Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Norman Subekti
"Cat epoxy yang digunakan pada struktur logam yang terproteksi katodik sering mengalami disbonding. Disbonding adalah suatu keadaan dimana lapisan cat kehilangan daya adhesi pada substrat logam karena adanya tegangan proteksi katodik. Sifat adhesi cat epoxy banyak dipengaruhi oleh aspek mekanis yaitu metode persiapan permukaan.
Evaluasi pengaruh tegangan proteksi dan persiapan permukaan terhadap sifat adhesi cat epoxy dilakukan dengan menggunakan pengujian cathodic disbondment untuk tegangan proteksi -0.5 Volt, -0.85 Volt dan -2 Volt dan tingkat persiapan permukaan substrat logam antara lain : SP 7, SP6 dan SP 10. Hasil pengujian menunjukan bahwa semakin rendah tegangan proteksi ( - 0.5 s/d - 2 Volt) maka pH larutan akan semakin meningkat (7.5 ? 11) , dan begitupun radius disbondment akan semakin meningkat (3.5 ? 32 mm). Ikatan mekanis yang tertinggi dimiliki oleh persiapan permukaan SP 10, karena memiliki distribusi surface profile antara 105-108 µm, sedangkan ikatan mekanis yang terendah ada pada persiapan permukaan SP 7, karena memiliki distribusi surface profile yang rendah antara 24-26 µm.

Epoxy paint used on cathodically protected metal structure often experience disbonding phenomenon. Disbonding is a state when painted layer lose its adhesive properties with the substrate metal because of the cathodic protection voltage. The nature of adhesion of paint epoxy greatly affected by the mechanical aspects of surface preparation methods. Experiments and evaluation are conducted to review the effect of protection voltage and surface preparation to adhesive characteristics of epoxy paint by using cathodic disbondment test with testing variable -0.5 V, -0.85 volts and -2 volts and with level of the metal substrate surface preparation comprised of SP 7, SP 10 and SP6. The test results reveals by lowering voltage protection (- 0.5 s / d - 2 Volts) will increase pH of medium (7.5 - 11), hence increasing disbondment radius (3.5 - 32 mm). Highest mechanical bonding, attributed to SP 10 surface preparation, haracterized by its surface profile distribution ranged between 105-108 µm, whereas SP 7 as the lowest mechanical bonding because of its low surface profile distribution, ranged between 24-26 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27598
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Subekti
"Kebutuhan materials pada sektor inustri dan otomotif membutuhkan kualitas yang baik serta memiliki daya pakai yang mampu untuk bertahan lama, untuk itu dikembangkan material komposit dari logam paduan biasa. Material ini terdiri dari dua bagian yaitu matrik dan juga penguat (reinforced) yang berasal dari material yang berbeda dan tidak saling melarutkan.
pengembangan material komposit ini memiliki kendala dalam proses produksinya yan cukup mahal. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan materials komposit dengan metode stir-casting dan hasil yang telah diperoleh dari pengujian sampel yang dibuat dengan metode tersebut.
Pembuatan komposit ini dilakukan dengan mencampurkan silikon karbida / SIC kedalam paduan alumunium cair yang dilakukan pada temperatur diatas 800 c. Hal ini dilakukan karena pada temperatur rendah SIC tidak akan bercampur dengan alumunium cair. Karena pemanasan logam cair mencapai temperatur tersebut maka menyebabkan banyaknya gas hidrogen yang teradsorbsi. Dengan penambahan magnesium hasil dari porositas yang dihasilkan akan menurun karena mampu basah partikel SIC menjadi lebih baik.
Dari data hasil pengujian densitas dari komposit tersebut dengan hasil yang cenderung mengalami kenaikan dengan adanya penambahan magnesium karena partikel SIC dapat terdistribusi homogen. Untuk pengujian keausan hasil yang diperoleh menunjukkan laju arus yang menurun dengan penambahan magnesium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Subekti
"Memompa larutan hidroklorik ke dalam sumur lapangan migas dikenal sebagai stimulasi pengasaman sumur. Pengasaman dilakukan untuk menghilangkan kerak, karat, puing-puing atau partikulat larut asam lainnya pada permukaan internal pipa guna membersihkan jalan bagi minyak dan gas untuk mengalir dari dalam sumur ke permukaan. Untuk menghindari masalah seperti kebocoran pipa karena korosi, selama pengasaman biasanya diterapkan perlakuan penghambatan oleh inhibitor korosi anorganik yang sebagian besar senyawa ini tidak hanya mahal tetapi juga beracun bagi lingkungan. Sudah banyak riset inhibitor ramah lingkungan dari bahan ekstrak tumbuhan yang telah dilakukan, namun hampir semua riset tersebut tidak pernah di uji secara laboratorium industri maupun uji langsung di lapangan migas sehingga tidak cocok untuk sepenuhnya mengkarakterisasi potensi kemanjuran inhibitor,baik dari sifat ramah lingkungannya maupun sifat teknis di lapangan. Oleh karena itu, tantangan dalam penelitian ini adalah menghasilkan terobosan inhibitor ramah lingkungan yang aplikatif di lapangan migas.

Kandidat ekstrak tanaman yang dipilih untuk pengembangan inhibitor ramah lingkungan adalah Bunga Pinang. Teknik pengujian meliputi uji kehilangan berat, Uji Wheel Test, Polarisasi, Spektroskopi Impedansi Elektrokimia (EIS), Spektroskopi Infra-merah Fourier Transform (FTIR), Uji Toksisitas akut dan Uji di lapangan migas. Hasil pengujian wheel test selama 72 jam pada dosis 20 ml untuk kayu secang didapatkan persentase perlindungan 82.27% dan  bunga pinang 90.07%. Nilai toksisitas akut (LD50) untuk bunga pinang adalah 5728 mg/kgbb termasuk dalam kategori “praktis tidak toksik”. Adsorpsi terjadi secara spontan sesuai dengan adsorpsi isotermal Langmuir. Efisiensi hambatan optimal terjadi dengan penambahan pada konsentrasi 20 ml yaitu 96.6% pada pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Hasil polarisasi menunjukkan bahwa ekstrak bunga pinang bekerja melalui inhibisi tipe campuran. Nilai energi bebas adsorpsi –7.026 kJ / mol menunjukkan bahwa adsorpsi molekul inhibitor adalah khas dari adsorpsi fisik.

Hasil uji di lapangan di dapatkan laju korosi 0.134 mm/tahun dengan nilai persentase perlindungan 78% pada dosis 20 ml, sehingga mengkonfirmasi bahwa Bunga Pinang sudah teruji sebagai inhibitor ramah lingkungan di sektor minyak dan gas bumi.


Pumping the hydrochloric solution into oil and gas field wells is known as well acid stimulation. Acidification is used to remove scale, rust, debris or other acid-soluble particulates on the internal surface of the pipe to clear a way for oil and gas to flow from the well to the surface. To avoid problems such as pipe leakage due to corrosion, during acidification it is usually applied an inhibitory treatment by inorganic corrosion inhibitors most of which these compounds are not only expensive but also toxic to the environment. There has been a lot of research on environmentally friendly inhibitors from plant extract ingredients that have been carried out, but almost all of this research has never been tested in industrial laboratories or directly in the oil and gas field so it is not suitable to fully characterize the potential efficacy of the inhibitor, both from its environmentally friendly nature and technical properties in the field. Therefore, the challenge in this research is to produce a breakthrough environmentally friendly inhibitor that is applicable in the oil and gas field.

The plant extract candidates selected for the development of environmentally friendly inhibitors are Pinang Flower. Testing techniques include weight loss test, Wheel Test, Polarization, Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Fourier Transform Infra-red Spectroscopy (FTIR), Acute Toxicity Test and Oil and Gas Field Testing. The results of wheel test for 72 hours at a dose of 20 ml for secang wood obtained a protection percentage of 82.27% and 90.07% for areca flowers. The acute toxicity value (LD50) for areca flowers is 5728 mg / kg, which is included in the category of "practically non-toxic". Adsorption occurs spontaneously in accordance with Langmuir adsorption isotherm. Optimal inhibition efficiency occurs with the addition of a concentration of 20 ml, namely 96.6% in the Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) test. The polarization results showed that the betel nut extract worked through a mixture type inhibition. The adsorption free energy value of –7,026 kJ / mol indicates that the adsorption of the inhibitor molecule is typical of physical adsorption.

The field test results obtained a corrosion rate of 0.134 mm / year and a protection percentage value of 78% at a dose of 20 ml, thus confirming that Bunga Pinang has been tested as an environmentally friendly inhibitor in the oil and gas sector."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library