Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Osman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S41867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilen, Osman
Washington, D.C.: The Council for Research in Values and Philosophy, 2000
121.686 BIL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meifaliana Osman
"Penelitian ini membahas proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam kegiatan belajar-mengajar, melihat bagaimana cara yang dilakukan guru ketika memberikan berbagai informasi kepada siswanya. Melalui penjelasan yang terarah, guru dapat memperkecil kesalahpahaman atau ketidakmengertian siswa dalam menerima/menguasai materi pelajaran yang dapat menghambat prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan melalui metode Pengamatan dan Wawancara dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Melalui komunikasi dua arah, Interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dapat mengetahui sejauhmana materi pelajaran dapat diterima dan dimengerti siswa. Analisis data dilakukan terhadap cara penyampaian materi pelajaran oleh guru dan proses penerimaan materi yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, harapan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat memperkecil kesalah pahaman antara pesan yang disampaikan dan interpretasi pesan yang diterima siswa. Proses Belajar Mengajar (PBM) sebagai media dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan dimana guru bertindak sebagai sumber informasi/komunikator dan siswa sebagai penerima informasi/komunikan. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah sama (ceramah/instruksional) tetapi perbedaan sikap guru mempengaruhi proses penerimaan pesan bagi siswa.
Hasil penelitian dari pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dari cara dan sikap guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pada dasarnya cara yang dilakukan guru "lama" yaitu ceramah/ instruksional. Bila cara yang dilakukan guru lebih variatif dalam penyampaiannya serta sikap guru lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpikir kreatif ( tidak textbook) maka siswa dapat lebih konsentrasi dalam proses penerimaan pesan/materi pelajaran. Pada tingkat pemahaman materi, penyampaian materi yang abstrak dijelaskan ke dalam hal yang lebih kongkrit. Penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti (memperjelas kata-kata kiasan), membantu siswa untuk lebih memahami materi. Sehingga kesalahpahaman atau ketidak mengertian siswa dalam menjawab pertanyaan guru, bukan karena siswa mempunyai kemampuan menghafal.
Dari hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan untuk diadakan penelitian lanjutan mengenai kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide atau gagasan yang lebih kreatif baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama maupun di Sekolah Menengah Atas/ umum untuk lebih mengembangkan diri dan mempunyai kemampuan berkomunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baidarsyah Osman
"ABSTRAK
Diketahui bahwa penyakit diare terutama pada balita masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, penyediaan air bersih, keadaan gizi balita, dan penyakit infeksi yang menyertai diare, serta masalah pendidikan dan keadaan sosio-ekonomi orang tua balita. Beberapa Cara untuk penyediaan air bersih sampai kerumah-rumah ialah antara lain dengan mengadakan sumur gali, sumur pompa tangan dan perpipaan. Di Kotamadya Bogor, walaupun ada Perusahaan Daerah Air Minum yang menyediakan air bersih untuk penduduk perkotaan dengan air ledeng, namun masih banyak masyarakat menggunakan sumur gali (sebanyak 8871 buah) sebagai sumber air minumnya karena tidak perlu membayar retribusi pada pemerintah daerah. Sedangkan cakupannya baru 49,7 % . Adanya cakupan yang rendah ini menunjukan adanya masalah yang berkaitan dengan pengelolaan atau manajemen kegiatan kaporisasi.
Bila manajemen kegiatan kaporisasi ini dapat diperbaiki tentu Baja cakupan penyediaan air bersih akan dapat lebih diperluas lagi dan diharapkan akan menberikan kontribusi yang lebih bermakna dalam penekanan kasus diare di Kotamadya Bogor.
Penelitian ini menggunakan pendekatan siklus pemecahan masalah (problem solving cycle), yakni memotret kegiatan manajemen saat ini dan kemudian membandingkannya dengan manajemen yang seharusnya. Bila ada terdapat kesenjangan manajemen baik dalam komponen input, proses ataupun output, maka akan dicarikan alternatif pemecahannya untuk disarankan kepada administrator kegiatan yang dalam hal ini ialah pihak petugas Dinas Kesehatan Dati II Kotamadya Bogor.
Hasil temuan penelitian tahun 1992 yang diperoleh (cakupan sumur gall yang telah diberi kaporit) jauh lebih besar dari laporan evaluasi petugas. Namun pemahaman petugas dan masyarakat pengguna kaporit tentang manfaat kaporit masih belum optimal. Kesimpulannya ialah bahwa manajemen kegiatan kaporisasi di kotamadya Bogor masih lemah dan perlu ditingkatkan lagi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti perlu mengajukan saran kepada pihak Dinas kesehatan Dati II Kotamadya Bogor untuk perbaikan sebagai berikut:
Agar kegiatan kaporisasi dapat didokumentasi dengan baik. Perlunya dilakukan pendidikan latihan sambil jalan (on the job trainning) bagi petugas yang terkait dalain pengelolaan kegiatan kaporisasi, yaitu sanitarian tingkat Dati II dan tingkat puskesmas.
Pihak dinas Kesehatan Dati II Kotamadya Bogor harus mempertahankan keadaan peran serta masyarakat yang sudah tinggi ini dengan memberikan ganjaran misalnya berupa pemberian sertifikat atau pakaian seragam sebagai penghargaan.
Pihak Dinas Kesehatan Dati II haruslah membuat fungsi pengawasan / pengendalian lebih efektif, dengan cara melakukan supervisi dan bimbingan teknis lebih sering.

ABSTRACT
One of the health problem in developing countries is diarrhea disease, especially in under-five children. This problem related to environment sanitation, water supply, under-five nutritional status, infectious diseases superimposed by diarrhea, and low education & socio-economic status. Water resources to houses can be from wells, pumps, and water pipe supply system. Although water pipe supply is exist in Kodya Bogor, but there are 6871 wells used by households in Kodya Bogor. The performance of the chlorination was only 49,7 % in 1982.
The low performance activity program is related to management of the activity. Improvement of many managerial aspects can improve the coverage of save water.
This research applied problem solving cycle approach, and to portrait current management and compare it to the actual situation. Any gap in input, process and output factors will then be discussed its problem. solving alternatives.
This study found that problem achievement in 1992 reported by health provider was much lower then proportion of households use chlorination for their wells (48,7 & versus 83 X). This can be explained that feedback mechanism need to be improved. Data showed that health center staff never reported their activities. Other possible explanation of the high coverage is the high participation of community through Posyandu activities.
Based on the results, this study proposed recommendations, as follows: Perfect documentation of chlorination activities.
District health office should provide on-the-job training to hygienist at district & sub district levels to improve their management skills & capacities.
District health office must maintain the current coverage and reach the unleash by giving the community cadres (Posyandu staff) incentives such as certificate or uniform as rewarding. District health office must do the controlling more effective by doing frequent and continuous supervisions.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Osmaliana Osman
"ABSTRAK
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang semakin pesat, kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga semakin meningkat. Salah satu dampaknva adalah peningkatan limbah yang dihasilkan baik jumlahnya maupun jenisnya. Bila limbah tidak dikelola dengan baik, akan mengakibatkan terjadinya pencemaran. Pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga akan mengganggu kesinambungan lingkungan hidup. Oleh sebab itu perlu adanya upaya penanganan untuk mengatasi masalah pencemaran. Salah satu sumber yang dapat menimbulkan pencemaran adalah limbah rumah tangga. Limbah yang berasal dari rumah tangga. terdiri dari bermacant-macam jenis. ada yang dapat digunakan kembali dan ada yang tidak. Lebih dari itu. ada limbah yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti sisa obat-obatan, sisa pembasmi hama dan baterai kering bekas. Baterai kering yang biasa digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. merupakan sarana yang dapat menyimpan energi kimia dan mengubahnya menjadi energi listrik. Komponen baterai kering adalah logam dan zat-zat kimia lain, maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.: 148/MISK/1985. baterai kering dapat digolongkan ke dalam kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Di DKI Jakarta, setiap rumah tangga rata-rata mengkonsumsi 10 buah baterai kering ukuran besar (UM1), 5 buah baterai berukuran sedang (UM2) dan 10 buah baterai berukuran kecil (UM3) dalam satu tahun. Diperkirakan setiap tahun. puluhan juta buah baterai kering digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan demikian setiap tahun terdapat puluhan juta baterai kering bekas yang dapat mencemari lingkungan, karena sampai saat ini belum ada sistem pengelolaan pembuangannya. Untuk mengatasi pencemaran, khususnya yang diakibatkan oleh baterai kering bekas, perlu diciptakan sistem pengelolaannya.
Pengelolaan yang dimaksud adalah suatu upaya yang dilakukan agar baterai kering bekas tidak dibuang atau digunakan secara tidak aman bagi manusia dan lingkungan hidup. Untuk itu perlu diperoleh gambaran mengenai sikap yang meliputi pemahaman masyarakat mengenai pencemaran lingkungan pada umumnya, khususnya perlakuan terhadap baterai kering bekas. Di samping partisipasi masyarakat, maka keberhasilan upaya pengelolaan ditentukan pula oleh adanya sarana baik berupa sarana non fisik seperti peraturan dan sistem pengelolaannya maupun sarana fisik.
Oleh sebab itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sikap dan perilaku masyarakat Jakarta terhadap baterai kering bekas, sehingga terlihat gambaran tentang kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi bila disusun suatu sistem pengelolaan dan peraturan tentang baterai kering bekas. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengkaji kedudukan baterai kering daiam peraturan-peraturan lingkungan hidup khususnya tentang pengelolaan limbah B3. mendapatkan gambaran mengenai pemahaman masyarakat tentang pencemaran lingkungan, mendapatkan gambaran mengenai perlakuan dan anggapan tentang perlakuan masyarakat terhadap baterai kering bekas. serta mendapatkan gambaran tentang kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pengelolaan baterai kering bekas.
Penelitian dilakukan di 6 (enam) lokasi di wilayah DKI Jakarta dengan responden 180 orang ibu rumah tangga dari tiga kelompok permukiman. yang dalam kegiatan ini disebut sebagai permukiman bala'ah (PB) permukiman menengah (PM) dan permukiman atas (PA). Data primer diperoleh di lapangan dengan metoda survei. sedangkan data sekunder diperoleh dari tulisan baik berupa hasil-hasil penelitian, makalah ataupun peraturan-peraturan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif deskriptif.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpuIan bahwa baterai keying bekas termasuk dalarn kriteria jenis limbah B3, namun secara tersurat belum termasuk dalam daftar limbah B3 pada peraturan-peraturan yang menyangkut pengelolaan limbah B3 yaitu SK Menteri Perindustrian No. 148/MSK/4/1985 tentang pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri; PP 19/1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun: dan PP 13/1995 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 19/1994. Mengenai pemahaman masyarakat tentang pencemaran lingkungan diperoleh gambaran bahwa 93,3% responden mengetahui bahwa pencemaran akan mengganggu kesehatan manusia, dan 6,7% yang menyatakan tidak tahu merupakan responden yang tinggal di kelompok PB.

ABSTRACT
Along with the rapid growth of population and economic development. human activities in accomplishing their needs also increase. One of the consequences is that people produce more waste, in larger amount and variety. Waste. if not properly managed will cause pollution and finally it will endanger human life and other creatures.
One of the source of environment pollution is household waste. Such waste consists of various kinds of things, some of them can he reused but some cannot. There is even toxic and dangerous waste (B3) such as chemical waste, insecticide, and used dry cells. Dry cell in daily use is a device that saves chemical energy and to turn it into electrical energy. Since the component of dry cells, are made from metal and other chemical substances. it is categories as B3. according to the Industrial Minister's Decree No.:148/MISK/1985. is categorized into B3.
Each household in DKI Jakarta consumes 10 big dry cells (size UM I). 5 medium dry cells (size UM2). and 10 small dry cells (size 13M3) every year. Il is estimated that millions of dry cells are used for various needs every year. There for there are the same number of used dry cells pollute the environment and so far there is no waste management system of used dry cell has been designed. To solve the pollution problem especially as the result of used dry cells, a waste management system should be developed. Such system needs to be done as an effort to avoid the environment pollution. A view on people's perception toward environment pollution in general is acquired when deals with used dry cells. To accomplish such effort is determined by not only public participation. but also an appropriate physical and non-physical facilities such as a rule and its management system.
Base on the above matter, this survey is meant:
a. to understand the attitude and behavior of the community towards the B3 waste, which can be the source of environment pollution, especially to get the picture of what people understand about the environment pollution.
b. to understand how the people deal with the B3 waste, to understand the people's idea on their own attitude towards the B3 waste.
c. and to get the picture on the willingness of the community to participate in the effort to control the B3 waste.
The survey has been conducted in 6 locations within DKI Jakarta. on 180 housewives from 3 district groups. Primary data was obtained in the field. where as secondary data was gathered from papers and regulation. This collected data was analyzed in a descriptive qualitative.
The research concluded that used dry cells are categorized as hazardous waste. Although the regulations of B3 waste management (Minister of Industry's Decree No 148/M/SK/1985 on Protection of Industry's Hazardous Waste: Government Regulations (PP)/19/1994 on Hazardous Waste Management: PP/12/1995 on the Modification of PP/19/1994) have not legally included it into the list of hazardous waste.
The result of the survey about people's perception on the environment is that most of the respondent (93.3%) know that pollution will affect human health. while the others (18.3%) do not know and even assume that there is danger to human life. Further study found that some people (37.8%) assume that. if the waste is thrown away far from their place. it will not cause any pollution to them. the pollution stuff that people know includes dust. exhaust fumes. plastic and other waste. Only a small part (5,3%) mentioned that used dry cell is one of the pollutant.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mariam Osman
"Marine microalgae are among the flora that inhibits the mangrove area. They play an important role as the primary source of organic carbon in marine food web. However, very limited study on the mangrove-isolated microalgae, especially on the fatty acids. The objective of the current study was to determine the fatty acid composition in mangrove-isolated Chlorella strains. Seven mangrove-isolated Chlorella strains were cultured in F and F/2 media. Their growth and fatty acid composition were measured after the stationary growth phase. Results showed the growth varied among the strains. the cell density, cell biomass and fatty acid composition were influenced by the medium-strength. polyunsaturated fatty acids (PUFAs) were detected in only four strains, the KS-MA1, KS- MA2, KS-MB2 and SE-MB1. the highest amount of PUFAs was obtained in the KS-MA2 (40.9 ± 0.8 % dry wt. in the F/2 medium and 35.4 ± 6.7 % dry wt. in the F medium) and in the KS-MB2 (37.6 ± 3.4 % dry wt. in the F/2 medium and 34.4 ± 4.8 % dry wt. in the F medium). the growth and productivity of Chlorella species were strains-dependent and regulated by the medium strength. thus, the production of fatty acids of interest from Chlorella might be manipulated by optimizing the culture conditions."
Trengganu: UMT, 2017
500 JSSM 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Osman
Jakarta: Grasindo, 1995
347.05 SIM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rum Osman
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Latif Osman
Jakarta: Widjaja, 1952
297.409 OSM r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. Latif Osman
Jakarta: Widjaya, 1952
297.09 LAT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>