Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oentarini Tjandra
Abstrak :
ABSTRAK Ruang lingkup dan cara penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan adanya hubungan aktivitas dan struktur butirilkolinesterase varian C5+ dengan varianC5- pada 152 populasi suku Jawa yang tinggal di Jakarta. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama, aktivitas butirilkolinesterase ditentukan dengan menggunakan substrat alfa natlil asetat dan benzoilkolin, sedangkan inhibitor yang digunakan adalah dibukain, natrium fluorida, Ro2-0683, dan propranolol. Tahap kedua, distribusi varian C5- ditentukan dengan pemeriksaan elektroforesis agar dan elektroforesis gel poliakrilamid Tahap ketiga, hubungan struktural antara pita C5- dan pita-pita butirilkolinesterase dianalisis dengan pemeriksaan imunologi dan pemetaan peptida. Hasil dan kesimpulan : Dari 152 sampel yang diteliti, rata-rata ± SD aktivitas butirilkolinesterase dengan substrat alfa nand asetat adalah 0,671 ± 0,122 U/ml, dengan angka Ro 85 ± 2.6 dan angka propranolol 74 ± 4,5. Aktivitas butirilkolinesterase dengan substrat benzoilkolin adalah 1,08 ± 0,25 U/ml, dengan angka dibukain 79 ± 3,6 dan angka fluorida 67 ± 6. Sebanyak 141 individu (92,8%) menunjukkan aktivitas normal, sedangkan 7 individu (4,6%) di bawah normal (<0,690 U/ml) dan 4 ii'idividu (2.6%) dengan aktivitas > 1,560 U/ml. Dari 152 sainpel yang diteliti, ditemukan 1 individu dengan fenotip UA (aktivitas butirilkolinesterase 0,310 U/ml, DN ; 62, dan FN: 50). Frekuensi varian C5-yang dapat dideteksi dengan elektroforesis agar 25 individu (16,45%) dan elektroforesis gel poliakrilamid dapat mengidenlitikasi 28 individu (18,42%). Antibodi poliklonal yang dibangkitkan pada kelinci direaksikan dengan pita protein butirilkolinesterase dan pita C5+ menunjukkan reaksi yang sama. Pemetaan peptida dari tiap pita protein butirilkolinesterase dan pita C5+ menunjukkan pola yang sama. Hasil ini menunjukkan bahwa varian C5- secara fenotip berasal dari gen butirilkolinesterase yang sama.
ABSTRACT Relationship Activity And Structure Of C5+ Variant With C5- Variant Butyrylcholinesterase Among a Javanese Population In JakartaScope and Method of study : The purpose of this study is to find out structural-functional relationship of C5- variant butyrylcholinesterase among one hundred and fifty two Javanese population residing in Jakarta. The study was done into 3 steps. In the first step, the activity of butyrylcholinesterase was determined using substrates alpha naphthyl acetate and benzoylcholine and the inhibitors Ro2-0683, propranolol, dibucaine and sodium fluoride. In the second step, the distribution of C5' variant was determined using agar and polyacylamide gel electrophoresis. Finally in the third step, the structural relationship between the C5- extraband and the protein bands of butyrylcholinesterase was analyzed using peptide mapping and immunological studies. Results and Conclusions : The results show that from 152 sample studied the total activities of butyrylcholinesterase assayed using alpha naphthyl acetate as substrate are 0.671± 0.122 U/ml, the RoN 85± 2.6 and the PN 74 ± 4.5. The total activities of assayed using benzoylcholine as substrate are 1.08 ± 0.25 U/ml. As many as 141 individuals (92.8%)show normal activities, whereas 7 individuals (4.6%) are below normal (< 0.690 U/ml) and 4 subjects (2.6%) with activity of more than 1.560 U/ml.The mean ± SD of dibucaine number of the population is 79 ± 3.6 and the fluoride number is 67 ± 6. From this population we identify one individual of UA phenotypes (total activity of butyrylcholinesterase; 0.310 U/ml, DN: 62 and FN: 50),The frequency of C5+variant in the population as detected by agar electrophoresis is individuals (16.45%)and by polyacylamide gel electrophoresis is 28 individuals (18.42%). The activity of butyrylcholinesterase in the C5- is slightly higher than, but not statistically significant with that in C5- variant. Polyclonal antibodies raised in rabbits against each band of the protein band of butyrylcholinesterase and the extra band C5' cross react with protein bands of butyrylcholinesterase, from the C5- and the C5' variants. Peptide mapping analysis of each protein band of the butyrylcholinesterase and the extra band C5' variant show strict similarities. This data indicate that the extra band C5' variant is phenotypically expressed from the same butyryicholinesterase gene.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oentarini Tjandra
Abstrak :
Seiring dengan terjadinya perubahan paradigma dalam pendidikan kedokteran di Indonesia, yaitu kurikulum berbasis kompetensi, dengan menggunakan PBL sebagai salah sam metode pembelajaran. Maka terjadi pula perubahan peran dosen, dari pcnyampai informasi menjadi fasilitator. Untuk mencapai kebutuhan tersebut, staf akademik FK Untar telah dilatih sebagai fasilitator sebanyak 60 orang pada bulan Maret dan Juni 2007 selama 4 hari. Penelitian ini bertujuan unmk mengidentitikasi kesiapan staf akadcmik FK Untar yang telah dilatih sebagai fasilitator PBL bcrdasarkan sikap dan pengetahuan stat” akademik FK Umar tentang PBL. Disain penelitian dilakukan secara cross-sectional dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh staf akademik FK Untar yang telah dilatih. Penelitian dilakul-can sejak bulan Agustus sarnpai dengan September 2007, sebanyak 60 orang, yaitu seluruh staf akademik FK Untar yang telah dilatih. Dari 60 kuesioner yang disebarkan, seluruh kucsioner (60) berhasil dikumpulkan. Hasil analisis data diolah dengan menggunakan regresi cox dengan STATA 9.0. Pada penelitian ini faktor yang dapat dikatakan berkaitan dengan kesiapan sebagai fasilitator PBL adalah usia dan lama mengajar saja. Staf akademik yang berumur 46-63 tahun secara moderat kesiapannya 41% lebih rendah dibandingkan staf berusia 27 - 45 tahun (Risiko Relatif (RR) = 0,60; 95% interval kepercayaan = 0,29 - l,2; p = 0,l32). Jika dibandingkan dengan lama mengajar I-20 tahun, staf yang telah mengajar 21-40 tahun secara moderat kesiapannya 35% lebih rendah (Risiko Relatif (RR) = 0,65; 95% interval kepercayaan = 0,33- l,28; p=O,2l2). Karena ada 2 variabel bivariat dengan p<0,25, yaitu umur dan lama mengajar dan berkorelasi sangat kuat (r = 0,93), tidak dapat dilakukan penggabungan keduanya. Jadi kesiapan staf dikaitkan dengan umur. Kesiapan stat” akademik sebagai fasilitator PBL tidak berbeda dalam hal: jenis kelamin, pendidikan terakhir, profesi, dan bagian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, dari 60 staf yang dilatih, hanya 21 orang (35%) yang siap sebagai fasilitator. Staf akademik berumur 46-63 tahun cenderung tidak siap sebagai fasilitator PBL. Jenis kelamin, pendidikan terakhir, profesi dan bagian dari staf tidak mempengaruhi kesiapan. ......In accordance to the medical education paradigm changes in Indonesia, which is the competence based curriculum, with PBL as one of the teaching method. The role of teachers also changes from information provider to be a facilitator. To fulfill the needs 60 academic staff Medical Faculty Tarumanagara University have been trained as facilitator in March and June 2007 during 4 days. The aim of this study is to identify the readiness academic staff Medical Faculty Tarumanagara after facilitator training based on their attitude and knowledge about PBL. The study uses cross-sectional design with questionnaire for all the trained academic stat? Medical Faculty Tarumanagara University. This study has been conducted from August until September 2007. The response rate from 60 questionnaire was l00%. The data were analyzed using Cox regression with STATA 9.0. The readiness of academic staff moderately in tenn of age and the length of teaching experience. Academic staff with age 46 - 63 years, moderately (p=0.l32) have less ready than 41% (Relative Risk (RR) = 0.60; 95% Confidence Interval (Cl) = 0.29 ~ 1.2; p = 0.l32) than academic staff with age 27-45 years and teaching experience 21 - 40 years have less ready than 35% (RR = 0.65; CI = 0.33- 128; p=0.2l2) than teaching experience l - 20 years. Because any 2 bivariat variables with p<0.25, age and the length of teaching experience very strong correlated (r = 0,93), it can not be fused. So, the readiness of academic staff is connected with the age of staff. From this research the conclusion is, only 21 staff (35%) from 60 staff were ready as PBL facilitator. Academic staff with age 46 - 63 years tend not ready to be a PBL facilitator. The readiness of academic staff were similarly distributed with respect to gender, education level, profession, and subject based.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T32040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library