Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nahda Salimah
"Kebijakan komunikasi risiko yang tertuang dalam Pedoman Komunikasi Risiko untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan menjadi topik yang perlu diperhatikan sebab Indonesia merupakan negara yang sering mengalami bencana alam dan sedang mengalami bencana non-alam yaitu Pandemi COVID-19. Ada perbedaan komunikasi risiko pada penanganan COVID-19 di daerah rawan bencana. Hal ini di sebabkan ada dua ancaman sekaligus di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan komunikasi risiko dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 di daerah rawan bencana. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dan kualitaif. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 451 responden di Wilayah Kabupaten Pandeglang dan menggunakan teknik random sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Metode pengumpulan data yang kedua dengan cara wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan ke 4 informan yang berasal dari BPBD Wilayah Kabupaten Pandeglang dan Dinas Kesehatan Wilayah Kabupaten Pandeglang. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19 dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, karena p sebesar 0,002 (p value < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan dalam pelaksanaan kebijakan, namun perlu adanya pertimbangan perubahan dalam isi Pedoman Komunikasi Risiko untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan dan memperhatikan ketersediaan anggaran khususnya anggaran program bencana alam.

The risk communication policy contained in the Risk Communication Guidelines for Health Crisis Management is a topic that needs attention because Indonesia is a country that often experiences natural disasters and is currently experiencing non-natural disasters, namely the COVID-19 pandemic. There are differences in risk communication in handling COVID-19 in disaster-prone areas. This is because there are two threats at once in the region. This study aims to analyze the implementation of risk communication policies in handling and controlling COVID-19 in disaster-prone areas. This research is in the form of quantitative and qualitative research. The research design is cross-sectional with a sample of 451 respondents in the Pandeglang Regency area and uses a random sampling technique. Methods of collecting data with a questionnaire. The second method of data collection is utilizing in-depth interviews. In-depth interviews were conducted with 4 informants from the Regional BPBD of Pandeglang Regency and the Regional Health Office of Pandeglang Regency. The statistical analysis results show a significant relationship between the level of public knowledge about COVID-19 and community preparedness in dealing with natural disasters because the p is 0.002 (p-value <0.05). The study results show success in implementing the policy. However, it is necessary to consider changes in the contents of the Risk Communication Guidelines for Health Crisis Management and pay attention to the availability of budgets, especially the budget for natural disaster programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahda Salimah
"Pria yang istrinya sedang hamil, mengalami perubahan psikologi atau disebut juga adaptasi paternal. Salah satu perubahan psikologi yang terjadi yaitu couvade syndrome, yang mana suami dapat merasakan gejala yang dirasakan Istri pada masa kehamilan. Gejala couvade syndrome dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mempengaruhi dukungan suami pada masa kehamilan istri. Gejala couvade syndrome dapat dirasakan karena terdapat keterlibatan emosi atau empati suami dengan istri.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara empati suami di kehamilan istri dengan kejadian couvade syndrome di wilayah Depok. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 107 responden menggunakan teknik consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Dari persebaran variabel dependen dan independen dihasilkan kejadian couvade syndrome sebesar 40 dan level empati rerata sebesar 58,38 poin di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Depok.
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara empati suami dengan kejadian couvade syndrome pada kehamilan istri karena p sebesar 0,098 p value le; 0,05.
Peneliti merekomendasikan kepada tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan untuk membuat upaya atau progam akan kesadaran suami atau empati suami dengan kehamilan istrinya, serta membantu penanganan gejala couvade syndrome yang dirasakan suami selama kehamilan istri.

Men whose wive rsquo s are pregnant, undergo a psychological change or also called paternal adaptation. One of the psychological changes is couvade syndrome, in which the husband can feel the symptoms that also felt by the wife during pregnancy period. The symptoms of couvade syndrome can be resulted as the feeling of uncomfortable and affect husbands support towards the wife during pregnancy. Couvade syndromes symptoms can be felt since there is husbands emotional involvement or empathy with his wife.
The aims of this study is to identify the relation between husbands empathy during wife rsquo s pregnancy with study case of couvade syndrome in Depok City region. The design of the research is Cross Sectional with total of the sample is 107 respondents that collected by using consecutive sampling technique. The method of collecting data is by filling questionnaire.
The analysis that being used in this research is univariate and bivariate analysis. From the distribution of dependent and independent variables, the incidence of couvade syndrome was 40 and the mean empathy level was 58.38 points in Pancoran Mas sub district, Depok.
The results of statistical analysis showed that there was no relationship between husband empathy with the incidence of couvade syndrome in pregnancy wife because p by 0,098 p value le 0,05.
The researcher recommends that health experts or health care workers to make efforts or programs which can build the awareness or empathy of the husband with the pregnancy of his wife, and also help handling the symptoms that husband felt during the wifes pregnancy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library