Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretta Limawan
"ABSTRAK
Latar belakang. Diabetes mellitus DM merupakan salah satu penyakit kronis yang komplikasinya masih menjadi masalah besar di Indonesia. Salah satu komplikasi DM yang paling sering dan sering berakhir dengan kecacatan adalah kaki diabetik. Angka amputasi di Indonesia khususnya di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo RSCM masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia. Salah satu faktor predisposisi amputasi kaki diabetik adalah perfusi jaringan yang dapat diukur dengan ankle brachial index ABI . Studi sebelumnya menunjukkan hubungan signifikan antara ABI dengan kejadian amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai ABI dengan besarnya risiko terjadinya amputasi minor dan mayor pada penderita kaki diabetic dalam populasi kami.Metode. Kami melakukan studi retrospektif pada 84 subjek dengan kaki diabetik yang diamputasi di RSCM selama periode 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014. Karakteristik subjek dan vaskular termasuk diantaranya ABI dianalisa secara statistik.Hasil. Kami dapatkan sepsis dengan adjusted OR 95 CI : 0,023 0,004 sampai 0,157 dan nilai ABI yang memiliki adjusted OR 95 CI : 2,89 1,33 sampai 6,29 merupakan variabel yang bermakna dengan kejadian amputasi pada pasien kaki diabetik.Kesimpulan. Subjek dengan nilai ABI 1,3 secara independen.
AbstractBackground
hr>
ABSTRACT
. Diabetes mellitus is one of the chronic diseases in which the complication is still a major problem in Indonesia. One of the most frequent complications of diabetes mellitus and often ends up with a disability is diabetic foot. The number of amputation in Indonesia, especially in dr. Cipto Mangunkusumo Hospital RSCM is quite high compared to other countries in Asia. One of predisposing factors of diabetic foot amputation is the tissue perfusion that can be measured by the ankle brachial index ABI . All the studies carried out abroad and in RSCM show a significant relationship between ABI and the incidence of amputation. This study aims to determine the relationship of ABI score with the magnitude of minor and major amputation risks in patients with diabetic foot.Method. The retrospective study was conducted in 84 patients with diabetic foot that were amputated at the RSCM during the period of January 1, 2013 to December 31, 2014. Samples were taken consecutively. Statistical analysis is done to find out a relationship between predisposing factors with the incidence of minor and major amputations in patients with diabetic foot. Chi Square test or Fisher, as well as multivariate analysis using logistic regression is used. The significance if p was "
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Limawan
"Terdapat 200 anak dengan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) di Indonesia. Hampir 99% menjalani hemodialisis. Pasien dengan catheter double lumen (CDL) sering mengalami infeksi pada akses hemodialisis yang digunakan. Penelitian ini bertujuan melihat karakteristik pasien yang menjalani hemodialisis menggunakan CDL baik tunnelled (TCDL) maupun non-tunnelled (NTCDL), insidensi infeksi, faktor risiko yang memengaruhi terjadinya infeksi, dan angka kesintasan CDL. Penelitian ini adalah kohort retrospektif menggunakan data rekam medik pasien anak yang dipasang akses vaskular hemodialis oleh Divisi Bedah Vaskular RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) mulai Januari 2016 hingga Juli 2022. Sebanyak 154 pasien PGTA anak menjalani hemodialisis di RSCM. Didominasi oleh laki-laki, dengan median usia 14,0 tahun (range: 2,0–18,0). Terdapat 277 prosedur pemasangan akses vaskular, terdiri dari 164 NTCDL dan 113 TCDL. Komplikasi infeksi keseluruhan mencapai 220 kasus (79,4%), infeksi exit site 179 kasus (64,6%), dan catheter-related blood infection 41 kasus (14,8%). Faktor yang berhubungan dengan infeksi adalah leukositosis/leukopenia, hipoalbuminemia, dan lama pemakaian (p<0,05). Median survival NTCDL: 45,0 hari (IK95%: 39,2 – 50,8) vs. TCDL: 213,0 hari (IK95%: 149,6 – 276,4); Log-rank p <0,001. Tidak terdapat perbedaan karakteristik demografi, antara kelompok NTCDL dengan TCDL. Terdapat perbedaan angka median kesintasan (median survival) CDL sejak insersi hingga terjadi infeksi antara NTCDL dengan TCDL.

There were 200 children with end-stage renal disease (ESRD) in Indonesia. Nearly 99% undergo hemodialysis. Pediatric ESRD with catheters double lumen (CDL) often experienced hemodialysis access infections. This study aimed to find the characteristics of patients between tunnelled CDL (TCDL) and non-tunnelled (NTCDL), the incidence, risk factors, and survival of infection. This study was a retrospective cohort using medical record who had hemodialysis vascular access placement by the Division of Vascular and Endovascular Surgery RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) from January 2016 to July 2022. A total of 154 pediatric ESRD underwent hemodialysis at CMH, dominated by males, with median age 14.0 years (range: 2.0–18.0).  There were 277 procedures for placing vascular access, 164 NTCDL and 113 TCDL. Overall infection occured in 220 cases (79.4%), exit site infection in 179 cases (64.6%), and catheter-related blood infection in 41 cases (14.8%). Factors associated with infection were leukocytosis/leukopenia, hypoalbuminemia, and duration of catheter use (p<0.05). NTCDL median survival: 45.0 days (95%CI: 39.2 – 50.8) vs. TCDL: 213.0 days (95%CI: 149.6 – 276.4); Log-rank p<0.001. There were no demographic characteristic differences between the NTCDL and TCDL groups. There was a median catheter survival difference between NTCDL and TCDL from insertion to infection episode."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library