Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Khadafi
"Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap oleh material yang digunakan (Nugraha, 1985), Pada tahap pelaksanaan konstruksi penggunaan material di lapangan sering terjadi sisa material (waste) yang cukup besar, sehingga upaya untuk meminimalisasi sisa material penting untuk diterapkan.
Tingkat waste material dapat dikendalikan tergantung dari kemampuan personil atau organisasi suatu proyek dimana masing-masing organisasi tentunya memiliki tingkat waste yang berbeda-beda. Bahkan dalam suatu organisasi, waste yang terjadi pada tiap sub organisasi dapat berbeda pula.
Dengan melihat potensi yang cukup signifikan untuk mengendalikan sisa material maka dibuatlah suatu software untuk mengoptimasi nilai waste besi tulangan agar menjadi lebih optimal. Software ini pertama kali dicetuskan oleh Bapak Budi Suanda ST, MT dengan nama Software Optimasi Waste Besi (SOWB) . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi SOWB dalam mengoptimasi sisa material (waste) besi tulangan pada pekerjaan struktur beton bertulang.
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan kuantitatif berupa archival analysis ke lapangan yang digunakan untuk meneliti berapa besar nilai waste besi tulangan pada pekerjaan struktur beton bertulang yang dihasilkan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung nilai waste besi tulangan dengan dengan menggunakan aplikasi SOWB lalu mengoptimasi nilai waste besi tulangan tersebut menjadi lebih optimal dengan beberapa metode optimasi. Diharapkan dengan perhitungan tersebut dapat diketahui seberapa keberhasilan aplikasi SOWB dalam mengoptimasi sisa material (waste) besi tulangan pada pekerjaan struktur beton bertulang.

Material represent important component in determining the level of the expense of a project, More than a half the expense of the project permeated by used material (Nugraha, 1985), At the execution phase of construction, usage of material often generating huge of waste material, so that optimize the waste material is important to be applied.
Rate of waste material can be controlled depends on the ability of the organization or personnel project. Each organization have different rate of waste each other. Even in an organization, waste that happened at every sub organization can different each other.
Seen potency which enough significant to control the waste of material hence made a software to optimize the reinforcement bar waste in order to become more optimal. This Software first time triggered by Mr. Budi Suanda ST, MT by the name of Software Optimasi Waste Besi (SOWB).
This research aim to to know the influence of usage "SOWB" application in reinforcement bar waste optimization at reinforcement concrete structure work. Research method taken is by conducting quantitative approach in the form of analysis archival used to check how big reinforcement bar waste value at work of reinforcement concrete structure.
This research is conducted by calculating reinforcement bar waste value by using SOWB application and then optimize the reinforcement bar waste become more optimal with a few method of optimization.
Expected with the calculation we can discover the efficiency of application " SOWB" in reinforcement bar waste optimization."
2008
S50539
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khadafi
"Proyek EPC Engineering, Procurement, and Construction memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling ketergantungan antar aktifitas yang ada, fase overlaps antar masing-masing aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan yang lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. Permasalahan utama yang sering dihadapi khususnya pada Proyek EPC Pipeline adalah terjadinya cost overrun dalam proses engineering, procurement dan construction. Perubahan selalu terjadi dengan persentase berkisar antara 5 - 10 dari kontrak. Keterlibatan pihak eksternal dan internal dapat memunculkan risiko baru terhadap pihak kontraktor terutama di fase pengendalian. Oleh karena itu, diperlukan analisis risiko berbasis PMBOK 2017 yang menemukan bahwa kesalahan dalam perbedaan persepsi desain DED dengan basis desain FEED dan tidak adanya struktur organisasi change order yang merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon preventif yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan konsinyering pada fase engineering dimulai, mediasi dengan third party institution dan membuat struktur organisasi dalam prosedur change order. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan secara optimal bahkan terdapat respon yang tidak diterapkan, maka dari itu diperlukan beberapa langkah untuk perbaikan.

EPC Engineering, Procurement, and Construction projects have very high challenges, starting from interdependence between existing activities, overlapping phases between each activity, breaking activities into more detailed work activities, organizational structure complexity, and uncertainty in predictive accuracy arising during the execution period. The main problems that are often faced, especially in the EPC Pipeline Project is the cost overrun in the engineering, procurement and construction process. Changes always occur with percentages ranging from 5 10 of the contract. The involvement of external and internal parties can lead to new risks to the contractor, especially in the control phase. Therefore, it is necessary to simulate a risk model based on PMBOK 2017 which finds that difference of design perception of DED with design basis FEED and the absence of change order organizational structure are the dominant risk. Further evaluations are made and it is known that risk mitigation is an appropriate preventive response. Meanwhile, appropriate corrective action is to do consignment in the engineering phase begins, mediation with the third party institution and the making of an changes organizational structure in the change order procedure. Unfortunately, the risk response is still not running optimally and even there is a response that is not applied, therefore some steps needed to improve."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Muhammad Khadafi
"Penelitian ini bertujuan menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengapa Arab Saudi menerima shuttle diplomacy China sebagai media untuk mengembalikan hubungan diplomatiknya dengan Iran, padahal sebelumnya telah ada upaya mediasi oleh negara-negara lain. Menggunakan kerangka analisis ‘tripartite approach’ yang diajukan oleh Carlsnaes (1992) penelitian ini dibahas secara kualitatif deduktif yang berangkat dari kerangka analisis tersebut. Sebelumnya telah ada literatur yang mengkaji terkait bagaimana hubungan, pengaruh dan kebijakan China di Timur Tengah dan ditemukan empat poin utama yang menjadi fokus dalam topik ini yaitu: Pengaruh China di Timur Tengah, Aspek Ekonomi-Politik Kebijakan China di Timur Tengah, Pragmatisme dalam Kebijakan China di Timur Tengah, dan Sino- Arab Saudi dan Sino-Iran. Untuk mengisi gap yang ada, penelitian ini kemudian menemukan bahwa dari kondisi objektif Arab Saudi dan pengaturan institusional mempengaruhi persepsi dan value yang kemudian menilai bahwa China memiliki peran signifikan dengan tanpa adanya catatan historis buruk di kawasan, maka Arab Saudi dengan preferensinya memilih untuk menerima China sebagai mediator perbaikan hubungan dengan Iran.

This research aims to explain and answer the question of why Saudi Arabia accepted China's shuttle diplomacy as a medium to restore its diplomatic relations with Iran, even though previously there had been mediation efforts by other countries. Using the 'tripartite approach' analytical framework proposed by Carlsnaes (1992), this research was discussed qualitatively deductively starting from this analytical framework. Previously there had been literature that examined China's relations, influence, and policies in the Middle East and found four main points that were the focus of this topic, namely: China's Influence in the Middle East, Economic-Political Aspects of China's Policy in the Middle East, Pragmatism in China's Policy in the Middle East, and Sino-Saudi Arabia and Sino-Iran. To fill the existing gap, this research then found that Saudi Arabia's objective conditions and institutional arrangements influenced perceptions and values ​​which then assessed that China had a significant role without a bad historical record in the region, so Saudi Arabia with its preference chose to accept China as a mediator to improve relations with Iran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library