Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Indra Rukmi
"Seperti yang diketahui pada abad XIX kegiatan penyalinan naskah Melayu tumbuh subur. Di antara tempat penyalinan yang pernah ada, Jakarta atau Batavia dulu tercatat sebagai kota yang banyak melahirkan penyalin naskah. Bukan tidak beralasan bila di kota tersebut kreativitas para penyalin atau pengarang dapat berkembang. Pada waktu itu Algemeene Secretarie (selanjutnya disingkat AS), yaitu kantor pemerintah Belanda yang didirikan pada tahun 1819, memprakarsai penyalinan naskah Melayu. Para juru tulis yang bekerja di tempat tersebut dapat diketahui namanya dari halaman awal naskah atau tertera pada kolofon; sebagai oontoh untuk ini terlihat dalam Hikayat Putri Johar Manikam, LOr.3315. Demikian bunyinya: "Ini Hikayat Putri Johar Manikam oleh yang menulis juru tulis Melayu di Kantor Sekretari Gupernemen, Muhamad CingSaidullah".
Adanya skriptorium Melayu di Batavia pada abad XIX telah dibicarakan oleh Voorhoeve (1964:255--258). Badan pemerintah Belanda itu mengusahakan penyalinan naskah untuk kebutuhan para pejabat Belanda yang mempelajari bahasa Melayu. Voorhoeve menggunakan kata skriptorium untuk tempat penyalinan naskah Melayu; kata tersebut semula mengacu ke ruangan tempat menulis buku-buku dan dokumen-dokumen, khususnya di biara-biara pada abad pertengahan (Folsom, 1990:110). Agaknya kesamaan kegiatan dalam hal penyalinan itulah yang menyebabkan istilah ini juga dipakai untuk tempat penyalinan naskah Melayu di Batavia.
Selain AS, para kolektor pribadi, yaitu mereka yang memiliki naskah dan mungkin menyewakannya, juga merupakan pemrakarsa penyalinan. Tujuan penyalinan di sini, untuk melayani kebutuhan para pembaca yang ingin menikmati bacaan yang bersifat hiburan. Beberapa naskah berikut ini memberikan informasi tentang adanya persewaan itu. Sebagai contoh, sesudah teks Hikayat Syahrul Indra VIII, PH. HL.600 (C.St.146B) berakhir, ada catatan tambahan yang menyebutkan bahwa pemiliknya bernama Muhamad Hamzah Abdullah Baju, seorang pembantu distrik yang tinggal di kampung Muka Jembatan. Naskahnya disewakan 10 sen semalam.
Bahwa khalayak pembaca terdiri dari penduduk pribumi, keturunan Cina, maupun keturunan Indo, tercermin dari sebutan Saudara, Tuan, Baba, Datuk, dan Nyonya yang ditujukan kepada pembaca naskahnya oleh pemilik naskah Hikayat Cindabaya, PN.ML.604 (Br. 206)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Indra Rukmi
"Dari penelitian ini kami dapat menarik beberapa kesimpulan tentang cerita Pak Belalang sebagai berikut. 1. Cerita Pak Belalang terdiri dari dua versi yaitu versi transkripsi dan versi pengolahan. Versi transkripsi (versi yang langsung dicatat dari peredaran lisan diwakili oleh naskah W. 212. Versi pengolahan (versi cerita yang telah mengalami pengolahan) diwakili oleh cerita W.S. dan cerita BR. V.D.W. Di pandang dari segi filologi naskah W. 212, dan cerita BR V.D.W. merupakan satu versi, sedangkan cerita W.S. merupakan versi lain yang agak berbeda. 2. Cerita Pak Belalang sebagai dongeng mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Sebagai hiburan, b). Sebagai alat pendidikan. c). Sebagai alat untuk melakukan control social. 3. Cerita Pak Belalang ternyata tidak unik, tetapi universal. Selain terdapat di daerah Melayu dan Indonesia juga ada di Negara-negara lain. 4. Adanya persamaan cerita Pak Belalang dengan cerita0cerita di tempat lain, disebabkan oleh difusi (penyebaran), dan kemungkinan berasal dari India."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S10875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Indra Rukmi
"In Palembang manuscripts are known to be available originating in the Palembang Palace as well as individual collection. This paper discusses the tradition of copying manuscript in Palembang, beginning with the historical background of Palembang, continuing with Malay manuscript copying in Palembang, and with a limited information on the content of the manuscript. Cultural diversity in Palembang where Javanese, Chinese, Arab elements are found, as well as those of the aristocrats and the common people, have impacted on the social lives of the people of Palembang. This diversity is reflected in the manuscripts that have been preserved, including those originating in the Palace, the Arab village, and the local residents."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Indra Rukmi
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978
899.231 MAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library