Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Aljufri
"Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Indonesia menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Penyakit Kardiovaskuler menjadi penyebab utama dengan 31,9% termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%).1 Risiko penyakit meliputi makanan. Salah satu makanan yang dipercaya mempunyai hubungan dengan penyakit jantung dan strok adalah durian. Durian (Durio spp.) adalah salah satu buah tropis yang disenangi di regio Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berita yang beredar dimasyarakat menyatakan bahwa konsumsi durian dalam jumlah besar pada waktu relatif singkat dapat menyebabkan yang efek tidak baik untuk kesehatan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah konsumsi durian dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat berpengaruh terhadap kadar kolesterol plasma tikus.
Dalam percobaan ini setiap grup yang terdiri dari grup kontrol maupun intervensi terdiri atas enam ekor tikus. Grup pertama mengkonsumsi durian selama satu minggu, grup kedua diberi intervensi durian selama dua minggu dan grup ketiga diberi intervensi durian selama tiga minggu. Durian yang diberikan dilarutkan dalam air dengan dosis yang sama dengan konsumsi lima buah durian/manusia/hari. Tikus lalu dikorbankan diakhir percobaan dan darahnya diambil untuk mengukur level dari kolesterol menggunakan kit (ST. Reagensia, Indonesia). Riset ini dilakukan dalam periode Juli 2012 sampai April 2013.
Pada minggu pertama, level kolesterol dari enam tikus yang hidup adalah 68,617 + 21,676 mg/dL. Pada minggu kedua experimen, level kolesterol darah dari grup kedua yang terdiri dari tiga ekor adalah 58,534 + 7,528 mg/dL dan grup perlakuan tiga minggu memiliki nilai kolesterol 55,654 + 0,489 mg/dL dengan nilai kolesterol darah dari kontrol keseluruhan sebesar 75,497 + 15,486 mg/dL. Dari percobaan ini, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kolesterol darah. Namun, secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,5). Dapat dilihat bahwa kolesterol tidak meningkatkan level kolesterol darah.
Dari survei literatur, ditemukan bahwa durian tidak mengandung substansi yang berbahaya. Di sisi lain, hasil percobaan menunjukkan tidak ada peningkatan level kolesterol darah bahkan sebaliknya. Studi literature menyatakan bahwa durian mengandung substansi antioxidan yang secara tidak langsung dapat mengurangi level kolesterol darah.

Since long time, Durian (Durio spp.) is appreciated and consumed widely in Southeast Asia countries. However, there is a rumor among people that consuming durian in a relatively great number and in relatively short time could cause dangerous effect such as increase in the blood cholesterol level, heart attack, abortion, or even stroke. Therefore, the aim of this investigation is to test whether the durian consumption in relatively long time could increase the blood cholesterol level.
A number of rats were divided randomly into a group of 6 animals. The first group was fed with durian for 1 week, second group for 2 weeks, and the third group for 3 weeks. The durians were dissolved in water in a dose equivalent to five-durians/ human/day. The rats were sacrificed at the end of each period and blood was collected for cholesterol level, which is determined using a special kit (ST. Reagensia, Indonesia). The research was conducted from July 2012 to April 2013.
At the first week, the blood cholesterol level of 6 survival rat was 68,617 + 21,676 mg/dL. After 2 weeks of experiment, the blood cholesterol level of the second group 3 of 9 was 58,534 + 7,528 mg/dL. Later on, in 3 weeks intervention the blood cholesterol level (3 rats) was 55,654 + 0,489 mg/dL. Compare to blood cholesterol level in control group (5 rats), which was 75,497+ 15,486 mg/dL In conclusion, it seems that there were a decrease in blood cholesterol level in durian fed rats. However, statistical analysis shows that the different is not significant. It appears that the durian consumption did not increase blood cholesterol level.
From literature survey it is found that durian does not contain any harmful substance. Instead of increasing blood cholesterol level, durian contains antioxidant substance, which indirectly can reduce the blood cholesterol level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aljufri
"Kuesioner dikembangkan untuk menilai kualitas hidup pada pengguna lensa kontak, dengan studi literatur, pendapat ahli (metode Delphi), dan debriefing kognitif. Validasi konstruk dilakukan dengan studi potong lintang yang melibatkan 350 pengguna lensa kontak berusia 18-39 tahun. Pada awal pengembangan terdapat 30 pertanyaan, namun atas masukan dari para ahli, kuesioner menjadi 31 item dengan sembilan faktor/ kelompok. Indeks validitas konten (CVI) dari hasil metode delphi adalah 97%. Face validity setelah debriefing kognitif adalah 90-100%. Validasi konstruk menggunakan analisis faktor eksploratori (EFA) dengan SPSS mengeliminasi enam pertanyaan, memperbaiki kuesioner menjadi 25 item dan enam faktor. Namun, analisis faktor konfirmatori (CFA) menggunakan AMOS menunjukkan bahwa model ini fit dengan baik. Pasca modifikasi, model lima faktor dengan 22 pertanyaan menunjukkan kecocokan yang baik (X = 358.741, RMSEA = 0.49, GFI = 0.917, CFI = 0.937, TLI = 0.926). Reliabilitas dinilai menggunakan konsistensi internal dengan Cronbach-α dengan hasil reliabel sebesar 0.833. Kuesioner akhir ini valid dan reliabel untuk menilai kualitas hidup berkaitan dengan penglihatan pada pemakai lensa kontak dan perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk menginterpretasikan berdasarkan hasil skor penilaian.

A pilot questionnaire was developed to assess quality of life (QoL) in contact lens users, by literature, expert opinions (Delphi method), and cognitive debriefing. A cross- sectional study involving 350 participants aged 18-39 was conducted to assess construct validity. The initial was 30-question but following expert input, the questionnaire expanded to 31 items with a nine-factor structure, achieving a content validity index of 97%. Face validity after cognitive debriefing was 90-100%. Exploratory factor analysis (EFA) using SPSS led to the exclusion of six questions, refining the tool to 25 items and a six-factor model. However, confirmatory factor analysis (CFA) using AMOS indicated that this model did not fit well. Ultimately, a five-factor model with 22 questions demonstrated good fit (X = 358.741, RMSEA = 0.49, GFI = 0.917, CFI = 0.937, TLI = 0.926). Internal consistency was confirmed with a Cronbach-αof 0.833. The final questionnaire is valid and reliable for assessing QoL in contact lens wearers, indicating a need for further studies to interpret QoL based on scoring outcomes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library