Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhwan Karim
"Kitosan merupakan polimer alam bersifat polikationik, biodegradabel dan biokompatibel yang berpotensi sebagai sediaan lepas terkendali. Pentoksifillin merupakan obat yang memiliki efek anti inflamasi dan penekan daya imun digunakan sebagai model obat. Beads kitosan-tpp mengandung pentoksifillin dibuat dengan metode gelasi ionik pada pH natrium tripolifosfat 3, 4 dan 5. Beads dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan ayakan bertingkat. Uji kandungan obat, efisiensi penjerapan pentoksifillin dalam beads dan pelepasan obat ditetapkan secara spektrofotometri.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa beads yang dihasilkan berbentuk bulat berwarna kuning agak keputihan dengan ukuran rata-rata 710 - 1180 μm. Kandungan obat dalam beads dari ketiga formula, yaitu 10,46%, 10,18%, dan 10,41%. Efisiensi penjerapan dari ketiga formula tersebut tidak berbeda signifikan, yaitu 20,74%, 19,73%, dan 20,61%. Pada uji disolusi obat dalam medium HCl pH 1,2, dapar fosfat pH 7,4, dan dapar fosfat pH 6 terlihat bahwa pelepasan obat tidak berbeda secara signifikan. Obat dapat terlepas hampir seluruhnya pada menit ke 30. Hasil menunjukkan bahwa beads kitosan-tripolifosfat dengan perbedaan pH tidak berbeda secara signifikan dalam bentuk, ukuran, efisiensi penjerapan dan pelepasan obatnya.

Chitosan is a natural polymer with polycationic, biodegradable and biocompatible characteristics, has the potential as controlled release delivery. Pentoxyfilline has inflammatory and immunosuppressive used as a model drug. Chitosan-tpp beads containing pentoxyfilline prepared by ionic gelation method in pH of sodium tripolyphosphate 3, 4 and 5. Beads characrerized by Scanning Electron Microscope (SEM) and sieveing grade. Drug content, encapsulation efficiency of pentoxyfilline in beads and drug release decided by spectrofotometry.
Characterization result shows that beads which produced have a spherical form and have yellow-white color with mean size 710 - 1180 μm. Drug Content from three formulas are 10,46%, 10,18%, and 10,41%. Encapsulation efficiency from three formula did not differ significantly, which are 20,74%, 19,73%, and 20,61%. On the disolution test of drug in the medium HCl pH 1.2, dapar phosphate pH 7.4 and phosphate dapar pH 6 looks that the release of the drug does not differ significantly. All of drug released in 30 minutes. Result shows that chitosan - tripolyphosphate beads different in pH did not differ significantly in encapsulation efficiency and the release of drug.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1791
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhwan Karim
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan gambaran mengenai tugas pokok dan fungsi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian meliputi kebijakan penyusunan norma standar prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian terdiri dari empat subdirektorat yaitu subdirektorat produksi dan distribusi obat dan obat tradisional produksi kosmetika dan makanan produksi dan distribusi narkotika psikotropika prekursor dan sediaan farmasi khusus dan kemandirian obat dan bahan baku obat Dalam tugas khusus dijelaskan mengenai pembatasan dan pelarangan penggunaan bahan kosmetika dalam Formularium Kosmetika Indonesia Pada tugas khusus tersebut dilakukan penyusunan Formularium Kosmetika Indonesia Setelah itu dilakukan pengkajian terhadap bahan yang dibatasi dan dilarang penggunaannya berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI

Apothecary Internship at Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia aims to gain knowledge and an overview of the duties and functions of Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian includes policies preparation of norms standards procedures criterias and providing technical guidance and evaluation of pharmaceutical production and distribution This directorate has four sub directorates sub directorate of production and distribution of drugs and traditional drugs production of cosmetics and foods production and distribution narcotics psychotropics precursor and pharmaceutical specific form and independence of drugs and pharmaceutical raw materials In specific task described the restrictions and bans the use of cosmetics in Cosmetics formulary Indonesia In that specific task arrangement formulary Cosmetics Indonesia After that assessment of the material is restricted and prohibited by regulations issued by the National Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia BPOM RI"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover