Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati Indah Ciptasari
"ABSTRAK
Bijih nikel laterit banyak tersedia di Indonesia bagian timur, seperti Pulau
Sulawesi dan kepulauan Maluku termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Faktanya, sejauh ini bijih nikel kadar rendah tipe limonit belum diproses karena
kandungan nikelnya sangat rendah. Dalam tesis ini kami membahas hasil terbaru
pada efek scale-up dari pengolahan bijih nikel kadar rendah melalui pendekatan
hidrometalurgi. Proses ini dipilih karena kandungan magnesium yang rendah
dalam bijih dan konsumsi energi yang minimal selama pemprosesan. Proses yang
dipilih yaitu pelindian atmosferik. Variabel-variabel proses yang dipelajari adalah
persen pelarut, temperatur proses, waktu pelindian, ukuran mesh dan efek scaleup.
Karakterisasi residu dipelajari dengan menggunakan SEM, XRD dan XRF.
Sementara hasil proses pelindian dalam bentuk larutan dianalisis menggunakan
AAS untuk menentukan fraksi elemen terlarut. Hasil penelitian saat ini
menunjukkan bahwa pelindian bijih nikel kadar rendah jalur hidrometalurgi
menggunakan 37% asam klorida pekat telah mengekstraksi Ni dan Fe dari bijih
dengan hasil 76,7% dan 75,8%. Hal ini dicapai pada kondisi proses berikut:
temperatur optimum 90oC, 200 mesh dan kecepatan pengadukan 300 rpm.
Selanjutnya, pada saat bahan baku tersebut ditingkatkan hingga 100 gram limonit,
hasil tersebut menurun menjadi 55% dan 65 %. Selanjutnya, terjadi penurunan
hingga sekitar 45% ketika bahan baku ditingkatkan dua kali lipat menjadi 200
gram limonit.

Abstract
The laterite nickel ores are abundantly available in the eastern part of Indonesia
island like Sulawesi and Maluku islands including many small islands around
them. The fact that nickel ores called limonite have not been processed so far due
to the nickel content is very low. In this thesis, we discussed our recent works on
the effects of scaling up of processing for low grade nickel ores through a
hydrometallurgical approach. This was selected due to the low magnesium
content in the ores and minimum energy consumption during processing. The
selected process is the atmospheric leaching. Processing variables which were
studied including the optimum percentage of solvent, processing temperatures,
leaching time, mesh sizing and the scale-up effects. Characterization of the
residue was studied using SEM, XRD and XRF. While the materials which
deposited in the leaching filtrate were analyzed using AAS to determine the
fraction of dissolved elements. Results of current recearch work showed that
leaching of low grade nickel ore using a hydrometallurgical route using 37%
concentrated hydrochloric acids have resulted extracted materials of Ni and Fe
with extraction yields 76.7% and 75.8% respectivelly. This was obtained at the
following processing conditions: optimum temperature 90°C; 200 mesh and the
stirring speed of 300 rpm. Further to this, when the feedstock was scaled up to
100 grams limonite, the yields were decreased to 55 % and 65 % for Ni and Fe
respectively. A further decreased to about 45 % occurred when the feedstock was
doubled to 200 grams limonite."
2012
T31559
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Indah Ciptasari
"Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan pesat teknologi telah mendorong pengembangan berbagai jenis material di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian. Salah satu material yang paling populer untuk penelitian adalah reduced Graphene Oxide (rGO). Material dibuat dari Graphene Oxide (GO) dengan melakukan berbagai metode pengolahan kimia dan termal untuk mengurangi kandungan oksigen di dalamnya. Sifat-sifat luar biasa dari rGO seperti sifat termal, mekanik, dan elektronik menjadikannya sebagai kandidat bahan yang potensial digunakan dalam berbagai aplikasi dengan penambahan matriks untuk memperluas penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemungkinan material nanokomposit reduced Graphene Oxide (rGO) untuk aplikasi fotokatalitik yang lebih ramah lingkungan serta pengembangan material nanokomposit reduced Graphene Oxide (rGO) untuk aplikasi superkapasitor. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama dengan membuat bahan baku reduced graphene oxide dari grafit dengan menggunakan metode Hummers modifikasi. Kemudian mensintesis rGO dengan AgNPs (Perak Nanopartikel) menggunakan metode hidrotermal in-situ dengan reduktor NaBH4. Setelah itu, dilakukan pengujian aktivitas fotokatalitiknya terhadap ion Pb untuk mengetahui kinerja efektivitas rGO/AgNPs fotokatalitik dan potensinya sebagai bahan fotokatalitik alternatif dalam pengolahan limbah. Selanjutnya sintesis nanokomposit rGO dengan ZrO2 (Zirkonia) dilakukan dengan metode hidrotermal in-situ menggunakan reduktor NaBH4. Kemudian dilakukan karakterisasi sifat fisik dan kimianya agar dapat diaplikasikan pada superkapasitor. Analisis dilakukan dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Spektroskopi Raman, Spektrofotometer UV-Vis, Fourier Transform Infra Red (FTIR), dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Hasil penelitian ini Sintesis nanokomposit rGO/AgNPs menggunakan metode hidrotermal in-situ dengan reduktor NaBH4 untuk menguji aktivitas fotokatalitiknya terhadap ion Pb berhasil dilakukan. Performa fotokatalitik dengan uji terhadap ion Pb didapatkan persentase maksimum sebesar 44% pada 1,5 jam iradiasi. Nanokomposit rGO/ZrO2 berhasil disintesis dengan metode hidrotermal in-situ menggunakan reduktor NaBH4. Nilai spesifik kapasitansi tertinggi sebesar 482 F/g diperoleh pada rGO-ZrO2 = 1:2 dengan menggunakan PANI dalam larutan elektrolit H2SO4 karena pada kondisi ini menghasilkan nilai resistansi yang rendah sebesar 238,53 ohm.  
......In recent years, rapid advancements in technology have driven the development of various types of materials in the field of science and research. One of the most popular materials for research is reduced Graphene Oxide (rGO). This material is made from Graphene Oxide (GO) through various chemical and thermal processing methods to reduce its oxygen content. The outstanding properties of rGO, such as thermal, mechanical, and electronic properties, make it a potential candidate for use in various applications with matrix additives to expand its usage. This research aims to explore the potential of reduced Graphene Oxide (rGO) nanocomposite materials for environmentally friendly photocatalytic applications and the development of rGO nanocomposite materials for supercapacitor applications. The research is conducted in several stages. Firstly, raw materials of reduced graphene oxide are produced from graphite using a modified Hummers method. Then, rGO is synthesized with AgNPs (Silver Nanoparticles) using an in-situ hydrothermal method with NaBH4 as the reducing agent. Subsequently, the photocatalytic activity of the rGO/AgNPs composite is tested against Pb ions to evaluate its effectiveness and potential as an alternative photocatalytic material in wastewater treatment. Furthermore, the synthesis of rGO nanocomposites with ZrO2 (zirconium dioxide) is carried out using an in-situ hydrothermal method with NaBH4 as the reducing agent. The physical and chemical properties of the nanocomposites are characterized for their application in supercapacitors. Analysis is performed using X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), Raman Spectroscopy, UV-Vis Spectrophotometry, Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy, and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). The results of this research show the successful synthesis of rGO/AgNPs nanocomposites using an in-situ hydrothermal method with NaBH4 as the reducing agent to test their photocatalytic activity against Pb ions. The photocatalytic performance, tested against Pb ions, achieved a maximum percentage of 44% after 1.5 hours of irradiation. Additionally, the rGO/ZrO2 nanocomposites were successfully synthesized using the in-situ hydrothermal method with NaBH4 as the reducing agent. The highest specific capacitance value of 482 F/g was obtained at rGO-ZrO2 = 1:2 ratio, using PANI in the H2SO4 electrolyte solution, as this condition resulted in a low resistance value of 238.53 ohms."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Indah Ciptasari
"Paduan kuningan 60Cu-40Zn merupakan paduan kuningan yang paling baik untuk diaplikasikan pada hot forming. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan struktur mikro dari rad brass bahan baku produk valve dengan perbedaan kandungan aluminium selelah dilakukan perlakuan panas. Perlakuan panas yang dilakukan yaitu annealing pada temperatur (450, 500 dan 550°C) dengan waktu holding selama I jam. Proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan dua metode pendinginan. Metode pertama dengan menggunakan pendinginan lambat di udara terbuka. Sedangkan metode yang ke dua dengan pendinginan cepat pendinginan air) dengan media air. Pengujian yang dilakukan meliputi uji metalografi dan kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi tanpa perlakuan, fraksi volume a benda uji Al rendah (64.8) lebih kecil daripada fraksi volume a benda uji rod Al tinggi (74.25). Fraksi volum alpha benda uji rod Al tinggi lebih besar daripada benda uji rod AI rendah. Sehingga hot formability benda uji rod Al rendah lebih baik daripada benda uji rod AI tinggi.Pada kondisi perlalman non quench, dengan meningkatnya temperatur annealing (450, 500 dan 550° C) pada benda uji rod Al rendah (0, 02%) maupun Al tinggi (0,2%) akan mengalami peningkaran fraksi volume an Sedangkan pada kondisi perlakuan quench, dengan meningkatnya temperatur annealing (450, 500 dan 55 0° C) pada benda uji rod Al rendah (0,02%) maupun Al tinggi (0,2%) akan mengalami penurunan fraksi volume a Pada pengujian kekerasan, dengan kondisi non quench, kenaikan temperatur annealing akan menurunkan nilai kekerasan pada benda uji AI rendah maupun benda uji Al tinggi. Pada benda uji Al terendah terjadi penurunan kekerasan dari 54 HRB (ranpa anil menjadi 42 HR5 (temperatur 550"). Sedangkan pada benda uji Al tinggi terjadi penurunan kekerasan dari 64 HR; (tanpa anil) menjadi 52 HR; (temperatur 550° C). Pada kondisi quench, temperatur annealing akan menurunkan nilai kekerasan pada benda uji A I rendah maupun benda uji Ai tinggi. Pada benda uji Al rendah terjadi penurunan kekerasan dari 54 HRH (tanpa anil menjadi 53 HR; temperatur 550°). Sedangkan pada benda uji Al tinggi terjadi penurunan kekerasan dan 64 HR; (tanpa anil, menjadi 58 HRB (temperatur 550°Q. Adanya peningkatan kadar Al dan Pb kemungkinan dapat menyebabkan retak setelah dilakukan forging."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library