Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangrukti Pinilih
"Selama periode pelaksanaan konstruksi, sering terjadi beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian pelaksanaan proyek. Guna menghindarkan sanksi keterlambatan yang berupa liquidated damages ataupun pinalti, kontraktor dapat mengajukan perpanjangan waktu pelaksanaan proyek. Perpanjangan waktu pelaksanaan tidak hanya berdampak pada penurunan kinerja waktu namun juga pada peningkatan pemakaian anggaran biaya yang dapat menurunkan kinerja biaya proyek. Untuk itu kontraktor berhak mengajukan kompensasi biaya tambahan melalui klaim biaya konstruksi. Kemampuan kontraktor dalam mengelola klaim dengan baik melalui manajemen klaim dapat membangun strategi untuk mengurangi, menghindari kerugian yang mungkin terjadi atau bahkan mendapatkan keuntungan. Dalam waktu yang bersamaan, kontraktor dapat menjadikan klaim sebagai sumber kekuatan dalam bersaing dan menyelesaikan proyek konstruksi.
Tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajuan kompensasi biaya akibat perpanjangan waktu pelaksanaan proyek. Penelitian dilakukan dengan menganalisa proyek-proyek yang mengalami perpanjangan waktu di salah satu perusahaan kontraktor BUMN. Metode yang digunakan adalah analisa korelasi untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap pengajuan kompensasi biaya dan analisa delphi untuk memvalidasi data oleh pakar.
Hasil dari penelitian ini adalah kelengkapan bukti yang akurat disertai formalitas oleh para pihak yang berpartisipasi dalam proses konstruksi, yaitu pemilik proyek, kontraktor dan konsultan merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan dalam pengajuan kompensasi. Sementara kemampuan negosiasi dan pemenuhan kepuasan pelanggan merupakan faktor pendukung yang kuat dalam memperoleh hak untuk mendapatkan kompensasi biaya akibat perpanjangan waktu pelaksanaan proyek.
......During a construction period,there are many instances in which the work is delayed. To relieve the liability to pay liquidated damages or penalty, contractors are entitled for granting extension of time. However, extension of time does not only result in the decrease of time performance of the project, but also in the increase of project cost, which in return can cause a decline in that cost performance of the project. Therefore, contractors have the right to submit additional cost compensation using construction cost claim. The ability of a contractor to well manage this claim can assist him in building a strategy to reduce or avoid the loss, which might occur or even gain profit.
The objective of this thesis is to identify factors influencing the successful granting of cost compensation due to prolongation. The research is conducted by analyzing projects within one of the State Owned Corporations, which have applied for cost compensations. The methods employed in this research are, first, correlation analysis to find out the most influencing factors in the granting of cost compensations and, second, Delphi analysis to validate data from experts.
As results of this research, the most influencing factors in successful granting of cost compensation are a comprehensive and accurate set of proofs accompanied by formal requirements provided by participated parties in the construction process, namely the owner and the architect-engineers. Meanwhile, the strong supporting factors are identified as the ability to negotiate and to satisfy clients."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40722
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pangrukti Pinilih
"Dalam suatu proyek konstruksi, penjadwalan digunakan sebagai alat pengontrol waktu yang berguna agar proyek terlaksana secara efektif dan efisien. Kegunaan utama dari penjadwalan ini adalah untuk membuat perencanaan yang baik yang dapat digunakan sebagai pedoman yang menjelaskan pelaksanaan aktivitas pekerjaan, sesuai dengan urutan dan rentang waktu guna mendapatkan penyelesaian proyek yang optimum. Penjadwalan juga digunakan untuk mengontrol adanya rentang antara satu aktivitas pekerjaan dengan pekerjaan lain. Proyek dengana ktivitas berulang terdiri dari beberapa unit kegiatan yang sama pada lokasi yang berbeda. Proyek konstruksi seperti pembangunan jalan raya, pekerjaan pemasangan pipa utilitas, pembangunan gedung bertingkat, dan pembangunan unit komplek perumahan memiliki aktivitas berulang yang dilaksanakan pada tiap segmen. Metode penjadwalan alternatif yang dapat digunakan pada proyek dengan ciri aktivitas yang berulang adalah Linier Scheduling Method (LSM), termasuk didalamnya metode Line of Balance (LOB) dan Repetitive Scheduling Method (RSM). Penelitian penjadwalan ini dilakukan pada proyek penurapan yang dilakukan dengan pemasangan pre cast corrugated concrete sheet pile (CCSP) pada proyek pelebaran permukaan basah sungai. Pemasangan CCSP ini merupakan pekerjaan yang berulang karena terdapat 1,470 buah CCSP yang harus dipasang. Dibanding LOB dan bar chart, metode penjadwalan yang tepat untuk mendapatkan penyelesaian proyek yang optimum ditinjau dari aspek waktu dan biaya adalah RSM, karena penggunaannya yang mudah dan sederhana dalam menjelaskan jadwal kerja yang detail, disamping memperlihatkan tingkat kemajuan terencana pada lokasi manapun selama proyek dikerjakan melalui kemiringan tingkat produksi.
......In the construction project, scheduling can be used to control time usage in order to make the project run effectively and efficiently. The primary advantage of a scheduling is to produce the necessary planning that can be used as a tool to determine the activities necessary to complete a project and the sequence and the period within which the activities must be completed in order to obtain optimum project completion. Scheduling can also be used to control some spacing among interrelated activities. Repetitive project consist of a number of similar or identical unit. Construction projects such as high-rise buildings, housing projects, highway construction, and pipeline construction, involve considerable repetitive construction activities that are performed at all stages of the project. An alternative scheduling method available for projects with repetitive activities is Linier Scheduling Method (LSM) that consists of Line of Balance method (LOB) and Repetitive Scheduling Method (RSM). This scheduling research is taking retaining wall project as a research object in installation of pre corrugated concrete sheet pile (CCSP) at river wet surface enlargement project. The installment of CCSP can be defined as repetitive works, because there are 1470 units of CCSP that must be installed. Compare to LOB and Bar Chart, RSM is the right scheduling method, because it serves the optimum result from price and working time aspects. In this thesis, we can see that RSM shows its simplicity to figure detailed working schedule, also shows the progress of planned project in every location during the implementation of the project through the slope of production level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library