Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmayanti
Abstrak :
Pengembangan kapas transgenik dilakukan untuk memenuhi kebutuhan serat kapas yang mencapai 464.400 ton per tahun, untuk industri tekstil di Indonesia. Produksi kapas Indonesia hanya dapat memenuhi 2% kebutuhan dalam negeri sehingga sisa kebutuhan kapas harus dipenuhi melalui impor. Rendahnya produktivitas kapas di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya iklim, teknologi budidaya, ketersediaan bibit unggul serta gangguan hama dan penyakit. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu sehingga potensi produksi tanaman kapas menjadi tidak optimal. Kapas transgenik Bollgard adalah salah satu produk rekayasa genetik yang dikembangkan melalui teknik rekombinan ADN. Gen Bt yang ditransfer ke tanaman kapas memiliki efektivitas pengendalian yang tinggi terhadap hama utama tanaman kapas H. armigera sehingga melalui pengembangan kapas transgenik diharapkan produktivitas tanaman kapas dapat ditingkatkan. Di samping meningkatkan produktivitas, dalam pengembangan kapas transgenik Bollgard harus dilakukan pengkajian terutama pada saat dilepas ke lingkungan, mengingat protein crylAc yang dihasilkan oleh Bt di dalam kapas Bollgard kemungkinan dapat tertransfer ke tanaman lain, berpengaruh pada serangga non-target maupun jumlah mikroba tanah yang dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk membangun suatu model dinamik yang dapat menggambarkan secara holistik pengaruh pengembangan kapas Bollgard pada lingkungan, baik lingkungan alami yang dicerminkan melalui dinamika populasi serangga hama dan mikroba tanah, lingkungan sosial dalam hal ini adalah dinamika penduduk dan kehidupan sosial ekonomi penduduk khususnya petani, melalui tingkat kesejahteraan masyarakat yang memperoleh manfaat dari budidaya tanaman kapas, maupun lingkungan buatan berupa ekosistem perkebunan kapas. Penelitian ini juga bertujuan untuk membuat prediksi pengaruh pengembangan tanaman transgenik pada lingkungan melalui simulasi model dinamik. Penelitian dilakukan dengan pendekatan gabungan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode system dynamics. Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahap: (1) desk study, untuk mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya, (2) tahap deskriptif analitik dengan metode survei, dan (3) pembuatan model. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa diagram simpal kausal yang menyusun model pengaruh pengembangan kapas transgenik pada lingkungan membentuk empat simpal positif (reinforcing loop) dan empat simpal negatif (balancing loop). Pada subsistem penduduk bekerja satu simpal positif dan satu simpal negatif. Pada subsistem produksi kapas terbentuk duo simpal positif dan dua simpal negatif sedangkan pada subsistem serangga hama terbentuk satu simpal positif dan satu simpal negatif. Simulasi yang dilakukan pada model dinamik pengaruh pengembangan kapas transgenik pada lingkungan menyimpulkan bahwa pengembangan kapas transgenik Bollgard menunjukkan adanya dampak pada penurunan populasi serangga hama. Berdasarkan prediksi, populasi serangga hama akan meningkat kembali sejalan dengan timbulnya resistensi serangga hama terhadap protein crylAc yang dihasilkan tanaman kapas Bollgard. Jumlah total mikroba tanah berkurang akibat protein crylAc, dan diprediksi berkurangnya mikroba tanah dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pengembangan kapas transgenik menunjukkan adanya pengaruh pada tingkat kesejahteraan petani. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, beberapa upaya yang disarankan antara lain: menerapkan teknik budidaya yang tepat dengan mengurangi penggunaan herbisida dan pupuk kimia untuk mengatasi berkurangnya mikroba tanah yang dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Pengendalian serangga hama yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan stabilitas produksi dengan pengelolaan resistensi hama melalui penerapan strategi refugia. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai dampak tanaman transgenik pada komponen tanah lain yang ikut menentukan kesuburan lahan, seperti komponen fisik tanah, kimia tanah, serta bahan organik tanah.
The development of transgenic cotton is performed to fulfill cotton demand by Indonesian textile industries at the amount of 464.000 ton per year. Indonesia's production supply only 2% of local demand, while the rest is imported. The low cotton productivity in Indonesia is influenced by climate condition, cultivation technology, the availability of high quality seed stock, and pest attack. The effect from those factors will inhibit plant's growth, which resulted on the low cotton productivity. The transgenic Bollgard cotton is produced by genetic engineering using DNA recombinant techniques. Bt gene transferred to cotton plant cell can effectively control H. Amigera cotton's main. Development of this transgenic cotton is expected increase cotton plant productivity. Research on the impact of transgenic Bollgard cotton cultivation to the environment should be done due to the possibility that crylAc protein produced by Bt which is inserted to Bollgard cotton can possibly transferred to other plant and then influence either the non-target insect or the number of soil microorganism and has the effect to soil fertility. The objective of this research is to build a dynamic model that can describe holistically the impact of developing Bollgard cotton to the environment, either natural environment indicate by the dynamics of pest population and soil microorganism, social environment indicate by the dynamics of population and socio-economic aspect mainly farmer with the prosperity level who get the benefit of cotton cultivated, or man-made environment indicate by cotton field eco-system. The other objective research is to predict the impact of developing transgenic plant to the environment by means of system dynamics model simulation. The research is used the combination of qualitative and quantitative approaches and System Dynamics method. The research is divided into 3 phases: (1) desk study to review and study the previous research (2) descriptive analyses, done by survey method, and (3) build a dynamics model. The research finds that the causal loop diagram created to study the impact of transgenic cotton to the environment forms 4 positive loops (reinforcing loops) and 4 negative loops (balancing loops). In population subsystem, there are 1 reinforcing loop and 1 balancing loop. In cotton production subsystem, there are 2 reinforcing loops and 2 balancing loops, and pest insect subsystem formed 1 reinforcing loop and 1 balancing loop. Based on the simulation of the dynamics model on the impact of development, of transgenic cotton to the environment, it is concluded that there is an impact to the decrease of pest insect population. It is predicted that, insect pest population will increase along with the increasing resistance of the pest to crylAc protein produced by Boligard cotton plant. The number of total soil microorganism will decrease due to the presence of crylAc protein and is predicted to decrease the soil fertility index. This research finds that there is an impact to the farmer's income from the cultivation of transgenic cotton. It is suggested to implement the suitable cultivation technique to resolve the decreasing number of soil microorganism that affect to soil fertility, the effects of applying refugee strategy to control pest insect population. Further researches concerning the impact of transgenic plant to another soil component which would be influenced soil fertility and plant productivity should be done.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmayanti
Abstrak :
Kata sapaan merupakan salah satu bentuk adanya variasi bahasa dalam suatu masyarakat bahasa. Kata sapaan adalah kata atau frase yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat dan hubungan antara pembicara (Kridalaksana, 2001:16). Dalam bahasa Rusia kata sapaan muncul selain berbentuk pronomina yaitu Ty dan Vy juga muncul berbentuk nomina seperti nama (Anton Antonovic), nama diri (Anton), pangkat (/ sud'ja / `hakim). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis dua drama Rusia karya Nikolai Vasilievich Gogol, yaitu Inspektur Jenderal dan Perkawinan. Pemilihan drama sebagai penelitian karena dalam drama, bentuk kata sapaan dapat terlihat jelas karena merupakan dialog-dialog langsung. Tujuan penulisan ini adalah memberikan deskripsi dan pemahaman tentang pemakaian kata sapaan dalam drama Rusia berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti hubungan sosial atau konteks sosial para tokoh dalam drama tersebut. Setelah dilakukan analisis, diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, kata sapaan nomina yang dipakai bervariasi bentuk atau jenis dan pemakainya. Kedua, faktor-_faktor seperti persamaan atau perbedaan status atau kedudukan, rasa hormat, jarak hubungan (tingkat keakraban) dan hubungan kekerabatan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan pemakaian kata sapaan tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmayanti
Abstrak :
Pengukuran tekanan darah secara rutin pada remaja jarang dilakukan sehingga kasusnya jarang yang terdeteksi, salah satunya karena keterbatasan alat dan keterampilan mengoperasikan sphygmomanometer. Hipertensi pada remaja berdampak pada terjadinya hipertensi pada masa dewasa dan CVD pada usia relatif dini. Sehingga diperlukan pengukuran pengganti yang akurat, sederhana dan mudah sebagai pengganti pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimal dalam mendeteksi kasus prehipertensi dan cut-off point-nya. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik total sampling pada siswa/i kelas XI dengan jumlah sampel 110 remaja terdiri atas 56 laki-laki dan 54 perempuan dilakukan bulan maret 2014. Prevalensi Hipertensi di SMAK 2 Penabur Jakarta adalah 15% dengan rincian 21,4% pada laki-laki dan 9,3% pada perempuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada laki-laki, lingkar pinggang dengan cut off 72,82 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan lingkar pinggul dengan cut off 93,25 cm untuk prehipertensi diastolik. Sedangkan pada perempuan, IMT dengan cut off 23,08 cm merupakan ukuran alternatif terbaik untuk memprediksi prehipertensi sistolik, Sedangkan RLPT dengan cut off 0,44 untuk prehipertensi diastolik.
Routine blood pressure measurement are rarely performed in adolescent because of the limitations of the tools and skills to operate sphygmomanometer. Though hypertension in adolescents have an impact on the occurrence of hypertension in adulthood and the emergence of CVD at a relatively early age. So we need a replacement for measurement that accurate, simple and easy to perform as a replacement for blood pressure measurement using sphygmomanometer. This study aims to determine the validity of measurement that has an optimal validity in detecting cases of hypertension. The study's design was cross-sectional with a total sampling on student class XI with 110 student samples consist of 56 boys and 54 girls was conducted in March 2014. Prevalence of hypertension in SMAK 2 Penabur Jakarta is 15% which 21.4% on the details of boys and 9.3% in girls. This study concluded that in boys, a waist circumference which has cut off 72,82 cm is the best alternative measurement to predict systolic pre-hypertension, while hip circumference which has cut off 93,25 cm for diastolic pre-hypertension. Whereas in girls, BMI which has cut off 23,08 is the best alternative measurement to predict systolic pre-hypertension, while WHtR which has cut off 0,44 for diastolic pre-hypertension.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Nurmayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan status kepegawaian dosen PNS yang menjadi hakim ad hoc tindak pidana korupsi dan menjelaskan mengenai penyelesaian permasalahan status kepegawaian dosen PNS yang menjadi hakim ad hoc tindak pidana korupsi dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, tipologi penelitian yang digunakan adalah eksplanatoris dengan bentuk hasil penelitian preskriptif analitis. Penjelasan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 menentukan dosen PNS yang menjadi hakim ad hoc Tipikor harus cuti di luar tanggungan negara, ketentuan tersebut membuat status kepegawaian dosen PNS yang menjadi Hakim ad hoc Tindak Pidana Korupsi tidak jelas, karena masa cuti di luar tanggungan negara lebih singkat dibandingkan dengan masa jabatan hakim ad hoc Tipikor. Selain itu, ketentuan cuti di luar tanggungan negara tersebut akan mengakibatkan hilangnya hak-hak kepegawaian dosen tersebut. Penjelasan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 seharusnya dapat dikesampingkan. Penyelesaian status kepegawaian dosen PNS yang menjadi hakim ad hoc Tipikor dapat diselesaikan dengan menetapkan pembebasan sementara dari jabatannya tanpa kehilangan status sebagai pegawai negeri sipil.
This study aims to clarify the employment status of civil servants lecturer serving as ad hoc judges for corruption crime and to explain the dispute resolution of its employment status. This study implements a normative research; a research typology uses an explanatory with analytical prescriptive form. Elucidation of Article 16 of Law Number 46 year 2009 determines that civil servants lecturer serving as ad hoc judges for corruption crime oblige to take a government unpaid leave, these provisions leads to an unclear employment status of the civil servant university lecturers serving as ad hoc Judge of Corruption crime, due to the duration for a government unpaid leave is shorter than the term given for ad hoc judges of Corruption crime. Moreover, provisions of government unpaid leave resulted in the loss of lecturers employment rights. The tenure judgeship of an ad hoc judge in the court of corruption crime is semi-permanent, whereas, this is different from ad hoc judges for special courts. Thus, the employment status of civil servants lecturer serving as ad hoc judges for corruption crime should clearly be defined. The elucidation of the article which causing the unclear employment status should be ruled out, the dispute of this employment status can be solved by establishing a temporary exemption from the judgeship tenure without losing one?s status as a civil servant.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Nurmayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Balita merupakan kelompok usia anak yang paling rentan mengalami dampak negatif hospitalisasi. Upaya untuk mengurangi dampak negatif hospitalisasi tersebut adalah mengoptimalkan peran orang tua dengan salah satunya melakukan pola komunikasi efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola komunikasi orang tua pada balita yang mengalami hospitalisasi. Desain penelitian ini adalah deskriptif kategorik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) menggunakan 75 sampel anak usia balita yang sedang dihospitalisasi di RSAB Harapan Kita Jakarta Barat, sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 50,7% orang tua melakukan pola komunikasi efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua untuk melakukan komunikasi pada balita.
ABSTRACT
Children underfive were the age group most vulnerable experienced the negative impact of hospitalization. Efforts to reduce that negative impact could be done by optimizing the role of parents which one of them doing effective communication patterns. The purpose of this study described an overview of parental communication patterns in children underfive who experienced hospitalization. Design of this study was a descriptive cross-sectional categorical approach used 75 samples of children aged under five who were hospitalized at RSAB Harapan Kita Jakarta Barat, samples selected by purposive sampling technique. The instrument used a questionnaire to assess parental communication patterns. The results of this study indicated that 50,7% parents had used effective communication patterns.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nurmayanti
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang kandungan kromium (Cr) pada Polychaeta dan sedimen di perairan Teluk Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kromium (Cr) pada Polychaeta dan sedimen serta untuk mengetahui hubungan antara kandungan kromium pada Polycaheta dan sedimen di perairan Teluk Jakarta. Pengambilan sampel di lapangan menggunakan Peterson Grab Sampler dan analisis kandungan kromium sampel Polychaeta dan sedimen menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Polychaeta dari kelompok Sedentaria yang sering ditemukan adalah suku Spionidae (80%), sedangkan dari kelompok Errantia yang sering ditemukan adalah suku Nephtyidae (53,33%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan rata-rata kromium pada Polychaeta bervariasi antara 59,19--348,43 ppm, sedangkan kandungan rata-rata kromium pada sedimen berkisar antara 15,41--33,43 ppm. Hasil analisis data (menggunakan korelasi jenjang Spearman) adalah tidak adanya korelasi antara kandungan kromium pada Polychaeta dengan kandungan kromium pada sedimen.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31383
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library