Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurina Vidya Ayuningtyas
"Menjaga kesehatan siswa sekolah dasar merupakan hal yang penting dilakukan karena siswa merupakan aset pada masa mendatang. Salah satu cara yang dapat kita lakukan antara lain, menjaga kualitas jajanan yang dijual di kantin sekolah. Bahaya biologi berupa kontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli) pada jajanan perlu mendapat perhatian karena terdapat strain E. coli patogen yang dapat memberikan dampak kesehatan. Salah satu strain E. coli patogen adalah Escherichia coli O157:H7 (E. coli O157:H7) yang dapat menyebabkan diare berdarah hingga gangguan ginjal terutama pada anak-anak. Sumber kontaminasi bakteri tersebut dapat berasal dari praktik higiene sanitasi yang tidak memenuhi syarat dan kontaminasi silang dari lingkungan seperti keberadaan hewan pembawa penyakit serta suhu dan waktu penyimpanan makanan matang yang tidak memenuhi syarat.
Berlatarbelakang dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan higiene sanitasi dengan kontaminasi E. coli O157:H7 pada jajanan anak sekolah dasar di Kota Depok. Selain itu, peneliti juga melihat faktor lingkungan dan karakteristik individu pedagang kantin dalam mempengaruhi kejadian kontaminasi E. coli O157:H7 pada jajanan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada November 2018 sampai dengan Maret 2019 dengan melibatkan 424 responden pedagang dan 424 sampel jajanan. Penelitian ini menggunakan pengolahan data chi square pada uji bivariat dan regresi logistik pada uji multivariat.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar pedagang kantin SD (91,3%) belum menerapkan praktik higiene sanitasi. Data mengenai kontaminasi jajanan diketahui sebanyak 51,7% terkontaminasi Coliform, 11,8% terkontaminasi E. coli, dan 9% terkontaminasi E. coli O157:H7. Jenis jajanan yang terkontaminasi bakteri Coliform dan E. coli sebagian besar merupakan jajanan yang menggunakan komposisi es, sedangkan jajanan yang terkontaminasi E. coli O157:H7 sebagian besar merupakan jajanan yang menggunakan komposisi telur dalam penyajian kepada konsumen (siswa). Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa higiene sanitasi yang tidak memenuhi syarat meningkatkan risiko kontaminasi E. coli O157:H7 sebesar 3,89 kali pada jajanan setelah dikontrol dengan faktor lingkungan (kepadatan lalat dan waktu penyimpanan makanan matang). Upaya perbaikan kondisi sanitasi di kantin Sekolah Dasar dan kualitas jajanan sekolah dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas penunjang dan melakukan pengawasan rutin terhadap praktik higiene sanitasi pedagang kantin. Selain itu, koordinasi dan kerja sama lintas sektor antara Sekolah dengan Dinas Kesehatan setempat dan pihak lainnya harus dijalankan untuk mengawasi praktik higiene sanitasi dan pemantauan kualitas jajanan sekolah secara rutin agar kualitas jajanan terjaga dengan baik.

Maintaining Elementary School students`s health is important caused they are our future asset. One of the methods is protecting quality of snack that sold in canteen. The biological hazard is the most founded in snack is Escherichia coli (E. coli). Some of strain of E. coli is harmless but there is any pathogen strain of E. coli. It is E. coli O157:H7. E. coli O157:H7 can cause bloody diarrhea and kidney disorder especially for children. The sources of bacterial contamination is quality of hygiene sanitation and cross contamination condition from environment, such as presence of vector, storage temperature, and storage time for cooked food before serving.
Base on that condition, the aim of this study is identify of relationship of hygiene sanitation and E. coli O157:H7 contamination in Elementary School`s snack in Depok. This research also has identified relationship of environment factors and individual characteristic of food handler with contamination E. coli O157:H7 in Elementary School`s snack. The researcher used cross sectional study in November 2018 until March 2019. This research was involving 424 food handlers and identified 424 sample of snacks. The researcher was using chi square for bivariate analysis and logistic regression multivariate methods for multivariate analysis.
The results are most of foodhandler in Elementary School canteen had not implemented hygiene sanitation practices (91.3%), 51.7% snacks is contaminated by Coliform, 11.8% snacks is contaminated by E. coli, and 9% snacks is contaminated by E. coli O157:H7. The most samples that contaminated by Coliform and E. coli are containing ice. The most samples that contaminated by E. coli O157:H7 are containing egg. This research founded bad hygiene sanitation practice was increasing 3.89 times for E. coli O157:H7 contamination in snack being control by environment factors (fly density and time of serving). We must do some effort to improve hygiene sanitation practice in Elementary School canteen and quality of snack that sold in canteen. School can support with provide facilities and routine monitoring for food handler practices. To solve this problem, Elementary School must do some coordination with multisector such as Health Department and other parties for monitoring hygiene sanitation practices and quality of snack in Elementaray School canteen.
Elementary School snack; E. coli O157:H7; Elementary School Canteen; Hygiene sanitation; jajanan SD; kantin SD; higiene sanitasi"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Vidya Ayuningtyas
"Diare masih merupakan penyakit dengan angka morbiditas tinggi di Indonesia. Hasil survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan, Kementerian Kesehatan tahun 2000-2006 memperlihatkan angka insidens naik. Angka insidens diare pada tahun 2000 sebesar 301/1.000 penduduk, pada tahun 2003 menjadi 347/1.000 penduduk, dan pada tahun 2006 mencapai 423/1.000 penduduk. Namun, pada tahun 2010 angka insidens diare mengalami penurunan menjadi 411/1.000 penduduk. Berdasarkan kelompok umur, angka mortalitas diare memperlihatkan bahwa diare masih menjadi penyebab kematian nomor empat pada semua umur (13,2%). Penyebab kematian nomor satu pada bayi usia 29 hari-11 bulan (31,4%). Dan penyebab kematian nomor satu pada balita usia 1-4 tahun (25,2%) (Riskesdas, 2007).
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan frekuensi jajan anak SD dengan kejadian diare akut. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer berupa hasil pengujian sampel jajanan di laboratorium dengan metode Membran Saring dan wawancara mengenai diare dan kebiasaan mencuci tangan pada anak SD dengan bantuan kuesioner.
Penelitian menemukan bahwa sebagian besar jajanan anak SD terkontaminasi bakteri E. coli (67,7%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa frekuensi jajan anak SD berhubungan dengan kejadian diare akut (nilai p = 0,009). Faktor risiko lain seperti umur (p = 0,512), jenis kelamin (p = 0,909), dan kebiasaan mencuci tangan (p = 0,805) tidak menunjukkan hubungan bermakna secara statistik dengan kejadian diare akut dengan nilai p > 0,05. Untuk SDN Sukatani 4 dan SDN Sukatani 7, hendaknya menyediakan tempat mencuci tangan khusus dan sabun agar anak sekolah dasar untuk menanamkan kebiasaan mencuci tangan. Selain itu, Sekolah dan Dinkes setempat hendaknya lebih mengawasi pedagang yang makanannya banyak di beli anak sekolah dasar dengan mengadakan penyuluhan mengenai hygiene personal agar makanan yang dijualnya tidak terkontaminasi E. coli.
......Diarrhea is disease with high morbidity rate in Indonesia. Morbidity research about diarrhea's incident that did by Ministry of Health in 2000-2006 has shown 301/1.000 people in 2000, 347/1.000 people in 2003, 423/1.000 people in 2006. In 2010 incident rate of diarrhea has been decrease become 411/1.000 people (Ministry of Health, 2011). Research of age, morbidity rate of diarrhea has shown number four in all age (13,2%), number one in baby 29 days-11 month (31,4%), and number one in 1- 4 years (25,2%) (Riskesdas, 2007).
The aim of research is see related of frequency's snacking behavior in elementary school with diarrhea acute. This research used primary data. That was laboratory's result of snack sample that checked by Membrane Filter Method and interviewed about diarrhea and hand washing habit to students of elementary high school with questioner.
The research finds that the most of snack sample have contaminated by E. coli (67,7%). The research shows that frequency's snacking behavior of elementary school?s student related with diarrhea acute (p value = 0,009). Another risk factor such as age (0,512), sex (0,909), and hand washing habit (0,805) didn't relate with diarrhea because of p value > 0,05. For, Sukatani 4 and Sukatani 7 Elementary High School, they should prepare washbasin and soap so that the students do washing hand habit. Beside of that, School and Health Service should be control the merchants, especially the merchants that sell the most popular snack. School and Health Service should give the information about hygiene sanitation to the merchants so that their snack no to contaminate by E. coli."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library