Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muljono
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
923 MUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muljono
Yogyakarta: Andi, 2003
530.141 MUL l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muljono
Jakarta: Depdikbud , 1979/1980
923.259 8 MUL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Muljono
"ABSTRAK
Salah satu cara untuk mengekstraksi DNA Brugia malayi adalah menggunakan kit yang lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan teknik ekstraksi fenol,
Pada 15 ekor cacing dewasa B.malayi hasil pembiakan dalam gerbil dilakukan ekstraksi DNA dengan menggunakan kit dan metode ekstraksi fenol yang lebih rumit. Pada teknik ekstraksi dengan kit ternyata tidak diperoleh DNA, sedangkan pada ekstraksi fenol diperoleh DNA sejumlah 100 µg/ml yang terlihat sebagai pita 322 bp pada elektroforesis.
Disimpulkan bahwa teknik ekstraksi fenol lebih bailk hasilnya dibandingkan dengan kit karena pemakaian fenol yang lebih sering sehingga lebih banyak DNA yang dapat terekstraksi.

ABSTRACT
Comparison Of DNA Extraction Result from Brugia malayi by using Kit and by using Phenol Extraction Method
One of several ways to extract the Brugia malayi DNA is to use a kit which is more simple and take a shorter time compared to the phenol extraction technique.
DNA extraction by using kit and by using phenol extraction method were done on 15 adult worms of B. malayi which had been cultured in gerbil.
No DNA was extracted by using the kit; whereas 100 µg/ml DNA was obtained by using phenol extraction method. The DNA was seen as a 322 bp band on electrophoresis.
It was concluded that the phenol extraction method result was superior to the result of extraction by using kit, because by using phenol more frequently more DNA would be extracted.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gimawati Muljono
"ABSTRAK
Gangguan sendi temporo-mandibula merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang akhir-akhir ini menarik banyak perhatian, namun masih belum banyak yang benar-benar memahaminya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa oklusi sangat berperan dalam proses terjadinya masalah tersebut, walaupun belum dapat dikatakan secara pasti bahwa maloklusi merupakan penyebab utamanya.
Kesulitan yang sering dihadapi dalam menanggulangi gangguan sendi temporo-mandibula adalah banyaknya gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga pemeriksaan klinis saja belum cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pemeriksaan radiografik dapat merupakan sarana bantu untuk mencari informasi mengenai perubahan struktural pada komponen sendi temporo-mandibula. Di Indonesia masalah gangguan sendi temporo-mandibula masih belum banyak diungkapkan, khususnya bagaimana kaitannya dengan oklusi. Berdasarkan alasan tersebut di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan posisi kondilus antara oklusi gigi yang secara klinis tampak normal dan yang habitual dilihat secara radiografis. Dari penelitian ini diharapkan dapat terungkap kemungkinan pemanfaatan pemeriksaan radiografis sebagai sarana bantu dalam menegakkan diagnosis gangguan sendi temporo-mandibula.
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 46 orang mahasiswa yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Pemetaan foto rontgen sendi temporo-mandibula yang dibuat dengan proyeksi transkranio lateral oblik superior dianalisis dengan metode pengukuran kuantitatif linier menurut Pullinger. Hasil pengukuran pada pemetaan foto menunjukkan bahwa mahasiswa yang oklusinya secara klinis normal, posisi kondilusnya tidak selalu normal. Demikian pula hasil pengukuran pemetaan foto pada mahasiswa yang oklusinya secara klinis habitual. secara statistik tidak terlihat adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa oklusi yang secara klinis normal, belum menjamin posisi kondilusnya normal. Karena itu pemeriksaan klinis perlu ditunjang oleh pemeriksaan radiografis terutama bila telah ada keluhan atau gejala yang mengarah kepada gangguan sendi temporo-mandibula."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gimawati Muljono
"ABSTRAK
Gangguan sendi temporo-mandibula merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang akhir-akhir ini menarik banyak perhatian, namun masih belum banyak yang benar-benar memahaminya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa oklusi sangat berperan dalam proses terjadinya masalah tersebut, walaupun belum dapat dikatakan secara pasti bahwa maloklusi merupakan penyebab utamanya.
Kesulitan yang sering dihadapi dalam menanggulangi gangguan sendi temporo-mandibula adalah banyaknya gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga pemeriksaan klinis saja belum cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pemeriksaan radiografik dapat merupakan sarana bantu untuk mencari informasi mengenai perubahan struktural pada komponen sendi temporo-mandibula. Di Indonesia masalah gangguan sendi temporo-mandibula masih belum banyak diungkapkan, khususnya bagaimana kaitannya dengan oklusi. Berdasarkan alasan tersebut di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan posisi kondilus antara oklusi, gigi yang secara klinis tampak normal dan yang habitual dilihat secara radiografis. Dari penelitian ini diharapkan dapat terungkap kemungkinan pemanfaatan pemeriksaan radiografis sebagai sarana bantu dalam menegakkan diagnosis gangguan sendi temporo-mandibula.
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 46 orang mahasiswa yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Pemetaan foto rontgen sendi temporomandibula yang dibuat dengan proyeksi transkranio lateral oblik superior dianalisis dengan metode pengukuran kuantitatif linier menurut Pullinger. Hasil pengukuran pada pemetaan foto menunjukkan bahwa mahasiswa yang oklusinya secara klinis normal, posisi kondilusnya tidak selalu normal. Demikian Pula hasil pengukuran pemetaan foto pada mahasiswa yang oklusinya secara klinis habitual. Secara statistik tidak terlihat adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa oklusi yang secara klinis normal, belum menjamin posisi kondilusnya normal. Karena itu pemeriksaan klinis perlu ditunjang oleh pemeriksaan radiografis terutama bila telah ada keluhan atau gejala yang mengarah kepada gangguan sendi temporo-mandibula.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Muljono
Yogyakarta: Andi, 2009
336.2 DJO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Muljono
Jakarta: Pusat Bahasa, 2002
392.5 DJO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Muljono
"Studi yang dilakukan dalam rangka penyusunan tesis ini bertujuan untuk mengetahui jenis kerusakan dan persentase kerusakan buku; untuk mengetahui jenis kerusakan yang paling dominan pada bahan pustaka buku; dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tempat terbit buku, tahun terbit buku, serta jenis sampul buku dengan terjadinya kerusakan buku di Perpustakaan Pusat IPB.
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Pusat IPB yang berlokasi di Gedung Lembaga Sumberdaya Informasi IPB Kampus Darmaga, Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan April 1993 sampai dengan bulan September 1993. Subyek penelitian ini adalah koleksi buku di. Perpustakaan Pusat IPB yang masih disirkulasikan. Sampel penelitian ditentukan secara acak proporsional terhadap koleksi buku yang berasal dari tiga kelas terbesar yaitu kelas 3, 5, dan 6 pada sistem klasifikasi UDC. Jumlah buku sampel dalan penelitian ini adalah 187 ekseinplar yakni 1 % dan seluruh koleksi buku yang berjumlah 18.732 eksemplar.
Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan lang sung terhadap buku sampel. Untuk mempermudah pengumpulan data digunakan lembar pengamatan. Dalam penelitian ini dilakukan pula uji kerapuhan kertas dan uji keasaman kertas. Selain itu selama penelitian dilakukan pengamatan terhadap kelembaban dan temperatur Udara di ruang koleksi buku setiap pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik non parame trik, yaitu rumus khi?kuadrat dan rumus koefisien asosi asi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kerusakan buku yang dominan antara lain gejala "foxing" (bercak merah kecoklatan sebanyak 79.14%, pemudaran kertas sebanyak 55.08 % dan kotornya koleksi buku oleh debu sebesar 48.66 %. Ada hubungan yang nyata antara tempat terbit buku dengan kerusakan jilidan buku, pemudaran kertas, dan derajat keasaman kertas. Terdapat juga hubungan yang nyata antara jenis sampul buku dengan terjadinya kerusakan jilidan dan sampul buku. Selan jutnya diketahui tidak ada hubungan yang nyata antara tempat terbit buku dengan terjadinya gejala "foxing", dan tidak ada hubungan yang nyata antara tahun terbit buku dengan terjadinya kerusakan sampul buku, pemudaran kertas, gejala "foxing", dan derajat keasaman kertas.
Untuk menjaga kelestarian koleksi buku di Perpus takaan Pusat IPB, maka prioritas utama yang harus dilakukan adalah memperbaiki kondisi lingkungan simpan terutama agar kelembaban dan temperatur udara di ruang koleksi buku sesuai dengan standar yang dianjurkan oleh para ahli. Selain itu perlu disusun kebijakan tertulis yang dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Muljono
"Latar belakang: Ulkus Kaki diabetik atau Diabetic Foot Ulcer merupakan salah satu komplikasi yang berat, karena sering kali ulkus kaki diabetik berakhir dengan amputasi kecacatan dan kematian. USG Doppler merupakan modalitas yang mudah tersedia dan non invasif untuk evaluasi arteri ekstremitas inferior dan dapat mendeteksi tingkat keparahan gangguan aliran darah atau Penyakit Arteri Perifer (PAP) dengan sensitivitas 42,8% dan spesifisitas 97,5%. WHO merekomendasikan klasifikasi Perfusion, Extent/Size, Depth/Tissue Loss, Infection, Sensation (PEDIS) sebagai sarana penegakan diagnosis dan membantu menentukan tatalaksana kaki diabetik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi skor PEDIS dalam menilai gangguan aliran arteri tungkai berdasarkan spektral USG Doppler pada penderita ulkus kaki diabetik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Subjek dan Metode: Subjek penelitian adalah pasien ulkus kaki diabetes yang dirawat di Divisi Bedah Vaskular dan Endovaskular FKUI-RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan dengan perhitungan menggunakan sensitivitas estimasi sebesar 80%, error absolut (d=5%), prevalensi estimasi 51,8% maka besar sampel minimal adalah 76. Setelah itu diperoleh data berupa skor PEDIS dan hasil spektral USG pada arteri femoralis, arteri poplitea, arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior. Penelitian ini mengumpulkan 81 orang subjek dengan 52 orang (64%) jenis kelamin laki-laki, 29 orang (36%) perempuan dan rata-rata usia 59,8+10,5 tahun. Profil gula darah sewaktu subjek median 265 mg/dl dengan kisaran antara 105-571 mg/dl. Pada tabel 3 dalam menentukan Cut Off skor PEDIS menggunakan kurva ROC (Receiver Operating Characteristic), didapatkan Cut Off arteri poplitea >10, sedangkan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior >8.

Main topics: Diabetic Foot Ulcer or Diabetic Foot Ulcer is one form that is severe, because often diabetic foot ulcers end with disability amputation and death. Doppler ultrasound is an easily available and unlimited modality for lower limb risk and can detect the severity of arterial disease or peripheral arterial sensitivity (PAP) with a sensitivity of 42.8% and specificity of 97.5%. WHO that performs Data Perfusion, Area/Size, Depth/Tissue Loss, Infection, Sensation (PEDIS) as a means of enforcing the diagnosis and helps determine the management of diabetic foot. This study was conducted to look at the PEDIS score in assessing the disturbance of limb arterial flow based on Doppler ultrasound in patients with diabetic foot ulcer at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Subjects were patients with diabetic foot ulcers performed in the Division of Vascular and Endovascular Surgery of the Faculty of Medicine-Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta and fulfilled the inclusion and exclusion criteria. This research was conducted by calculating using an estimation sensitivity of 80%, absolute error (d = 5%), the largest prevalence of 51.8%, then the minimum sample size was 76. After that data was obtained in the form of PEDIS scores and spectral results of ultrasound in the femoral artery, arteries poplitea, dorsalis pedis artery and posterior tibial artery. This study collected 81 subjects with 52 people (64%) male gender, 29 people (36%) women and an average of 59.8 + 10.5 years. The blood sugar profile was median 265 mg/dl with a range of 105-571 mg/dl. In table 3 in determining the PEDIS score Cut-Off using the Receiver Operating Characteristic curve, obtained Cut-ff popliteal artery> 10, while the dorsalis pedis artery and posterior tibial artery> 8."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>