Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Napitupulu, Luther Holan Parasian
"Vitamin D adalah salah satu mikronutrien yang penting bagi manusia terlebih lagi pada ibu hamil. Di beberapa Negara kekurangan vitamin D menjadi masalah yang terabaikan terutama di negara Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Ibu hamil yang kekurangan vitamin D dapat berisiko lebih tinggi untuk mengalami pre eklampsia. Pada bayi yang lahir dari ibu yang mengalami kekurangan vitamin D dapat lahir dengan berat badan yang rendah dan kedepannya dapat mengalami gangguan pada organ penting seperti otak dan tulang. Oleh karena itu, pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dari trsimester pertama. Namun terbatasnya fasilitas untuk mengukur tersebut mendorong untuk mencari tahu faktor yang berperan penting dalam kadar vitamin D seperti asupan harian.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2013 sampai 2014 dengan subjek ibu hamil trimester pertama yang tinggal di Jakarta.
Metode penelitian menggunakan pengukuran 25-hidroxivitamin D terstandar untuk memperoleh kadar vitamin D dalam darah subjek serta food-frequency questionnaire (FFQ) untuk mengetahui asupan harian vitamin D subjek. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan piranti lunak SPSS for Windows 20.0 lalu dianalisis dengan uji Spearman. Didapatkan bahwa persentase subjek hipovitaminosis vitamin D adalah sebesar 43,5% (27 orang, n = 62) dan seluruh subjek memiliki asupan vitamin D harian yang rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya korelasi antara asupan harian vitamin D dengan kadar 25-hidroxivitamin D. Banyak faktor lain yang mempengaruhi misalnya adalah sinar matahari.

Vitamin D is one of the important micronutrients for humans especially pregnant women. In some countries, deficiency of vitamin D is one of neglected health problem, especially in South-East countries including Indonesia. Pregnancy women with deficiency vitamin D may be higher risk for having preeclampsia. In infants born from mother who have deficiency vitamin D may be born with low birth weight. Some important organs development will interference such as brain and bone. Therefore, prevention from deficiency vitamin D should be conducted as early as possible from first trimester pregnancy. But there are limitation in vitamin D measurement facilities so these research purpose is to elaborate the others factor that influencing vitamin D in blood and the most important factor is diet vitamin D. These research aims to determine whether a correlation between vitamin D intake and value of vitamin D in blood.
Running a cross-sectional study design, this research uses secondary data from a former research by Faculty Medicine of University Indonesia conducted in 2013 ? 2014 with pregnant women living in Jakarta.
The research method comprised a 25-hydroxyvitamin D measurement and the usage of food-frequency questionnaire (FFQ) to obtain subject's vitamin D in blood and vitamin D intake respectively. Using SPSS for Windows 20.0 software, data is then analyzed by Spearman, resulting 43.5% (n = 62) of subjects being hypovitaminosis D (<10 ng/mL) and the whole subjects receiving under the boundary value of vitamin D (12 mcg/day).
This research shows that no correlation could be found between vitamin d intake and value of vitamin D in blood.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Luther Holan Parasian
"Pendahuluan: Optimalisasi pelayanan resusitasi dapat dipadupadankan dengan teknologi yang berkembang saat ini, salah satunya adalah aplikasi seluler yang dapat diterapkan dengan mudah dalam sistem pelayanan resusitasi. Cardiac Arrest Resuscitation Mobile Application (CARMA) merupakan alat bantu dalam ACLS yang digunakan untuk membantu para praktisi dalam melakukan tindakan resusitasi. Penggunaan aplikasi dapat dimulai pada pelatihan berbasis simulasi. Metode: Penelitian ini adalah uji klinis acak pada simulasi henti jantung dengan menggunakan manekin fidelitas tinggi. Simulasi dengan durasi dua belas menit dan berupa lima rangkaian ritme. Sejumlah 26 kelompok mahasiswa kedokteran dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok menggunakan aplikasi dan standar. Tujuan utama penelitian adalah untuk membandingkan kepatuhan panduan klinis pada kedua kelompok. Penilaian kepatuhan berdasarkan persentase pemenuhan daftar tilik yang sudah tervalidasi dan sudah dilakukan uji realibilitas sebelumnya. Tujuan sekunder untuk menilai kualitas kompresi dada dan waktu pemberian epinefrin. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kepatuhan panduan klinis pada kelompok aplikasi dibandingkan dengan kelompok standar (88,95 ± 6,86 vs 73,98 ± 6,40, p < 0,001). Variabel yang tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada penelitian ini antara lain adalah kedalaman kompresi dada dan interval waktu pemberian epinefrin.
Simpulan: Penggunaan aplikasi seluler dapat meningkatkan kepatuhan panduan klinis pada simulasi kasus henti jantung.

Background: The optimization of resuscitation services can be aligned with current technological advancements, including mobile applications that can be easily implemented in resuscitation services. The Cardiac Arrest Resuscitation Mobile Application (CARMA) is a tool in Advanced Cardiovascular Life Support (ACLS) designed to assist practitioners in performing resuscitation actions. The application's use can commence in simulation-based training.
Methods: This study is a randomized clinical trial on cardiac arrest simulation using a high-fidelity mannequin. The simulation lasted twelve minutes and included five rhythm sequences. Twenty-six groups of medical students were divided into two groups: one using the application and the other following standard procedures. The main objective of the study was to compare compliance with clinical guidelines in both groups. Compliance assessment was based on the percentage of validated checklist items, previously subjected to reliability testing. Secondary objectives included evaluating chest compression quality and epinephrine administration time. Results: There was a significant difference in compliance with clinical guidelines between the application group and the standard group (88.95 ± 6.86 vs. 73.98 ± 6.40, p < 0.001). Variables such as chest compression depth and epinephrine administration interval did not show significant differences in this study. Conclusion: The use of mobile applications can enhance compliance with clinical guidelines in cardiac arrest simulation cases.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library