Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadira A`Dila
"Apotek sebagai tempat melakukan praktek kefarmasian yang dilakukan oleh tenaga kefarmaian. Pelayanan kefarmasian yang dilakuakan di apotek salah satunya adalah pelayanan farmasi klinik yang meliputi pengkajian resep. Salah satu kajian resep yang dilakukan adalah resep untuk obat penyakit lambung. Menurut data dari Departemen Kesehatan RI angka presentase dari kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8% salah satu faktornya adalah tingkat kesadaran masyarakat tentang kesahatan lambung masih sangat rendah. Namun, penyakit lambung tidak dapat dianggap ringan sehingga perlu dilakukan Pengkajian Resep dan Pembuatan Media Edukasi Terkait Penyakit Lambung Untuk Pasien di Apotek Roxy Condet. Kegiatan pengkajian resep dilakukan dengan skrining resep dan membandingkan hasil skrining resep dengan dengan ketentuan obat pada lieteratur serta membuat media edukasi terkait penyakit lambung. Resep yang dilayani sebagian besar telah sesuai kajian administrasi dan farmasetik namun masih terdapat beberapa kajian administrasi, farmasetik, dan pertimbangan klinis yang belum lengkap sehingga konfirmasi kepada dokter pada resep yang kurang lengkap secara administrasi dan farmasetik dianggap perlu untuk meningkatkan jaminan terhadap kesehatan pasien. Pembuatan informasi (leaflet) mengenai penyakit dan obat-obatan serta terapi penunjang dapat dilakukan secara rutin untuk meningkatkan edukasi pasien terhadap kesehatan.

A pharmacy is where pharmaceutical staff carry out pharmaceutical practice. One of the pharmaceutical services provided in pharmacies is clinical pharmacy services, which include reviewing prescriptions. One of the prescription studies carried out was a prescription for medication for gastric diseases. According to data from the Indonesian Ministry of Health, the percentage of gastritis incidents in Indonesia is 40.8%, one of the factors being that the level of public awareness about stomach health is still very low. However, gastric disease cannot be considered mild, so it is necessary to review recipes and create educational media related to gastric disease for patients at the Roxy Condet Pharmacy. Prescription review activities are carried out by screening prescriptions, comparing the results of the prescription screening with the drug provisions in the literature, and creating educational media related to gastric diseases. Most of the prescriptions served are by administrative and pharmaceutical studies. However, several administrative, pharmaceutical, and clinical considerations still need to be completed, so confirmation of incomplete prescriptions to the doctor is necessary to increase patient health guarantees. Information (leaflets) regarding diseases and medicines and supporting therapy can be created regularly to increase patient education regarding health.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira A`Dila
"Asiatikosida adalah konstituen utama yang diisolasi dari Centella asiatica (L.) dan merupakan salah satu zat aktif yang banyak digunakan untuk mencegah penuaan kulit. Namun, asiatikosida memiliki masalah ketidakstabilan karena mudah teroksidasi dan terdegradasi. Hal ini dapat mempengaruhi stabilitas asiatikosida dalam sediaan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mikroemulsi asiatikosida sebagai sistem pembawa yang dapat meningkatkan stabilitas asiatikosida dan memfasilitasinya sebagai sediaan kosmetik. Pada penelitian ini, optimasi mikroemulsi asiatikosida dilakukan dengan memformulasikan mikroemulsi menggunakan isopropil miristat (sebagai fase minyak) dengan konsentrasi surfaktan (Tween 80) yang berbeda, yaitu F1 = 20%, F2 = 25%, dan F3 = 30%. Mikroemulsi dibuat dengan menggunakan metode titrasi fase. Ketiga formula yang diproduksi dievaluasi dalam hal organoleptik, distribusi ukuran partikel, pH, bobot jenis, viskositas, rheologi dan tegangan permukaan, cycling test, sentrifugasi, uji stabilitas 6 minggu pada 5±3°C dan 30±2°C, serta uji penetapan kadar selama 5 minggu penyimpanan. Mikroemulsi jernih dihasilkan dari F2 dan F3, sedangkan F1 tampak keruh dan terjadi pemisahan fase. Uji penetapan kadar menunjukkan bahwa kadar asiatikosida selama 5 minggu dalam formula F1, F2 dan F3 berturut-turut adalah 65,25 ± 13,73%; 42,62 ± 15,72% dan 68,50 ± 5,94%. Dapat disimpulkan bahwa mikroemulsi yang mengandung asiatikosida yaitu F2 dan F3 memenuhi persyaratan dan stabil secara fisik selama penyimpanan 6 minggu. Namun, belum dapat meningkatkan stabilitas kimia asiatikosida selama penyimpanan 5 minggu.

Asiaticoside is the main constituent isolated from Centella asiatica (L.), and is one of the active substances widely used to prevent skin aging. However, asiaticoside has instability problems because it is easily oxidized and degraded. This can affect the stability of asiaticoside in cosmetic preparations. The aim of this study was to obtain an asiaticoside-containing microemulsion as a carrier system that could increase the stability of asiaticoside and facilitate it as a cosmetic preparation. In this study, optimization of the asiaticoside-contiaining microemulsion was carried out by formulating the microemulsion using isopropyl myristate (as an oil phase) with different surfactant (Tween 80) concentrations, namely F1 = 20%, F2 = 25%, and F3 = 30%. The microemulsion was prepared by using the phase titration method. The three formulations manufactured were evaluated in terms of their organoleptic, particle size distribution, pH, mass density, viscosity, rheology and surface tension. Moreover, a cycling test, centrifugation method, 6-week stability test at 5±3°C and 30±2°C, and drug content assay during 5-week of storage were also conducted. Clear microemulsions were produced from F2 and F3, while F1 looked cloudy and phase separation occurred. The assay results showed that the asiaticoside levels for 5 weeks in F1, F2 and F3 were 65.25 ± 13.73%; 42.62 ± 15.72% and 68.50 ± 5.94%, respectively. It can be concluded that the asiaticoside microemulsions F2 and F3, meet the requirements and were physically stable during 6 weeks of storage. However, it has not been able to increase the chemical stability of asiaticoside during 5 weeks of storage.  "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira A`Dila
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam menjalankan tugasnya sebagai distributor/penyalur obat dan bahan obat bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya sehingga obat yang didistribusikan terjamin keamanan, khasiat, dan mutu obatnya. Kegiatan distribusi obat harus diatur dalam Prosedur Operasional Baku (POB). POB adalah prosedur tertulis berupa petunjuk operasional dan harus diperbaharui secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan sesuai peraturan perundang-undangan. Setiap perusahaan memiliki POB masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan dan praktik kegiatan dilapangan. Namun, harus tetap sesuai dengan CDOB yang berlaku. Kegiatan mengkaji dan menyusun prosedur operasional baku dilakukan dengan melakukan studi literatur mengkaji POB PT SamMarie Tramedifa baik pada kegiatan langsung maupun peraturan tertulis dan selanjutnya membandingkan dengan literatur utama. Dari hasil kajian dan penyusunan porsedur operasional baku terdapat tambahan dan perbaikan pada POB sebelumnya sehingga berpotensi meningkatkan kepatuhan seluruh pihak yang terkait.

Pharmaceutical distributors aim to ensure quality along the distribution/distribution route according to the requirements and intended use so that the safety, efficacy, and quality of the medicines distributed are guaranteed. Drug distribution activity must be regulated in Standard Operational Procedures (POB). POB is a written procedure in the form of operational instructions. It must be updated continuously by developments in science and technology in the pharmaceutical sector and by statutory regulations. Each company has its own POB tailored to the needs and practices of activities in the field. However, it must remain by the applicable CDOB. Reviewing and compiling standard operational procedures was carried out by conducting a literature study examining PT SamMarie Tramedifa's POB on direct activities and written regulations and then comparing it with the primary literature. From the study results and preparation of standard operational procedures, there are additions and improvements to the previous POB, which have the potential to increase compliance by all parties involved.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira A`Dila
"Demi meningkatkan cakupan layanan serta keberhasilan pengobatan TB RO dilakukan perluasan penyediaan layanan TB RO pada fasilitas pelayanan kesehatan di 34 provinsi. Sejak tahun 2020, Indonesia berkomitmen mengimplementasikan sistem manajemen dan monitoring efek samping obat secara aktif (MESO-aktif) untuk pasien TB RO. Kejadian tidak diinginkan selama terapi pengobatan wajib dilaporkan dalam formulir pelaporan ESO. Analisis Kejadian Tidak Diinginkan Serius Tuberkulosis Resisten Obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia Periode Desember 2022 – April 2023 dilakukan dengan melakukan pemantauan KTD pasien TB RO melalui SIMRS. Dari hasil analisis data Kejadian Tidak Diinginkan Serius Tuberkulosis Resisten Obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia Periode Desember 2022 – April 2023 masih terdapat 21 Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dialami 13 pasien sehingga Analisis KTD pasien TB RO yang telah dilakukan dapat dilanjutkan dan dilakukan secara rutin agar pelaporan KTD TB RO melalui Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) untuk meningkatkan implementasi MESO aktif di fasilitas pelayanan kesehatan dan mendukung program TBC Nasional dapat terlaksana dengan baik. 

In order to increase service coverage and the success of TB RO treatment, the provision of TB RO services has been expanded at health service facilities in 34 provinces. Since 2020, Indonesia has committed to implementing an active drug side effect management and monitoring system (MESO-active) for RO TB patients. Adverse events during medication therapy must be reported on the ESO reporting form. Analysis of Serious Adverse Events of Drug-Resistant Tuberculosis at the University of Indonesia Hospital for December 2022 – April 2023 was carried out by monitoring adverse events in RO TB patients via SIMRS. From the results of data analysis of Serious Adverse Events of Drug-Resistant Tuberculosis at the University of Indonesia Hospital for the period December 2022 – April 2023, there were still 21 Undesirable Events (KTD) experienced by 13 patients, so the adverse event analysis of RO TB patients that has been carried out can be continued and carried out routinely. So, reporting adverse TB RO events through the Tuberculosis Information System (SITB) to increase the implementation of active MESO in health service facilities and support the National TB program can be implemented well.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira A`Dila
"Produk steril memiliki persyaratan minimal risiko kontaminasi mikroba, partikulat, dan endotoksin/pirogen pada fasilitas, peralatan, dan proses harus dirancang, dikualifikasi, dan divalidasi dengan tepat untuk meningkatkan perlindungan produk. Strategi pengendalian kontaminasi / Contamition Control Strategy (CCS) harus diterapkan di seluruh fasilitas industri farmasi untuk menilai efektivitas seluruh rancangan, prosedur, teknis, dan organisasional serta pemantauan yang telah digunakan untuk mengelola risiko terhadap mutu produk. Penyusunan Risk Assessment Terkait Control Contamination Strategy (CCS) di PT Finusolprima Farma International dilakukan dengan melakukan studi literatur pada Prosedur Tetap, membandingkan prosedur yang telah ada dengan ketentuan EU GMP & CPOB 2018 dan menyusun hasil penerapan CCS. Dengan adanya kegiatan Penyusunan Risk Assessment Terkait Control Contamination Strategy (CCS) di PT Finusolprima Farma International diketahui elah dilakukannya analisis efektivitas Contamination Control Strategy (CCS) menggunakan prinsip manajemen risiko mutu pada PT Finusolprima Farma International namun masih terdapat prosedur pengendalian kontaminasi yang belum terdokumentasi dengan baik sehingga perlu ditambahkan untuk memudahkan personil terkait dan pencegahan kontaminasi dapat lebih dikendalikan.

Sterile products have minimal risk requirements for microbial, particulate and endotoxin/pyrogen contamination. Facilities, equipment and processes must be appropriately designed, qualified and validated to increase product protection. Contamination control strategies (CCS) must be implemented in all pharmaceutical industry facilities to assess the effectiveness of all designs, procedures, and technical and organizational monitoring used to manage product quality risks. Preparing a Risk Assessment Related to Control Contamination Strategy (CCS) at PT Finusolprima Farma International was carried out by conducting a literature study on Standing Procedures, comparing existing procedures with the provisions of EU GMP & CPOB 2018 and compiling the results of CCS implementation. With the activity of Preparing a Risk Assessment Related to Control Contamination Strategy (CCS) at PT Finusolprima Farma International, it is known that an analysis of the effectiveness of Contamination Control Strategy (CCS) has been carried out using quality risk management principles at PT Finusolprima Farma International. However, contamination control procedures still need to be properly documented. So, it needs to be added to make it easier for related personnel and contamination prevention to be better controlled.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library