Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syarif
Abstrak :
Kanker serviks masih merupakan permasalahan kesehatan perempuan di dunia, terutama dinegara berkembang. WHO melaporkan terdapat sekitar 500.000 kasus baru setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling sering pada perempuan. Lebih dari separuh penderita kanker serviks datang sudah dalam stadium lanjut, yang memerlukan fasilitas khusus untuk pengobatan. Disamping mahal, pengobatan terhadap kanker stadium lanjut juga memberikan basil yang tidak memuaskan dengan harapan hidup 5 tahun yang kurang dari 35%.' Meningkatnya stadium kanker memperburuk ketahanan hidup lima tahun penderitanya. Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan oleh kanker serviks dipandang dari segi harapan hidup, angka kesembuhan, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya pengobatan, maka perlu program penapisan yang efektif dalam deteksi dini kanker serviks memang sangat diperlukan. Penapisan kanker serviks di negara maju sudah dilakukan pada 50% perempuan dewasa, sedangkan di negara berkembang hanya 5%.' Padahal kematian penderita kanker serviks yang berusia 60 tahun ke atas disebabkan tidak pemahnya penderita melakukan penapis pada 3 tahun terakhir. Di Indonesia penerapan penapis dengan pap smir masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah negara, kurangnya sarana laboratorium dan tenaga ahli patologi anatomi/sitologi serta biaya yang cukup mahal yang masih harus ditanggung sendiri oleh mereka yang ingin melakukan penapis dengan metode pap smir. Hal yang sama juga dialami oleh negara-negara lain yang sedang berkembang. Karena itu dibutuhkan altematif penapis yang lebih sederhana, mampu laksana, murah sehingga memungkinkan tercapainya cakupan yang Iebih luas serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter seperti bidan atau perawat. Dengan demikian dapat diharapkan Iebih banyak kasus ditemukan masih dalam tahap lesi prakanker serviks. Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) merupakan salah satu metode penapisan yang teiah cukup banyak diteliti dan menunjukkan akurasi pemeriksaan yang cukup baik untuk mendeteksi lesi prakanker serviks. IVA dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan yang sederhana. Sayangnya walaupun pemeriksaan ini cukup sensitif namun temyata angka positif palsunya cukup tinggi yang berdampak pada nilai spesifrsitas serta nilai duga positifnya. Hal ini dapat menyebabkan cukup banyak kasus dengan WA positif yang sebenamya normal namun harus dikirirn untuk pemeriksaan lanjutan seperti kolposkopi atau mendapatkan terapi. Salah satu upaya menurunkan angka kejadian positifpalsu ini adalah melakukan penapisan dengan 2 tahap secara serial. Dengan metode ini dilakukan suatu pemeriksaan lain yang lebih spesifik sebagai penapis lanjutan apabila ditemukan kasus dengan WA positif. Salah satu metode pemeriksaan yang sudah direkomendasikan pada banyak penelitian sebagai triase pada metode penapisan dengan pap smir adalah tes HPV (Human Papiloma Virus) dengan metode Hybrid Capture H (HC II). Tes HPV dianjurkan sebagai prosedur tingkat kedua bagi kasus dengan basil pap smir borderline atau abnormal. Penggunaan tes ini dikaitkan bahwa perkembangan yang ada menunjukkan HPV saat ini merupakan penyebab utama kanker serviks. Karena efektifitas tes HPV sebagai penapis pada kasus dengan WA positif belum diketahui, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui data mengenai hal tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Belum diketahuinya akurasi tes HPV dengan Hybrid Capture II sebagai penapis pada kasus WA positif dalam upaya deteksi dini lesi prakanker serviks di Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
Abstrak :
Luaran ibu dengan infeksi Covid-19 dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit dan peningkatan risiko komplikasi kehamilan. Penyebab mortalitas ibu dengan Covid-19 sangat bervariasi dan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19 di RSUD Pasar Rebo. Penelitian terdiri dari 2 tahap. Tahap 1 merupakan systematic review untuk mendapatkan data penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19. Tahap 2 merupakan studi deskriptif retrospektif dengan mengambil data rekam medis ibu dan wawancara pada keluarga ibu dengan infeksi Covid-19 yang meninggal di RSUD Pasar Rebo. Penelitian tahap 1 menemukan etiologi kematian ibu dengan infeksi Covid-19 adalah pneumonia, kegagalan multiorgan, serangan jantung dan DIC. Penelitian tahap 2 menemukan ibu dengan infeksi Covid-19 yang meninggal rerata berusia 29,25 tahun dengan masa gestasi 24-39 minggu dengan gejala klinis demam, batuk dan sesak. Komorbiditas adalah obesitas (2 dari 4 kasus), hipertensi (1 dari 4 kasus) dan preeklampsia (1 dari 4 kasus). Hampir semua kasus dirawat di ICU. Semua ibu dengan infeksi Covid-19 meninggal karena ARDS. Sumber infeksi ditemukan pada 2 dari 4 kasus. Seluruh kasus mengalami kesulitan dalam mencari fasilitas Kesehatan tempat rawat khusus Covid-19 untuk ibu hamil di beberapa tempat sebelum datang ke RSUD Pasar Rebo. Simpulan : Penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19 adalah ARDS. Perlu mengidentifikasi ibu dengan infeksi Covid-19 yang memiliki komorbiditas atau komplikasi medis untuk penanganan lebih ketat dan memperbaiki sistem rujukan. ......Maternal outcomes with COVID-19 infection were associated with disease severity and an increased risk of pregnancy complications. The etiology of maternal mortality with Covid-19 are varied and limited. This study aimed to determine the etiology of maternal death with Covid-19 infection at Pasar Rebo Hospital. The research consisted of 2 phases. Phase 1 was a systematic review to obtain data on etiology of maternal death with Covid-19 infection. Phase 2 was a retrospective descriptive study by taking maternal medical records and interviewing with the families of maternal with Covid-19 infection who died at Pasar Rebo Hospital. Phase 1 research found the etiology of maternal death with Covid-19 infection was pneumonia, multiorgan failure, heart attack and DIC. Phase 2 research found mothers with Covid-19 infection who died an average age of 29.25 years with a gestation period of 24-39 weeks with clinical symptoms of fever, cough and shortness of breath. Comorbidities were obesity (2 out of 4 cases), hypertension (1 out of 4 cases) and preeclampsia (1 out of 4 cases). Almost all cases are admitted to the ICU. All mothers with Covid-19 infection died of ARDS. The source of infection was found in 2 out of 4 cases. All cases had difficulty finding health facilities for Covid-19 special care for pregnant women in several places before coming to Pasar Rebo Hospital Conclusion : The cause of maternal death with Covid-19 infection is ARDS. It is important to identify mothers with Covid-19 infection who have comorbidities or medical complications for stricter treatment and improve the referral system.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library