Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Alnoza
"Prasasti stambha dibuat berdasarkan konsep tertentu. Konsep dibalik pembuatan prasasti tersebut disebut sebagai makna. Arkeolog perlu untuk melakukan interpretasi lebih lanjut membuka tabir dibalik makna dari bentuk prasasti. Pemaknaan tersebut dilakukan melaui studi semiotika terhadap isi dan bentuk prasasti. Tulisan ini memunculkan permasalahan mengenai makna prasasti stambha yang berasal dari abad ke-9-10 M. Kajian ini bertujuan untuk merekonstruksi konsep dibalik pembuatan prasasti stambha pada masa Jawa Kuno. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari proses pengumpulan data, analisis data dan interpretasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa prasasti stambha memiliki makna yang bertingkat karena dipengaruhi oleh Konsep

The Stone stele is made in a certain form based on a certain concept. The concept behind the making of the inscription is called meaning. Archaeologists need to interpret this in uncovering the meaning behind the inscription form, through the study of semiotics in the overall form and contents of the inscription. This paper was made by raising the question of the meaning of the stambha inscriptions from the 9th-10th century AD. The study will be aimed at reconstructing the concept behind the making of the stambha inscriptions in ancient Java. The method used in this study consists of data collection, data analysis and interpretation. Based on this series of studies, it can be seen that the stambha inscription has a hierarchical sacred meaning.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Alnoza
"Tulisan ini membahas secara kritis gaya pemerintahan Airlangga dengan menggunakan pendekatan analisis fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Airlangga menjalankan fungsinya sebagai
raja dalam struktur pemerintahan kerajaannya. Masalah tersebut berusaha dijawab dalam rangka mengetahui fungsi manifes, fungsi laten, dan aspek disfungsional dari Airlangga melalui kebijakan yang dikeluarkannya. Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
ini terdiri atas pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan pengolahan data dengan melakukan analisis dan interpretasi. Melalui kajian yang dilakukan dengan membandingkan kebijakan Airlangga dan konsep aṣṭabrata, dapat diketahui bahwa Airlangga menjalankan fungsi manifes dalam bidang bidang militer dan ekonomi, sedangkan fungsi laten dilakukan di bidang hubungan internasional. Aspek disfungsional Airlangga ditunjukkan melalui kurang berfungsinya Airlangga sebagai simbol kejayaan suatu negara dan penjaga kestabilan internal kerajaan. Oleh karena itu, kebaruan dari penelitian ini terletak pada pemosisian Airlangga sebagai sosok raja yang disfungsional di salah satu aspek yang harusnya dimiliki seorang raja.

This paper critically discusses Airlangga’s style of government using the functional analysis approach proposed by Robert K. Merton. The problem raised in this study is how Airlangga performs his function as a king in his royal government. The study aims to find out the functions of manifest, latent functions, and dysfunctional aspects of Airlangga through the policies he issued. The method used in this qualitative research consisted of data collection through library research and data processing by analyzing and interpreting. By comparing Airlangga policy and the concept of , the study has found that Airlangga carried out manifest function in military and economy. In the meantime, he carried out the latent function in the international relations. Airlangga’s dysfunctional aspect has shown Airlangga’s lack of functioning as the symbol of the glory of a country and the guardian of the kingdom’s internal stability. Therefore, the novelty of the research is Airlangga’s position as a dysfunctional figure in one of the aspects that a king was supposed to own."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2022
900 HAN 5:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library