Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nathalia Rose Fransisca Karma
"Subarachnoid hemorrhage (SAH) atau perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh pecahnya aneurisma yang mengakibatkan darah terserap masuk ke rongga parenkim otak, dan juga mengganggu sirkulasi cairan serebrospinal. Aneurisma otak sendiri biasanya berada pada sirkulus wilisi yang merupakan suatu lingkaran anastomosis berbentuk cincin yang berfungsi untuk mendistribusikan darah ke kedua hemisfer serebral. SAH memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Angka kematian yang tinggi erat kaitannya dengan peningkatan tekanan intrakranial. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan intrakranial salah satunya dengan elevasi kepala 30º. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien perdarahan subarakhnoid dengan penerapan intervensi elevasi kepala 30°. Hasil intervensi menunjukkan elevasi kepala 30° terbukti efektif untuk mengurangi risiko peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya meningkatkan venous return pada pasien stroke.
Subarachnoid hemorrhage (SAH) is generally caused by rupture of an aneurysm which causes blood to be absorbed into the brain parenchymal cavity, and also interferes with the circulation of cerebrospinal fluid. Brain aneurysms themselves are usually located in the circle of Willis which is a ring-shaped anastomotic circle that serves to distribute blood to both cerebral hemispheres. SAH has a high rate of morbidity and mortality. A high mortality rate is closely related to increased intracranial pressure. One of the efforts that can be done to reduce intracranial pressure is with a head elevation of 30º. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to describe nursing care for patients with subarachnoid hemorrhage with the application of a 30° head elevation intervention. The results of the intervention showed that 30° head elevation was effective in reducing the risk of increased intracranial pressure as an effort to increase venous return in stroke patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nathalia Rose Fransisca Karma
"Pandemi COVID-19 memiliki dampak psikososial bagi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ansietas dan kualitas tidur serta hubungannya dengan kemampuan penyelesaian masalah perawat selama Pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan kepada 162 responden yang bekerja di area isolasi dan non isolasi COVID-19. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah dengan proportionate stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beck Anxiety Inventory, Pittsburgh Sleep Quality Index, dan Problem Solving Inventory. Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar responden berada pada tingkat minimal ansietas yaitu sebesar 48,1%, kualitas tidur buruk sebesar 72,2%, responden yang berada pada kategori effective problem solvers lebih banyak daripada ineffective problem solvers. Masa kerja dapat memengaruhi terjadinya ansietas dengan Pvalue = 0,004, status perkawinan mempengaruhi kualitas tidur dengan Pvalue sebesar 0,004. Ada hubungan antara ansietas dengan kemampuan penyelesaian masalah dengan Pvalue < 0,001, dan ada hubungan antara kualitas tidur dengan kemampuan penyelesaian masalah Pvalue = 0,001. Perawat berisiko tinggi mengalami dampak yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-19 seperti ansietas dan kualitas tidur, dan hal ini dapat mempengaruhi perawat dalam kemampuan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh perawat.
The COVID-19 pandemic has a psychosocial impact on nurses. This study aims to determine the impact of anxiety and sleep quality; as well as its relationship to the problem-solving skill of nurses during the COVID-19 pandemic. The study was conducted on 162 respondents who work in isolation and non-isolation areas for COVID-19. The sampling technique used in this study was proportionate stratified random sampling. The measuring instruments used in this research are Beck Anxiety Inventory, Pittsburgh Sleep Quality Index, and Problem Solving Inventory. The results of this study show that most of the respondents are at a minimum level of anxiety, which is 48.1%, poor sleep quality is 72.2%, respondents who are in the category of effective problem solvers are more than ineffective problem solvers. Years of work can affect the occurrence of anxiety with Pvalue = 0.004, marital status affects sleep quality with P-value of 0.004. There is a relationship between anxiety and problem-solving skill with P value < 0.001 and there is a relationship between sleep quality and problem-solving ability P value = 0.001. Nurses are at high risk of experiencing the impacts caused by the COVID-19 Pandemic, such as anxiety and sleep quality, and this can affect nurses in their ability to solve nursing problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library