Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Cherry Rondang Cattleya Ndoen
"Tidak puas dengan konstelasi dan perjanjian internasional yang diterima pasca Perang dunia I, membuat Jepang berbalik arah menyerang pihak sekutu. Jepang pun dapat menguasai wilayah Asia pasifik, termasuk Indonesia, lalu menguras sumber daya alam dan sumber daya manunsia Indonesia. Salah satu kebijakan untuk menguras sumber daya manusia adalah dengan membangun kamp hiburan, tempat untuk memenuhi kebutuhan biologi para tentara. Kamp Hiburan diisi dengan para perempuan yang disebut jugun ianfu. Sejak kalah dalam pertempuran Laut Midway, membuat Jepang berada di posisi defensif. Hal tersebut menyebabkan Jepang harus menarik pasukannya di kawasan Asia Tenggara secara perlahan. Dan hal tersebut berpengaruh terhadap nasib para jugun ianfu.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak Jepang dalam Perang Dunia II terhadap Jugun Ianfu Pasca Terbebas dari Kamp Telawang. Dengan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dengan studi pustaka dan wawancara, didapatkan bahwa kekalahan yang dialami Jepang dalam perang dunia II tidak hanya memberikan dampak internal bagi Jepang. Disatu sisi kekalahan Jepang membawa kebebasan bagi para jugun ianfu tapi disisi lain mendantangkan dampak baru, seperti dampak fisik, psikis, kehidupan sosial, dan kesulitan ekonomi, yang masih dirasakan hingga saat ini.

Being unsatisfied with the World War II constellation and International treaty post-World War II has made Japan turned their way and attacked the Allies. Japan was able to take control of Asia Pacific region, including Indonesia, and drain the natural resources and human resources in Indonesia. One of Japan's policies is to build a comfort camp, a place to served Japan's army biological needs. Comfort camp was filled with Indonesian women called jugun ianfu or comfort women. Ever since defeated in the battle of Midway Sea, Japan has changed into the defensive position. This caused Japan to gradually have to withdraw their troops in Southeast Asia, which affected the comfort women?s fate.
This research aims to explain the impacts of Japan's loss in World War II to the comfort women, after being freed from Telawang Camp. By using qualitative method such as literature(gw ga yakin istilahnya) and interviews, researcher found that Japan's loss in World War II were not only affect Japan's internal (gw rada ragu dengan translatean gw yg ini. internal apa ini mksdnya?). On one side, Japan's loss has brought freedom to Indonesia?s comfort women, but on the other side, it brought new effects, such as the negative impact of physical, psychological, social, and economy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Cherry Rondang Cattleya Ndoen
"Konstruksi perempuan ideal Indonesia mdash;yang dilekatkan dengan sosok ibu, kerap menyulitkan posisi para perempuan tanpa suami, terutama bagi para janda. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa konstruksi tersebut menyebabkan para janda mdash;terutama yang berada di akar rumput mdash;harus berhadapan dengan masalah kemiskinan. Merespons hal tersebut, dibentuk lembaga pemberdayaan bernama Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga Pekka. Capaian hasil pemberdayaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, ada daerah yang mampu berkembang dengan baik, namun ada pula daerah yang menunjukkan peningkatan kesejahteraan yang kurang signifikan, seperti di Kabupaten Cianjur.
Berangkat dari hal tersebut, maka penelitian ini mengkaji bagaimana lembaga Pekka berperan dalam memberdayakan perempuan kepala keluarga di akar rumput dan hambatan-hambatan seperti apa yang harus dihadapi. Karena secara khusus membahas studi kasus di Kabupaten Cianjur, maka penting untuk memahami bagaimana perempuan kepala keluarga memaknai konstruksi perempuan ideal dalam kondisi sosial budaya di Kabupaten Cianjur, bagaimana Pekka merespos pemaknaan tersebut, dan apa pengaruhnya terhadap proses kerja lembaga Pekka. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk memahami kompleksitas dan penyebab aktual kemiskinan yang dialami para perempuan kepala keluarga di Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan cultural studies.
Temuan data lapangan menunjukkan bahwa lembaga Pekka memosisikan diri sebagai wali bagi para perempuan yang diberdayakan. Hal tersebut membuat lembaga Pekka berada dalam posisi problematis, karena menimbulkan hambatan bagi proses pemberdayaan yang mereka jalankan. Lebih lanjut, hasil temuan data lapangan juga menunjukkan ada hambatan yang datang dari luar lembaga Pekka, yaitu dari budaya dan pemerintah. Pemerintah yang menjalankan asas negara kesejahteraan dan penerapan budaya sunda yang berbasis ajaran Islam telah mereduksi agensi para perempuan tersebut dan membuat para perempuan kepala keluarga di Kabupaten Cianjur menjadi individu yang pasif. Kesimpulannya, kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Cianjur merupakan akibat dari perampasan kapabilitas dan pengabaian keberfungsian para perempuan dalam masyarakat.

The construction of ideal women in Indonesia mdash symbolized through the figure mother , often puts husbandless women in difficult positions, especially for janda. Previous research has shown that this construction caused janda to live in poverty, especially those who live at the grassroots. A Women Headed Household Empowerment Institution Lembaga Pekka or Pekka was formed to respond to this problem. The outcome of empowerment programs show different results, there are well developed regions, but some regions still show insignificant welfare improvement, such as in Cianjur Regency.
From those facts, the researcher will analyze Pekka lsquo s role in empowering female household heads on grassroots level and what obstacles they have to face. Because it specifically analyzes case studies in Cianjur Regency, it is important to understand how the women define the construction of ideal women in the socio cultural condition in Cianjur Regency, how Pekka responds to that, and how it impacts Women Headed Household Empowerment Institution. The purpose of this research is to understand the complexity and actual causes of poverty experienced by the female household heads in Cianjur Regency. This research applies qualitative methods with Cultural Studies approach.
The results show that Pekka has placed itself as a trustee for those empowered women. It puts Pekka in a problematic position, because the trustee position may hinder the empowerment process. Furthermore, the results also show that some obstacles come from external culture and the government. The government, with the principle of welfare state and Sundanese culture that based itself on Islamic teachings, has reduced the women 39 s agency and made female household heads in Cianjur Regency become passive individuals. In conclusion, poverty in Cianjur Regency is caused by capability deprivation and neglect functioning of women in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library