Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nizma Permaisuari
"Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit multifaktorial. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi OMA dan hubungannya dengan status gizi, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan perokok pasif pada anak usia 0-5 tahun di lingkungan padat penduduk di Jakarta Timur.
Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan data diperoleh melalui wawancara terpimpin, pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan THT pada seluruh anak usia 0-5 tahun yang rumahnya terpilih berdasarkan spatial random sampling di Kelurahan Cawang yang terpilih berdasarkan multistage random sampling. Data diolah menggunakan program SPSS versi 20.0 dan dianalisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi OMA 17,54%. Uji Fisher Exact menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada prevalensi OMA berdasarkan status gizi (p>0,05), ISPA (p>0,05), dan perokok pasif (p>0,05).
Disimpulkan prevalensi OMA pada anak usia 0-5 tahun di lingkungan padat penduduk di Jakarta Timur adalah 17,54% dan tidak berhubungan dengan status gizi, ISPA, dan perokok pasif.

Acute Otitis Media (AOM) is a multifactorial disease. The purpose of this study was to determine the prevalence of AOM and its association with nutritional status, Upper Respiratory Tract Infection (URTI), and passive smoker of 0-5 years old children in high-density population in East Jakarta.
This cross sectional study was conducted by performing guided interview, physical examination, and ear, nose, and throat examination to all 0-5 years old children whose house is chosen based on spatial random sampling in Cawang, chosen district based on multistage random sampling. Data are managed with SPSS version 20.0 and analyzed with chi square test.
The results showed that the prevalence of AOM was 17,54%. Fisher exact test has shown no significant difference between prevalence of AOM with nutritional status (p>0,05), URTI (p>0,05), and passive smoker (p>0,05).
In conclusion, prevalence of AOM of 0-5 years old children in high density population in East Jakarta is 17,54% and there is no association between the prevalence of AOM with nutritional status, URTI, and passive smoker
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizma Permaisuari
"Objektif: Mengetahui prevalensi dan faktor-faktor risiko glaukoma pada kerabat tingkat pertama pasien glaukoma primer sudut terbuka (GPSTa). Metode: Penelitan observasional yang merekrut kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung, dan anak) pasien GPSTa di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang berusia lebih dari/sama dengan 40 tahun. Semua partisipan akan menjalani pemeriksaan komprehensif berupa tajam penglihatan, refraksi objektif, tonometri aplanasi, gonioskopi, penilaian papil nervus optik, perimetri, evaluasi ketebalan kornea sentral, diabetes mellitus, dan hipertensi. Penegakkan diagnosis glaukoma berdasarkan kriInternational Society of Geographical and Epidemiological Ophthalmology. Hasil: Terdapat 359 peserta dari 198 pasien GPSTa yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan dengan median usia 47 tahun. Prevalensi glaukoma pada kerabat tingkat pertama pasien GPSTa adalah 16,2%. Faktor risiko yang berpengaruh signifikan terhadap glaukoma adalah tekanan intraokular (TIO) (p=0,002) dan tekanan perfusi okular (OPP) (p=0,015). Uji regresi logistik menunjukkan korelasi yang signifikan antara glaukoma dengan TIO (koefisien regresi 0,090/mmHg; p=0,019), dan hubungan keluarga (p=0,020). Hubungan keluarga berupa saudara kandung adalah faktor risiko yang paling berperan dalam meningkatkan probabilitas glaukoma (p=0,006, aOR 2,59; 95% CI 1,32 to 5,09). Kesimpulan: Prevalensi glaukoma pada studi ini cukup besar. TIO yang tinggi, OPP yang rendah, dan hubungan keluarga merupakan faktor risiko yang dianggap signifikan.

Objective: This study aims to evaluate glaucoma prevalence and risk factors in first- degree relatives of primary open-angle glaucoma (POAG) patients. Methods: An observational study involving first-degree relatives (parents, siblings, and children) of POAG patients at Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia, aged 40 years or older. All participating individuals underwent comprehensive examination including visual acuity, objective refraction, applanation tonometry, gonioscopy, optic disc assessment, perimetry, corneal central thickness, diabetes mellitus, and hypertension evaluation. Glaucoma was diagnosed according to the criteria described by International Society of Geographical and Epidemiological Ophthalmology. Results: Three-hundred and fifty- nine relatives of 198 patients were examined. Majority of subjects are women with median age 47 years. Overall prevalence of glaucoma in first-degree relatives of POAG patients was 16.2%. Risk factors found to have significant impact on glaucoma included intraocular pressure (IOP) (p=0.002) and ocular perfusion pressure (OPP) (p=0.015). Multiple regression analysis revealed significant correlation between glaucoma and IOP (regression coefficient 0.090/mmHg; p=0.019), also family history of glaucoma (p=0.020). Siblings proved to be independent variable with the greatest influence on glaucoma (p=0.006, aOR 2.59; 95% CI 1.32 to 5.09). Conclusions: The prevalence of glaucoma in the current study was high, where higher IOP, lower OPP, and family history contributed to risk."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library