Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noerid Haloei R
"ABSTRAK
Kebudayaan terbentuk dan berkembang sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan yang timbul dalam proses adaptasi dengan lingkungannya. Tanggapan tersebut didasari oleh berbagai kebutuhan dasar yang terkelompokkan ke dalam kebutuhan biologis, sosial dan spiritual. Secara terinci kebutuhan dasar itu meliputi makan dan minum, keturunan, kenyamanan jasmaniah, rasa aman, rasa senang dan santai, bergerak dan berhubungan dengan orang lain, dan perkembangan yang lebih meningkat. Dalam menanggapi tantangan tersebut, manusia atau sekelompok orang mengembangkan sistem mata pencaharian dan sosial, dan yang bersama-sama dengan pengembangan aspek lainnya seperti bahasa, seni, religi, peralatan dan perlengkapan hidup, serta pengetahuan, terbentuklah kebudayaan manusia yang menyeluruh.
Sebagai perwujudan tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan, kebudayaan oleh Leslie A.White dirinci dalam sistem teknologi , sistem sosial dan sistem ideologi. Sistem teknologi terdiri dari sejumlah peralatan material, mekanis, fisik dan peralatan kimia yang termanifestasikan dalam rupa alat-alat untuk memproduksi, mendirikan bangunan dan tempat tinggal, dan alat-alat untuk mempertahankan diri maupun untukmenyerang. Sistem sosial meliputi sekalian hubungan antarpribadi yang termanifestasikan ke dalam pola-pola tingkah laku tertentu baik yang coraknya individual maupun kolektif. Dalam hal ini disebutkan antara lain organisasi kemasyarakatan, ekoncmi, politik, etika, pertahanan (military), jabatan dan rekreasi. Sistem ideologi terdiri dari sekalian cita, keyakinan, pengetahuan yang termanifestasikan ke dalam bahasa dan tindakan bolis lainnya. Mitologi, theologi, dongeng, filsafat, ilmu pengetahuan (science) dan kebijakan tradisional (folkwisdom) termasuk ke dalam kategori ini. Ketiga sistem teknologi, sosial dan iedologi itu pada dasarnya berkedudukan sama dan saling menunjang. Hanya pada arena-arena tertentu dan pada waktu-waktu tertentu pula kelihatan salah satu sistem lebih menonjol peranannya daripada yang lain. Pada suatu ketika, seperti dikedap perkembangan sistem lainnya. Akan tetapi hal tersebut tidak menghalangi kemungkinan sistem ideologi khususnya religi mempengaruhi sistem sosial dan perkembangan teknologi secara amat dominan pula."
1987
D274
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerid Haloei R.
"ABSTRAK
Masih terdapat ketidakmerataan kematian pada anak di Indonesia, baik angka kematian neonatal AKN , bayi AKB , dan balita AKBA yang terjadi pada semua dimensi ketidakmerataan meliputi jenis kelamin anak, umur anak, pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, tempat tinggal, dan antarprovinsi. Untuk itu diperlukan kuantifikasi ketidakmerataan guna perencanaan fokus program. Studi ini adalah analisis data sekunder SDKI dari tahun 1994 sampai 2012. Analisis data menggunakan aplikasi Health Equity Assessment Toolkit HEAT . Hasil menunjukkan kejadian kematian pada anak di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 1994 sampai tahun 2012 dengan selisih terbesar pada AKBA kemudian AKB dan paling kecil pada AKN. Kematian pada anak tertinggi terjadi di umur neonatal, tersering pada jenis kelamin anak laki-laki, banyak pada kelompok anak dengan ibu tidak sekolah, berasal dari keluarga kuintil miskin, terjadi di pedesaan, dan perlu perhatian di wilayah timur Indonesia. Ukuran difference berkisar antara 4 pada AKN berdasarkan jenis kelamin anak tahun 1997 dan 2002 sampai 123 pada AKBA berdasarkan provinsi tahun 1994 kematian per1000 kelahiran hidup. Sementara ukuran rasio berkisar antara 1,1 pada AKB berdasarkan jenis kelamin anak tahun 2002 sampai 6,6 pada AKBA berdasarkan provinsi tahun 1994 . Ketidakmerataan angka kematian balita di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan negara lain dengan benchmark yang sama.

ABSTRACT
There remains an inequality of deaths among children in Indonesia both neonatal mortality rate NMR , infant IMR , and under five U5MR . Inequality occurs in all dimensions including child rsquo s sex, child 39 s age, maternal education, family economic status, residence, and interprovincial. It calls for description of inequality quantification for focus program setting. This study is a secondary data analysis using Health Equity Assessment Toolkit HEAT application with IDHS source from 1994 to 2012. The results show that the child mortality rates in Indonesia depict a decrease from 1994 to 2012 with the largest mortality difference in U5MR and then IMR and at least NMR. The highest child mortality occurred at neonatal period, most common in boys, many in group of children with non school mothers, coming from poor quintile, rural, and attention in eastern Indonesia. The indicator of difference ranges from 4 at NMR by child rsquo s sex in 1997 and 2002 to 123 at U5MR by interprovincial in 1994 deaths per 1000 live births, while the ratio sorts between 1.1 at IMR by child rsquo s sex in 2002 until 6.6 at IMR by interprovincial in 1994 . The inequality of under five mortality rate in Indonesia is the highest compared to other countries with the same benchmark."
2017
S67839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library