Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsal
"LATAR BELAKANG Tumor otak dapat menyebabkan gangguan psikologik, fisik, dan sosial. Depresi merupakan salah satu dari sekian banyak Manifestasi psikiatrik pada penderita tumor otak. Perkiraannya sangat bervariasi, studi yang dilakukan oleh David KW (2002) dengan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorder edisi ke IV (DSM IV) didapatkan prevalensi depresi pada penderita tumor otak sebesar 28%. Dan Guy Pelletier (2002) menemukan prevalensi depresi pada penderita tumor otak 7,9% sampai 39%. Depresi dapat mempercepat progresifnya kanker dan mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan letak tumor otak dengan depresi. METODE Penelitian ini dilakukan dengan sistem potong lintang deskriptif ; analiljk pada 46 penderita tumor otak primer. Kemudian dilakukan pemeriksaan NP I dengan menanyakan sesuai kuesioner NP I pada caregiver. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik neurologik dan melihat hasil pemeriksaan CT scan otak I MRI. HASIL Dari 46 penderita tumor otak didapatkan 21 orang laki-laki dan 25 orang perempuan. Usia kurang dari 40 tahun 19 orang dan 40 tahun ke atas 27 orang. Mengalami keluhan sakit kepala 39 orang dan muntah 19 orang. Didapatkan 20 penderita (43,4%) mengalami depresi dengan rincian depresi sedang 50%, depresi berat 35% sisanya depresi ringan 15%. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, usia, sakit kepala dan muntah. Hubungan depresi dengan letak lesi : dari 20 penderita dengan lokasi tumor di hemisfer kinan didapatkan 6 orang (30%) mengalami depresi. Sedangkan dari 26 penderita dengan lokasi tumor di hemisfer kidal mengalami depresi 14 orang (53,8%). KESIMPULAN Penderita dengan tumor di hemisfer kidal mempunyai risiko 2,722 kali untuk mengalami depresi dibanding dengan di hemisfer kinan Tapi pada uji statistik tidak terdapat hubungan berrnakna antara lokasi tumor dengan depresi pad a penderita tumor otak.

BACKGROUND Brain tumor may result in physical, social and psychological disorders. Depression as one of some psychiatric manifestation with patient who had brain tumor. Approximately, it highly varied, study worked by David KW (2002) using Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, fourth - edition (DSM IV) had found depression prevalence of brain tumor of 28%. And Dan Guy Pelletier (2002) discovered prevalence with brain tumor victims from 7,9% through 39%. Progressively, depression may accelerate cancer and mortality. This research is aimed at knowing correlation among brain tumor location with depression. METHOD This research is conducted by descriptive and analytical cross section system to 46 victims of primary brain tumor. Subsequently, it is conducted NP I examination by asking according to ·NP I questioner to caregiver. Then, physically, it had been conducted neurolqgical examination and see brain CT scan assessment I MRI. RESULTS . From 46 brain tumor victims had been discovered 21 males and 25 females. Less than 40 years old is. 39 and more than 40 years old is 27 persons which of 39 . persons had headache and 19 person vomited. It is found that which of 20 victims {43.4%) had depression comprising middle depression is 50%, heavy depression is 35% and its residue (15%) is mild depression. Significantly, there was no correlation among gender, age, headache and vomit. Correlation among depression and lesion location : From 20 victims with tumor location at right hemisphere had been found 6 victims (30%) had depression. Whereas 26 victims with tumor location at left hemisphere which of 14 victims (53.8%) had depression. CONCLUSION Victims who had tumor at -left hemisphere had 2.722 fold had depression than who had tumor in left hemisphere. But, Significantly, from statistical test there was ·no correlation among tumor location and depression to brain tumor victims."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T58262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Layli Putri Marsal
"ABSTRAK
Sistem Microbial Electrolysis Cell (MEC) merupakan teknologi yang menjanjikan untuk produksi energi alternatif hidrogen dari air limbah dengan konsumsi energi yang rendah. Laju produksi hidrogen dengan sistem MEC lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi hidrogen menggunakan metode lain. Sejauh ini, upaya optimasi yang dilakukan masih terfokus pada desain konstruksi sistem dan faktor eksternal sehingga peninjauan optimasi laju produksi hidrogen berdasarkan transfer elektron dari mikroorganisme dalam sistem masih diperlukan. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau pengaruh pembentukan biofilm pada anoda terhadap laju produksi hidrogen. Sistem MEC yang digunakan adalah MEC satu kompartmen, dengan kondisi operasi optimum berdasarkan pengujian penambahan variasi bakteri P. stutzeri dan P. aeruginosa sebagai inhibitor metanogen. Pada penelitian ini, pengaruh pembentukan biofilm ditinjau dengan pengaturan variasi waktu pembentukan biofilm sebelum dilakukan operasi MEC. Variasi waktu yang digunakan adalah 1, 2, 3, 4 dan 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pembentukan biofilm akibat waktu inkubasi terlama terhadap produksi hidrogen yang optimum. Produksi hidrogen dengan 5 hari inkubasi sebelum operasi mampu memperkaya bakteri pada biofilm yang terbentuk dan meningkatkan produksi hidrogen 70,69 lebih besar jika dibandingkan dengan reaktor kontrol.

ABSTRACT
Microbial Electrolysis Cell (MEC) is a promising technology enabling the sustainable production of hydrogen as energy alternative from wastewater with low energy input. The hydrogen production rate of MEC is relatively lower than that of other methods. So far, MEC optimization still focused on the reactor construction design and external factors while the optimization of MEC from internal factor, which is electron transfer from microorganisms in the system, is still needed. This research analyzes the effect of anodic biofilm formation to biohydrogen production in MEC system. The research will be done based on Single-Chamber MEC configuration with optimum operating conditions based on the effect of P. stutzeri and P.aeruginosa addition as methanogen inhibitor. The effect of anodic biofilm formation is adjusted by giving variation of biofilm formation time prior to MEC operation. The time variations used are 1, 2, 3, 4 and 5 days. Hydrogen concentrations produced at the cathode will be tested through Gas Chromatography and anodic biofilm morphology at the anode will be tested through Scanning Electron Microscope (SEM) in order to analyze the effect of anodic biofilm formation to hydrogen production. The optimal hydrogen yield are affected by anodic biofilm enrichment as the higher biofilm formation time occurred. Experimental results showed H2 yield with five days incubation prior to MEC operation producing up to 70.69 compared to the control."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library