Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najamuddin
"Sulawesi Selatan yang dijadikan sebagai pusat pemelintahan NIT dengan
Ibukotanya Makassar antara tahun 1946 hingga tahun I949 temyata sangat
mengecewakan pihak Belanda Rencana Pemerintah Belanda menjadikan NIT sebagai
?Pilar Projek ? bagi negara-negara bentukan federal sesudahnya tidak beljalan lancar.
Secara tak terduga, di selumh kawasan Sulawesi Selatan merupakan daerah basis
Republiken penentang utama kchadiran negara federal NIT. Walaupun demikian,
perpecahan diantara nasionalis dan kaum bangsawan mcnjadi senjata ampuh bagi Belanda
untuk melanjutkan politik federalnya di daefah ini.
Kehadiran lembaga NIT yang ?dipaksakan? oleh Belanda semakin memperjelas
keberadaan dua kelompok dalam masyarakat Sulawesi Selatan, antara yang menerima dan
menolalc sistem federal. Kondisi ini lebih disebabkan oleh dua garis perjuangan yang
berbeda, tetapi pada dasamya mereka sepakat untuk satu kata ?Merdelm dari Be!anda".
Mengapa Nl'I` menjadi bagian daxi sistem yang pemah diterima oleh masyarakat
Sulawesi Selatan, setidaknya dua faktor yang menjadi penyebab;
Perrama, sistem politik pada tingkat nasional dengan pcnandatanganan
Perselujucm Linggarjali, yang oleh sebagian masyarakat Sulawesi Selatan menganggap
mereka telah diringgalkan oleh Republik, karena Indonesia Timur tidak menjadi bagian
dari RI dalarn perjanjian itu.. Bagi orang Sulawesi Selatan yang setia terhadap Republik
tidak ada jalan lain imtuk rnelanjutkan sikap Republikennya hanya dengan memasuki
stniktur yang dibangim dalam lembaga NIT. Diantara kelompok ini tidak sedikit yang
menempuh jalur militer melalui peijuangan kclasykaran
Kedua, Kererpaksaan, Belanda seoara militer dan ekonomi tclah sangat jauh
menguasai wilayah Indonesia Timur di banding wilayah Indonesia lainnya., termasuk
Sulawesi Selatan sebagai pusat pemerintahan. Bagi nasionalis yang menganut gatis
/cooperati kerjasama dengan Belanda merupakan satu keharusan Lmbuk mcmulai
perjuangan bam menuju cita-cita ?kemandirian berpemerintahan".
Dua kekuatan yang berbeda ini pada akhimya menunjukkan bahwa federal NIT
hanyalah alat dan bukan tujuan, karcna begitu kelcuatan Belanda mulai merosot maka
keduanya berbalik mcnjadi penentang utama sistcm federal dan menyatakan diri berdiri di
bawah negara kesatuan Rl pada tahun 1950.

Abstract
South Sulawesi which ww made ofthe center of the govemment ofNIT which is
capital Makassar between year 1946 till year 1949 appeared to be vary dissatisfaction the
Dutch side. The intention of the Dutch Govemment to make NIT as ?Pilot Project? for the
states formed by the Federal Government thereafter did not nm smooth Contrary to
expectation, the whole area of South Sulawesi region became a bases area for
Republicans, thc main opposing to the existence of a Federal State NIT. Nevertheless,
non unity between the national group and the nobility became very a effective weapon for
the Dutch to continue its Federal Policy in this area.
The presence of ?imposed? NIT institution by the Dutch made more clear the
existence of two groups in South Sulawesi, between those who accept and those who
reject the Federal system. These conditions were more caused by two lines of different
tights, what in essence they agree for one word ?Independent from the Dutch?_ Why NIT
became part of a system which has once been accepted by the South Sulawesi community
at least two factors were the cause:
Firstly, The political System at the National level with the signing of the
Linggarjati accord which by part of the South Sulawesi community was considered as
being lelt by the Republic, since Fast Indonesia was not part of the Republic Indonesia in
that agreement. For people of South Sulawesi were loyal to the Republic there is no other
way to' continue their Republican attitude Only by entering a structure developed by the
NIT institution. Among this group there were not a few who took the military road
through military fight."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T5295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supardi Najamuddin
"ABSTRAK
Asset dan liabilities merupakan besaran pokok yang secara prinsip harus dikelola dengan baik oleh bank dalam aktifitas bisnisnya. Pengelolaan ini dituangkan dalam kebijakan Assets dan Liabilities Management (ALMA). Tujuannya antara lain adalah untuk memastikan pertumbuhan bank yang wajar, peningkatan laba yang maksimal, nlenjaga likuiditas yang memadai. Strategi pencapaian tujuan ini dituangkan dalam business plan perusahaan termasuk didalamnya adalah struktur laporan keuangan.
Dalam pelaksanaannya pencapaian sebagaimana yang tertuang dalam business plan tidaklah rnudah mengingat kendala-kendala yang ada. Untuk memaksimalkan laba perlu dilakukan pengukuran dan penilaian atas komponen earning asset yang dimiliki. Apakah pendapatan dari pengelolaan earning asset telah mencapai kondisi yang optimum? Salah satu metode untuk mengukur tingkat optimalisasi assets adalah dengan menggunakan metode Linear Programming.
Penelitian ini dilakukan pada BNI Syariah yang merupakan salah satu divisi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. namun hanya dibatasi pada earning asset saja. Penelitian ini telah mengumpulkan data dari earning asset exposures dalam kurun waktu Januari 2003-Desember 2006. Selain datanya, tingkat keuntungan dari masing-masing komponen yang diteliti juga diperoleh. Setelah data dikumpulkan, diperoleh nilai rata-rata rate of return atau imbal hasilnya.
Nilai rata-rata ini kemudian dimasukkan sebagai koefisien dalarn model fungsi tujuan yang telah dibuat. Selanjutnya ditentukan fungsi kendala dengan memasukkan keterbatasan yang ada. Setelah itu dilakukan pengolahan data dengan menggunakan software lindo untuk memperoleh nilai optimumnya. Hasi! pengolahan dengan menggunakan linear programming menunjukkan nilai yang diharapkan (optimum return) yang berbeda dengan nilai kondisi sebelumnya. Selisihnya merupakan room available atau peluang yang masih mungkin dilakukan untuk mengoptimumkan return of earning asset.

ABSTRACT
Asset and liability are two major items which essentially need to be well administered by banks in their business activities. This management is put in the Assets and Liability Management (ALMA) policies. Its objectives are to ensure the growth of bank, maximum increase of profit and to maintain sufficient liquidity. The strategy to reach these objectives is set in the company's business plan which also includes financial statement.
In its effort to accomplish the goals set in the business plan, it is hard to identify all existing obstacles. To optimize profit, measurement and analysis of earning assets are necessary. Has the earning received from earning asset management reached an optimum condition? One of the methods to measure an optimum level of assets is to use Linear Programming method.
This research is conducted in BNI Sharia' Unit which is one division of the PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., but is limited only to its earning assets. The data used in this research encompasses earning asset exposures in period of January 2003-December 2006. Furthermore, profit level from each of the observed components could be found. After the data was collected, an average of rate of return could be obtained.
This average was then put as co-efficiency in the function model. Next, constraint function was determined by putting the existing limitation. The next step is to elaborate the data using lindo software to obtain optimum value. The result from using the linear programming showed the expected value (optimum return). The difference means room available or the opportunity which still might be done to optimize the return of earning asset.
"
2007
T20652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library