Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marya Warascesaria Haryono
"Tujuan penelitian ini adalah menilai kadar GSH plasma setelah suplementasi vitamin C 1000 mg intravena dan 400 mg vitamin E secara oral selama empat hari berturut-turut pada luka bakar sedang berat. Penelitian eksperimen ini dengan satu kelompok pre-post test dengan usia 18-59% tahun pada kasus luka bakar sedang berat kurang dari 60%. Dari 16 kasus yang memenuhi kriteria, diperoleh 12 kasus sebagai subjek penelitian sesuai dengan sampel yang diharapkan. Penyebab luka bakar terbanyak adalah api (75%) dan sebagian besar subyek memiiiki BMI (67%) dengan rata-ma 22,04 i 1,89 kg/mz. Kam vitamin C sebelum suplementasi adalah l7,79(10,l6-32,88)pmol I L dan sesudah suplemcntasi adalah 18,33(9,l0-37,02) pmol I L (p = 0,239). Niiai rata-rata serum kadar vitamin E meningkat signitikan, yaitu 9,06 1 1,56 nmol / L sebelum supiementasi dan 15,50 (6,28~27,17) pmol / L setelah suplementasi (p = 0,019). Nilai rata-rata dan kisaran kadar GSH plasma sebelum suplementasi adalah 0,54:t0,ll pg / mL. Nilai rata~rata tingkat GSH setelah suplemen adalah 1,07 (0,94-l,68) pg / mL. Ini menunjukkan bahwa suplcmcntasi vitamin C dan vitamin E bisa meningkatkan kadar GSH secara signifikan (p = 0,002). Terdapat perbedaan yang sigfinikan pada perubahan kadar vitamin C, vitamin E, dan GSH sebelum dan sesudah perlakuan antara luka bakar sedang dan luka bakar berat.

The aimed of the study is to assess the levels of GSH after supplementation of vitamin C 1000 mg iv and 400 mg vitamin E orally for four consecutive days on a moderate to severe bums. This experimental studies with one group pre-post test involved 18-59% years aged patients with moderate to severe burns less than 60%. From I6 cases required the criteria., there were 12 cases as the subject of research in accordance with the expected sample. The most causes of bums is Ere (75%) and most of subjects have a normal BMI (67%) with average 22.04 i 1.89 kg /mz. Median value of vitamin C levels before supplementation was l7.79(l0.I6-3288) pmol/L and after supplementation was l8.33(9.l0-37.02) |imolfL (p= 0239). Average value of serum vitamin E levels increased significantly, which are 9.06 -L 1.56 pmol/L before supplementation and l5.50(6.28-2'/.l7) nmol/I. alter supplementation (p= 0.0l9). Median value and range of plasma GSH levels before supplementation was 0.540.ll pg,lmL. Median value of GSH levels after supplementation was l.07 (0.94-1.68) ug/mL. This is show that the supplementation of vitamin C and vitamin E may increased GSH levels significantly (p = 0.002). There were no significant differences in changes in levels of vitamin C, vitamin E, and GSH before and after treatment among the study subjects with moderate and severe bums."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32316
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marya Warascesaria Haryono
"Tujuan penelitian ini adalah menilai kadar GSH plasma setelah suplementasi vitamin C 1000 mg intravena dan 400 mg vitamin E secara oral selama empat hari berturut-turut pada luka bakar sedang berat. Penelitian eksperimen ini dengan satu kelompok pre-post test dengan usia 18-59% tahun pada kasus luka bakar sedang berat kurang dari 60%. Dari 16 kasus yang memenuhi kriteria, diperoleh 12 kasus sehagai subjek penelitian sesuai dengan sampel yang diharapkan. Penyebab luka bakar terbanyak adalah api (75%) dan sebagian besar subyek menriliki BMI nonnal (67%) dengan rata-rata 22,04 ± 1,89 kglm2 ? Kadar vitamin C sebelurn suplementasi adalah 17,79(10,16-32,88)p.mol/L dan sesudah suplementasi adalah 18,33(9,10-37,02) p.mol/ L (p = 0,239), Nilai rata-rata serum kadar vitamin E meningkat signifikan, yaitu 9,06 ± 1,56 p.mol I L sebelurn suplementasi dan 15,50 (6,28-27,17) p.mol/L setelah suplementasi (p = 0,019). Nilai rata-rata dan kisaran kadar GSH plasma sebelum suplementasi adalah 0,54±0,11 Jlll I mL, Nilai rata-rata tingkat GSH setelah suplemen adalah l ,07 (0,94-1,68) g /mL.lni menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C dan vitamin E bisa meningkatkan kadar GSH secara signifikan (p = 0,002). Terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan kadar vitamin C, vitamin E, dan GSH sebelum dan sesudah perlakuan antara luka bakar sedang dan luka bakar berat.

The aimed of the study is to assess the levels of GSH after supplementation of vitamin C 1000 mg iv and 400 mg vitamin E orally for four consecutive days on a moderate to severe bums. This experimental studies with one group pre-post test involved 18-590/o years aged patients with moderate to severe burns less than 60%, From 16 cases required the criteria, there were 12 cases as the subject of research in accordance with the expected sample. The most causes of burns is fire (75%) and most of subjects have a nominal BMl (67%) with average 22.04 ± 1.89 kg /m2 ? Median value of vitamin C levels before supplementation was 17.79(10.16-32.88) and after supplementation was 18.33(9.10-37.02) ~mol/L (lr= 0.239). Average value of serum vitantin E levels increased significantly, which are 9.06 ± 1.56 mol/L befure supplementation and 15.50(6.28-27.17) mol/L after supplementation (p= 0.019). Median value and range of plasma GSH levels before supplementation was 0.54±0.11 ;tg/mL. Median value of GSH levels after supplementation was 1.07 (0.94-1.68) flgimL. This is show that the supplementation of vitamin C and vitamin E may increased GSH levels significantly (p = 0.002). There were no significant differences in changes in levels of vitamin C, vitamin E, and GSH before and after treatment among the study subjects with moderate and severe burns."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32848
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marya Warascesaria Haryono
"Studi kasus serial ini bertujuan untuk memberikan tatalaksana nutrisi pada pasien kanker kepala dan leher yang menjalani terapi kemoradiasi. Status nutrisi seorang pasien kanker merupakan salah satu prediktor dalam menentukan QOL dan survival, tetapi status nutrisi pada kasus serial ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain metabolisme sel kanker, perubahan metabolisme dalam tubuh, efek samping radiasi, efek samping kemoterapi, serta faktor-faktor lain seperti psikis dan ekonomi. Serial kasus ini merupakan empat pasien kanker kepala dan leher berusia 30-57 tahun yang sedang menjalani kemoradioterapi dan telah mengalami penurunan berat badan bahkan sebelum dilakukan kemoradioterapi. Dalam perjalanan penyakitnya pasien mengalami efek samping terapi yang mempengaruhi status nutrisi pasien. Kebutuhan nutrisi pasien pada kasus serial ini dihitung menggunakan rumus Harris Benedict dengan faktor stres 1,5 dan diberikan protein sebanyak 1,5-2,0 g/kgBB/hari serta lemak 25-30%. Pemberian mikronutrien disesuaikan dengan RDA. Hasil dari kasus serial ini menunjukkan bahwa pasien yang status nutrisinya dapat dipertahankan menghasilkan outcome yang lebih baik daripada pasien yang status nutrisinya menurun. Untuk itu pada kasus keganasan kepala dan leher yang menjalani kemoradiasi sebaiknya diberikan konseling dan terapi nutrisi sejak awal sebelum timbul efek samping kemoradioterapi.

This case studies aims to provide nutritional management of head and neck cancer patients undergoing chemoradiation therapy. Nutritional status of a patient's cancer is one of the predictors in determining QOL and survival. Nnutritional status is influenced by many factors, such as cancer cell metabolism, metabolic changes, the side effects of radiation and chemotherapy, as well as other factors such as psychological and economic. This is a case series of four head and neck cancer patients aged 30-57 years who were undergoing chemoradiotherapy and has lost weight even before chemoradiotherapy. In the course of illness of patients experience side effects of therapy affects the nutritional status of patients. Nutritional needs of patients in the case series were calculated using the Harris Benedict formula and stress factor 1.5. Protein was given 1.5 to 2.0 g protein/kgBW/day and 25-30% of fat. Micronutrient was provide as RDA. Results of this case series suggests that the nutritional status of patients who can be maintained produced better outcomes than patients whose nutritional status declined. For it is in the case of head and neck malignancies who underwent chemoradiation should be given counseling and nutrition therapy early before any side effects of chemoradiotherapy."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library