Search Result  ::  Save as CSV :: Back

"Pengontrolan suhu tubuh sangat penting pada bayi prematur karena fluktuasi suhu meningkatkan ketidakseimbangan tingkat metabolisme bayi baru lahir. Pengaturan suhu tubuh yang buruk menjadi sasaran faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kehilangan panas yang cepat sehingga rentan terhadap peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas akibat hipotermia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan teori Konservasi  Levine dalam mengatasi masalah risiko termoregulasi tidak efektif pada bayi baru prematur di ruang Perinatologi. Model Konservasi Levine berfokus pada peningkatan adaptasi dan mempertahankan integritas diri (wholeness) dengan menggunakan prinsip konservasi. Masalah risiko termoregulasi tidak efektif merupakan salah satu gambaran terganggunya konservasi energi mencakup ketersediaan dan pengeluaran energi bayi baru lahir dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen dengan mempertahankan fungsi normal termogenesis

---

Body temperature control is very important in preterm infant because temperature fluctuations improve the balance. Poor body temperature regulation is the target of environmental factors that can cause rapid heat loss, making them susceptible to an increased risk of morbidity and mortality due to hypothermia. The purpose of this study was to determine the application of Levine's Conservation theory in overcoming the problem of ineffective thermoregulation risk in premature newborns in the Perinatology room. Levine's Conservation Model focuses on increasing adaptation and maintaining wholeness using conservation principles. The problem of the risk  ineffective thermoregulation is one of the features of the disruption energy conservation and energy expenditure of baby and causes an increase in oxygen consumption by maintaining normal thermogenesis function.

 

"

"Menunda mandi bayi baru lahir hingga enam jam pasca persalinan merupakan salah satu protokol perawatan di rumah sakit untuk mencegah kejadian hipotermia. Namun, pada masa pandemi COVID-19, memandikan segera menjadi salah satu protokol perawatan bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kestabilan tanda-tanda vital bayi baru lahir dari ibu COVID-19 melalui intervensi segera mandi dan tunda mandi. Rancangan penelitian menggunakan deskriptif komparatif melalui pendekatan retrospektif dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini melibatkan 40 responden pada masing-masing kelompok tunda mandi dan kelompok segera mandi yang diambil dari data rekam medik rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh bayi baru lahir segera mandi dan tunda mandi (p=0,000;0,001) dengan nilai signifikan p<0,05; sedangkan frekuensi denyut jantung pada kedua intervensi (p=0,084;0,389) menunjukkan tidak adanya perbedaan pada kedua kelompok. Saturasi oksigen pada kedua intervensi (p=0,118;0,216) juga tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Perbedaan selisih tanda-tanda vital menggambarkan bayi baru lahir dengan intervensi tunda mandi sedikit lebih meningkat dibandingkan segera mandi walaupun keduanya masih dalam kondisi stabil. Hasil perbandingan dapat menjadi acuan dalam merumuskan standar prosedur memandikan bayi baru lahir dari ibu COVID-19 di rumah sakit sebagai pencegahan hipotermia.

---

Delaying bathing newborns up to six hours after delivery is one of the protocols of care in the hospital to prevent the occurrence of hypothermia. However, during the COVID-19 pandemic, bathing immediately became one of the protocols for caring for newborns from mothers with COVID-19. This study aims to compare the stability of the vital signs of newborns from COVID-19 mothers through the intervention of bathing immediately and delays. The design used a comparative descriptive approach through a retrospective with consecutive sampling technique. This study involved 40 respondents in each of the delayed bathing and immediate bathing group taken from hospital medical records. The results showed that the difference in body temperature of newborns (p=0.000,0.001) with a significant value of p<0.05; while the heart rate in both interventions (p=0.084;0.389) showed no difference in the two groups. Oxygen saturation (p=0.118;0.216) also did not show any significant difference in the two intervention groups. The difference of vital signs in the two intervention groups showed that newborns with delayed bathing intervention increased slightly more than immediately bathing even though both were in stable condition. The comparison results can be used as a reference in formulating standard procedures for bathing newborns from COVID-19 mothers in hospitals as a prevention of hypothermia."