berlatih dan menemukan jumlahnya gula di minuman berpemanis gula favorit remaja perkotaan. Video pendidikan mendapat penerimaan tertinggi. Ajakan bertindak dalam buku elektronik ini ditambahkan pada diskusi langsung di kalangan remaja. Video yang diilustrasikan dengan narasi peneliti dan pribadi meningkatkan pemahaman. Bahasa, palet warna, dan alurnya disesuaikan agar lebih mudah dipahami oleh remaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa modul pendidikan informatif pada minuman berpemanis gula dengan menggunakan video edukasi, dan media berbasis teks dengan ilustrasi warna-warni, serta kuliah interaktif menggunakan PowerPoint, permainan, dan pembelajaran berbasis masalah, diterima oleh remaja perkotaan.

The daily consumption of sugar-sweetened beverages (SSBs) among Indonesian urban adolescents has raised concerns about changing their knowledge, attitude, and practice (KAP) towards healthier beverage choices. This study aimed to assess the acceptance of the developed education module on SSBs among urban adolescents in Jakarta. The study was conducted in 5 selected senior high schools from January to May 2024. This study was a mixed method, including quantitative analysis for KAP scores towards SSBs and qualitative analysis for focus group discussion with adolescents with different KAP scores. Qualitative data were triangulated by in-depth interviews with teachers and experts. Quantitative data highlighted the necessary education content for the education module, meanwhile, qualitative data was collected and decoded, followed by thematic analysis. 1, 2, and 3 out of 10 urban adolescents who joined the informative survey had good SSBs’ attitudes, knowledge, and practice. The education module on SSBs includes information regarding SSBs examples and side effects, sugar types, and nutrition facts. Diverse media were developed from the module, including e-poster, e-booklets, a series of 30-second videos on TikTok, an animation video to share on YouTube, PowerPoint, and food models facilitating the interactive lecture to practice and find the amount of sugar in the urban adolescents’ favourite SSBs. The educational videos received the highest acceptance. A call to action in the e-booklet is added to direct discussion among adolescents. Videos illustrated by the researcher and personal narrations enhanced the comprehension. The language, colour palette, and flow were adjusted to make it easier for adolescents to understand. This study indicated that the informative educational modules on SSBs using educational videos, and text-based media with colourful illustrations, alongside the interactive lecture using PowerPoint, games, and problem-based learning, were accepted by urban adolescents. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library