Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretha Ari Widowati
Abstrak :
The Law of Spatial Planning No.26/2007 obligates the local government to provide public UGS at least 20% of their area. The implementation faces several problems, such as budget orientation. UGS is not being prioritized since the cost always seems to exceed the benefit due to the condition that there is no market value for the benefits of UGS. This research tries to do a proper valuation of UGS using the Travel Cost Method. In addition to that, due to a widely use of social media, this study tries to explore the effect of social media on number of visit to the park. To perform this study, onsite and online survey were conducted using questionnaire to obtain data from visitors of Suropati Park, Jakarta. After comparing results using Poisson and Negative Binomial Regression, the final model estimates per-trip consumer surplus is Rp44,843, and total consumer surplus per year is approximately Rp 4.290 billion. Moreover, the social media variable shows that the strongest power of social media is to attract new users and the power become less and less as the number of visit increases because the decision to re-visit a park is strongly accounted on the perceived quality on the first visit.
Undang-Undang Penataan Ruang No.26/2007 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyediakan RTH (Ruang Terbuka Hijau) publik setidaknya 20% dari wilayah mereka. Implementasinya menghadapi beberapa masalah, salah satunya orientasi anggaran. Pembangunan RTH tidak diprioritaskan karena biayanya dianggap selalu melebihi manfaat. Hal ini diakibatkan oleh tidak ada nilai pasar untuk manfaat yang diberikan RTH. Oleh karena itu dibutuhkan cara khusus untuk menilai manfaat RTH. Penelitian ini mencoba melakukan valuasi RTH menggunakan Metode Biaya Perjalanan. Selain itu, karena penggunaan media sosial yang luas, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi efek penggunaan media sosial terhadap jumlah kunjungan ke taman. Dalam penelitian ini dilakukan survei dengan menggunakan kuesioner di tempat dan juga secara online untuk mendapatkan data dari pengunjung Taman Suropati, Jakarta. Setelah membandingkan hasil menggunakan Poisson dan Regresi Binomial Negatif, model akhir memperkirakan surplus konsumen per perjalanan adalah Rp44,843, dan total surplus konsumen per tahun sekitar Rp4.290 miliar. Selain itu, variabel media sosial menunjukkan bahwa kekuatan media sosial yang terkuat adalah untuk menarik pengguna baru dan kekuatan menjadi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan karena keputusan untuk mengunjungi kembali taman sangat tergantung pada persepsi pengunjung terhadap kualitas taman pada kunjungan pertama.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Ari Widowati
Abstrak :
Countertrade adalah bentuk perdagangan internasional yang memberikan peluang bagi negara-negara yang memiliki keterbatasan devisa untuk tetap aktif dalam perdagangan internasional. Sekaligus menjaga kestabilan penjualan dalam jangka waktu yang relatif lama maupun memberikan perlindungan terhadap perkembangan industri dalam negeri. Penelitian ini bermaksud melihat bagaimana pencatatan akuntansi, pengakuan pendapatan, keuntungan maupun kerugian dari transaksi countertrade, Penelitian menggunakan dua metode. Pertama, melalui studi terhadap buku-buku yang berhubungan dengan pernahaman dan akuntansi untuk countertrade. Kedua, melalui penelitian langsung pada perusahaan yang melakukan kegiatan countertrade. Lountsitrade merupakan gabungan antara transaksi penjualan dan pembelian yang terjadi bersamaan. Maka perlakuan akuntansinya dapat menggunakan standard yang sama seperti transaksi moneter biasa yang menggunakan kas sebagai pembayaran. Penilaian komoditi yang diserahkan atau dijual menggunakan fair value atas komoditi yang diserahkan atau diterima sebagai pembayaran, tergantung mana yang lebih layak. Transaksi penjualan terjadi pada saat penyerahan komoditi. Bersamaan dengan penjualan tersebut, penjual mengklaim timbulnya piutang terhadap partner dagangnya. Transaksi pembelian terjadi pada saat penerimaan komoditi dari partner dagang tersebut Penerimaan tersebut merupakan bentuk pelunasan piutang, dengan demikian pihak penerima akan mengkredit piutangnya terhadap piutang dagang tersebut. Pihak manajemen pun harus melaporkan keuntungan (kerugian) dari transaksi countertrade ini dalam laporan keuangan periode berjalan. Bila kontrak countertrade meliputi periode lebih dari satu tahun membawa konsekuensi bertambahnya ketidakpastian terealisirnya keuntungan (kerugian) dari transaksi countertrade. Guna memupus keraguan akan kemampuan kemampuan countertrade sebagai bidang usaha yang menguntungkan, perlu penelitian lebih lanjut mengenai standard akuntansi khusus untuk countertrade.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S19146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library