Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melisa Sandrianti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kondisi iklim organisasi pada salah satu divisi PT X yang memiliki tingkat turnover paling tinggi, untuk menentukan intervensi apa yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan intensi turnover. Penelitian menggunakan kuesioner Patterson dkk (2005) yang mengevaluasi 8 dimensi persepsi karyawan atas lingkungan pekerjaan mereka, serta kuesioner untuk mengukur intensi turnover, yang diadaptasi dari Mobley (1987). Hasilnya adalah terdapat hubungan negatif antara iklim organisasi dengan intensi turnover, dengan nilai korelasi R -0,508. Selain itu ditemukan bahwa dimensi umpan balik kinerja pada iklim organisasi adalah faktor yang paling besar berkontribusi pada intensi turnover sehingga peneliti mengusulkan rancangan program coaching untuk meningkatkan proses umpan balik kinerja yang diharapkan dapat menurunkan intensi turnover pada di PT X tersebut.
This research was conducted to measure the organizational climate conditions in one of the divisions of PT X which has the highest turnover rate, in order to determine what intervention can be done to help lower turnover intention. The study used a questionnaire Patterson et al (2005) which evaluated the 8 dimensions of employees? perception on their work environment, as well as a questionnaire to measure the turnover intention, which was adapted from Mobley (1987). The result is that there is a negative relationship between organizational climate with turnover intention, with R value is -0,508. In addition it was found that the performance feedback is one of the dimensions of organizational climate with high factor contributing to turnover intention. As such the researcher proposed coaching program as intervension design to improve performance feedback in aim to reduce turnover intention at PT X.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45165
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Sandrianti
Abstrak :
Skripsi ini merupakan penelitian mengenai pemahaman public relations pada PT. Helu Trans, dimana penekanannya adalah bag imana pemahaman tersebut menyebabkan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan public rela~ions dalam manajemen. Penelitian ·ini menggunakan met0de penelitia kualitatif yang bersifat deskriptif Sementara metode analisa yang digunakan adalah analisa..studi kasus, dengan unit analisisnya adalah pimpinan, direksi, manajer, karyawan, dan klien P elu Trans. Data diperoleh melalm pengumpulan dokumen, observasi langsung dan wawancara sistematik. Peneliti juga berusaha menyeimbangkan pero ehan data dari para karyawan dengan menca · informasi kepada mantan k ryawan perusahaan yang keluar karena adanya ketidakcocokan dengan arakteristi!C pimpinan. Hal ini· · dilakii an dengan maksud memperoleh keterangan yang sesungguhnya karena terindikasi · bahwa karyawan yang masih Beketja di Helu Trans tidak bisa memberikan informasi yang jujur mengenai kekurangan-kekurangan aalam manajemen perusahaan. Helu Trans memiliki karakterisitik perusahaan yaNg oleh Rhenald Kasali digolongkan dalam jenis perusahaan muda, yakni perusahaan yang mumi dikuasai oleh satu orang yang pemilik sekatigus pimpinan dan sulit untuk menerima masuhn dari pihak lain. Dengan karakteristik yan dimih ri, Helu Trans sebenamya sangat membutuhkan keberadaan PR, namun temyata titlak memilikinya sampai sekarang. Bahkan perusahaan ini tidak pemah menggunakan jasa konsultan PR. Penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan top management Helu Trans untuk tidak memiliki divisi PR. Dengan melakukan analisa berdasarkan wawancara dan dokumen perusahaan, ditemukan ada empat faktor yaitu: pertama, kesalahpahaman mengenai definisi dan fungsi PR~ kedua, anggapan bahwa PR bisa dilakukan oleh siapa saja dalam perusahaan; ketiga, tidak adanya pengalaman kerja dengan PR lain; dan keempat, faktor kepemilikan. Terbukti bahwa kesalahpahaman mengenai definisi dan fungsi PR membuat banyaknya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan fungsi PR dalam manajemen perusahaan. Selanjutnya dengan tidak adanya PR Internal tersebut, didapati bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi PR dalam sesungguhnya betjalan secara kurang maksimal dan bahkan mengalami kekurangan. Apabila kekurangan tersebut dianalisa dari segi kerangka pernikiran penelitian maka dapat pula diprediksi keadaaan fungsi PR Helu Trans jika prak.-tisi PR tidak ada dalam perusahaan. Masalah pada hubungan dengan karyawan sekaligus bagaimana bentuk komunikasi dua arah bisa berjalan dalam perusahaan adalah hambatan yang paling besar dihadapi perusahaan . Kedua hal ini temyata banyak menimbulkan permasalahan namun belum disadari oleh pimpinan. Masalah sebagian besar disebabkan oleh ciri-ciri pimpinan yang one man show, tidak bisa menepati janji kesejahteraan kepada pegawai, dorninasi dalam penerimaan pegawai baru, dan tidak diperlengkapinya Helu Trans dengan sarana komunikasi dua arah yang baik. Padahal dengan karaki:er pimpinan ·yang sulit untuk menerima masukan maka adanya sarana akan mempermudah komunikasi dua arah tersebut. Akibatnya banyak pegawai bermutu Helu Trans yaiig-·feluar karena inenemukan bahwa lingkungan kerja di Helu Trans kurang sehat karena masalah komunikasi terse but. Kalaupun ada masalah pada kaq,awan, tidak berani dikemukan kepada pimpinan. Hal ini dibuki:ikan dari perbedaan jawaban antara respond en yang merupakan karyaw·an dan responden yang merupakan mantan karyawan. Berarti bagi karyawan yang bermasalah namun tidak mernililh pilihan lain selain tetap bekerja, akan terjadi konflik batin yang pas · berpengaruh dengan produk-tifitas pegawai tersebut. Pada akhimya dengan serangkaian jawaban atas permasalahan yang ada maka peneliti hendak mep1berikan saran kepada PT. Helu Trans secara khusus dan secara umum kepada Rerusahaan muda lainnya bahw·a keberadaan PR Internal sangat penting dalam perus aan. PR juga yang akan membantu pelaksa aan komu il(asi lainnya dalam perusahaan yang setelah diteliti temyata kurang maksi al. Temyata sangat terbuk-ti bahwa jika suatu perusahaan merniliki divisi R ,maka yang perlu diberikan hanyalah kesempatan untuk bisa melaksanakan fungsinya semaksimal mungkin. Kesempatan akan sangat ljerarti karena ruang lingkup gerak PR dalam setiap kegia ya akan sangat dipengaJ i oleh dukungan dari pihak eksekutif atas, dan bila dibatasi maka tidak akan berfUI1gsi sebagaimana mesti.ny,
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library