Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ridho Rachman
Abstrak :
Tesis ini menganalisis fenomena oposisi parlemen Indonesia yang dilakukan oleh Partai Gerindra (2014-2019) sebagai partai yang berada di luar pemerintah dan menjalankan fungsi oposisi. Bagaimana pelaksanaannya, dan strategi seperti apa yang dijalankan Gerindra untuk memengaruhi pembuatan keputusan di parlemen? Untuk menjawabnya, studi ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data lewat kajian literatur, penelusuran data, dan wawancara mendalam. Perspektif teori yang melatarbelakangi penelitian ini adalah argumentasi Katrin Steinack (2011) tentang strategi oposisi yang menyatakan bahwa perilaku partai oposisi di dalam parlemen merupakan akumulasi dampak struktural institusional, sosio-demografi, serta aspek kepartaian; serta asumsi Tuswoyo (2016) tentang konsep pelembagaan oposisi sebagai proses dan tata kerja yang berkembang secara bertahap sampai pada nilai baku dan melembaga yang disepakati bersama (konsensus) oleh aktor-aktor yang berkepentingan terhadap pelembagaan tersebut. Studi ini menemukan bahwa: (1) sebagai partai oposisi, Gerindra cenderung menggunakan strategi konten dengan menggunakan area pembuatan kebijakan publik sebagai medium interaksi kekuatan politik seperti di tingkat komisi atau satuan kerja lainnya. (2) Selain aspek internal, kerja sama di antara parpol oposisi memberikan pengaruh besar terhadap usaha oposisi untuk memengaruhi keputusan parlemen. (3) Namun, jumlah legislator juga merupakan faktor penting saat keputusan parlemen diambil lewat pemungutan suara (voting). Implikasi teori menunjukkan bahwa: (1) karakteristik relasi eksekutif-legislatif Indonesia menunjukkan bahwa medium Paripurna cenderung menampilkan kontestasi politik antarparpol di parlemen, alih-alih pertentangan eksekutif-legislatif. (2) Kontestasi politik yang terjadi dalam fungsi anggaran di parlemen menunjukkan adanya strategi oposisional yang dilakukan oleh partai oposisi, artinya tidak hanya terbatas pada fungsi legislasi saja. (3) Strategi oposisi bisa dilakukan sekaligus karena terjadi persilangan (split over) dari dua kategori strategi oposisi. (4) Sikap abstain terhadap hasil keputusan parlemen merupakan bagian dari strategi oposisi akibat hilangnya peluang untuk memengaruhi pengambilan keputusan. ......This thesis analyzes parliament opposition in Indonesia by Gerindra Party 2014-2019 as a party whose consistently outside the government and functioning as an opposition party. How is it implemented, and what kind of strategy Gerindra did to influence parliamentary decision making process To answer this, the study uses qualitative methods by collecting data through literature review, data tracking, and indepth interviews. The theoretical perspective in this research is Katrin Steinack's 2011 argument about the opposition strategy which states that the behavior of opposition party in parliament is the accumulation of the impact of the structural and institutional factors, socio-demographic, and and partys informal rules of engagement; and Tuswoyo assumption 2016 about the concept of institutionalization of parliamentary opposition as a process and working procedure that develops gradually up to the standard and institutionalized values (consensus) found by the actors who interested to. This study found that: 1 as opposition party, Gerindra focuses on content-oriented strategies using the area of public policy making as a medium of political interplay such as at the commission level or other work units. 2 In addition to internal aspects, the cooperation between opposition political parties has a major influence on the oppositions efforts to influence parliamentary decisions. 3 However, the number of legislators is also an important factor when voting mechanism implemented. Theoretical implications show that: 1 The characteristics of Indonesias executivelegislative relation shows that the Plenary tends to display political contestation between political parties in parliament, rather than executive-legislative confrontation. 2 The political contestation that occurs in the budgeting parliamentary process shows there are oppositional strategies by opposition party, it means not only limited to the parliaments legislative function. 3 both opposition strategies used at once because there is a split over between the two categories. 4 Abstention from the results of parliamentary decision process is a part of the opposition strategy due to losing opportunities to influence decision making process.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Rachman
Abstrak :
Skripsi ini membahas pemikiran Hamid Algadri, salah satu anggota Pengurus Besar Partai Arab Indonesia tentang Indo-Arab dan tanah air. Selain itu, ia juga menjabat sebagai staf redaktur majalah Insaf, salah satu media resmi Partai Arab Indonesia. Skripsi ini mengambil periodisasi tahun 1937-1942. Tahun 1937 adalah awal mula ia bergabung dalam Partai Arab Indonesia, sedangkan 1942 merupakan tahun dibubarkannya partai tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikirannya dalam dua bidang itu merupakan reaksi dari kondisi masyarakat peranakan Arab (Indo-Arab) di Indonesia yang menurutnya harus menginsafi diri sebagai putra Indonesia dan keluar dari kehidupan yang mengisolasi diri dari masyarakat umum Indonesia, dan memperlihatkan bahwa Algadri adalah salah satu tokoh progresif keturunan Arab yang memiliki konsistensi dalam memperjuangkan apa yang ada dalam idealismenya. ......This study is Hamid Algadri’s thought, a member of Executive Board of the Party of Arab Indonesia, about Indo-Arab and Homeland. In addition, he also served as the editor of the Insaf Magazine. The period of this study is between 1937-1942. In 1937 was the time he joint in the Party of Arab Indonesia, and in 1942 these party was dismissed. The result of this study shows that his thought in those two domains was as a reaction to the conditions of Peranakan Arab community (Indo-Arab) in Indonnesia that he had himself regeretting as the son of Indonesia and out of the live that isolate themselves from common Indonesian community, and to show that Algadri is one of progressive character of Arab decent has consistency in fighting for what is in his idealism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library