Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khalidah Nurul Azmi
"ABSTRACT
Air limbah domestik memberikan kontribusi yang besar terhadap pencemaran air di wilayah perkotaan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh penerapan pengolahan air limbah domestik yang belum optimal. Penelitian tentang kombinasi biofilter aerobik dengan media plastik sarang tawon MPST dan media kerikil MK dilakukan untuk mengolah air limbah domestik. Pemilihan proses mempertimbangkan baku mutu air limbah domestik yang berlaku saat ini dan sasaran penerapannya untuk skala individual. Kombinasi proses pada HRT 24 jam rata-rata menurunkan COD, NH3-N, dan TSS air limbah domestik masing-masing sebesar 84,09, 81,62, 93,9. Sementara itu, pada HRT 36 jam rata-rata menurunkan COD, NH3-N, TSS masing-masing sebesar 76,68, 97,67, 85,04. Efisiensi penurunan selain dipengaruhi oleh variasi HRT juga dipengaruhi oleh perlakuan yang harus diberikan pada HRT 24 jam untuk meningkatkan kinerja reaktor, yaitu perubahan HRR dan tipe aerasi. Perubahan HRR dari 1 ke 0,25 aerasi samping meningkatkan kinerja reaktor dalam menurunkan COD dari 81,5 menjadi 88,05, NH3-N dari 77,23 menjadi 81,7, TSS dari 93,43 menjadi 96,35. Perubahan tipe aerasi dari aerasi samping coarse bubble menjadi aerasi merata fine bubble dengan kondisi HRR 0,25 meningkatkan kinerja reaktor dalam menurunkan NH3-N dari 81,7 menjadi 89,56 , sementara COD turun dari 88,05 menjadi 82,22 dan TSS turun dari 96,35 menjadi 90,66. HRT 36 jam dipilih sebagai HRT optimum dengan kondisi aerasi merata dan HRR 0,25. Hal ini terkait efisiensi penurunan NH3-N yang sangat tinggi karena kondisi DO >2 mg/L dengan aerasi merata dan dalam waktu tinggal yang lebih lama, serta semua parameter masih berada di bawah baku mutu.

ABSTRACT
Domestic wastewater contributes greatly to water pollution in urban areas. One of the reason is the application of domestic wastewater treatment that has not been optimal. The research of aerobic biofilter combination with honeycomb plastic media MPST and gravel media MK to treat domestic wastewater was done. Selection of the process considered the effluent standard and its implementation for individual scale. Combination process in HRT 24 hours reduced COD, NH3 N, TSS of domestic wastewater on average by 84,09, 81,62, 93,9, respectively. Meanwhile, HRT 36 hours reduced COD, NH3 N, TSS on average 76,68, 97,67, 85,04, respectively. These removal efficiencies were influenced by HRT variation and some treatments in HRT 24 hours to improve reactor performance, i.e. HRR and aeration type changes. The change of HRR from 1 to 0,25 side aeration improved reactor performance in reducing COD from 81,5 to 88,05, NH3 N from 77,23 to 81,7, TSS from 93,43 to 96,35. The change of aeration type from side aeration coarse bubble to fine aeration fine bubble with HRR 0,25 increased reactor performance in reducing NH3 N from 81,7 to 89,56, while COD decreased from 88,05 to 82,22 and TSS decreased from 96,35 to 90,66. HRT 36 hours was selected as optimum HRT with fine aeration and HRR 0,25 condition. This considered the highly removal efficiency of NH3 N due to DO 2 mg L with fine aeration and in longer HRT, and all parameters still below the effluent standard."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azmi
"Pola makan merupakan salah satu selera manusia dimana dipengaruhi oleh peran kebudayaan yang cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola pemberian makan pada bayi dan balita usia 0-59 bulan dan gambaran kebudayaan yang berlaku di suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Baduy merupakan suku di Indonesia yang kehidupannya masih sangat tergantung dengan alam. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita (usia 0-59 bulan) yang tinggal di kawasan suku Baduy Dalam dan Baduy Luar, Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten, 2012. Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita di kawasan suku Baduy Dalam dan seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita yang tinggal di kawasan suku Baduy Luar yang tercatat dalam posyandu. Penelitian ini dilakukan pada 16-17 Juni 2012.
Hasil menunjukkan bahwa seluruh bayi (usia 0-23 bulan) di kedua suku tersebut pernah mendapatkan ASI, selain itu hampir semua ibu di suku Baduy Luar memberikan semua kolostrum kepada bayi mereka, sedangkan di suku Baduy Dalam, ada sebagian (26,9%) yang membuang semua kolostrumnya. Dalam hal pemberian makanan keluarga pada balita usia 24-59, memperlihatkan trend bahwa di suku Baduy Dalam dan Baduy Luar sudah sesuai dalam mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, dan minyak serta lemak sesuai anjuran. Sedangkan sayur mayur, susu, makanan selingan, makanan yang mengandung zat besi belum sesuai dengan anjuran.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hampir seluruh masyarakat di suku Baduy Dalam dan Baduy Luar memenuhi kebutuhan pangan mereka dari hasil ladang dan kebun sendiri. Pembagian makan dalam keluarga di suku Baduy Dalam menunjukkan lebih dari setengah responden memiliki prioritas dalam memberi makan anggota keluarga dalam satu rumah, sedangkan di suku Baduy Luar hampir seluruh responden tidak memiliki prioritas pemberian makan. Selain itu, sebagian besar bayi dan balita di suku Baduy tidak memiliki pantangan makan atau tabu dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan tertentu.

Feeding pattern is kind of human appetite which is majority influent by cultural role. The aim of this research is to know the description of infant and under-five (0-59 months) feeding pattern in Baduy Dalam and Baduy Luar Tribe. Baduy is one of Indonesian tribe that their life still depends on nature. This research using cross-sectional descriptive design. The population are all mothers who have infant and under-five (0-59 mothers) in Baduy Dalam and Baduy Luar Tribe, Leuwidamar Sub district, Lebak, Banten, 2012. Research was done in June 16th- 17th, 2012.
Result indicates that all infant (0-23 months) in both tribe have breast milk, furthermore almost all of mothers in Baduy Luar give all colostrums to their children, but in Baduy Dalam, there?re 26,9% mother throw all colostrums. In feeding under-five case , it shows a trend that both tribe have feeding completely on main menu of food, except milk and nutrition snack food.
Other result shows almost all of people in both tribes serve them feeding need from their own field. The distribution of food in family of Baduy Dalam shows more than half participant have a priority in feeding their family member, whereas in Baduy Luar almost all of participant have no priority. Moreover, most of infant and under-five in Baduy tribe have no taboo in consume kind of food.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library