Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Pratama Wicaksana
"LATAR BELAKANG: Terapi ARV telah mengubah infeksi HIV dari penyakit yang mematikan menjadi penyakit kronik yang dapat dikendalikan. Salah satu efek samping terapi ARV adalah dislipidemia yang dapat meningkatkan risiko kardiovaskular. Studi tentang dislipidemia pada anak terinfeksi HIV di negara berkembang belum banyak dilakukan. TUJUAN: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalens dislipidemia pada anak terinfeksi HIV dalam terapi ARV serta faktor risiko terkait. METODE: Studi potong lintang dilakukan di poliklinik anak RSCM dari bulan Januari hingga Juli 2019. Pemeriksaan profil lipid dikerjakan pada subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan adalah status gizi, stadium klinis saat awal diagnosis, status imunosupresi terakhir, nilai VL terakhir, paduan ARV terakhir, dan kombinasi ARV terakhir dari rekam medis. HASIL: Dari 96 subyek yang ikut alam penelitian ini, 52 (54,2%) mengalami dislipidemia. Prevalens dislipidemia pada kelompok terapi ARV lini 2 adalah 80%, sementara pada kelompok lini 1 adalah 39%. Terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan paduan ARV lini 2 dengan peningkatan risiko, yaitu sebesar 6,3 kali (p<0,01 IK95% [2,4-17,1]) untuk terjadi dislipidemia dibandingkan dengan paduan lini 1.KESIMPULAN: Prevalens dislipidemia pada anak terinfeksi HIV yang mendapatkan terapi ARV cukup tinggi dengan faktor risiko yaitu penggunaan paduan ARV lini 2.
INTRODUCTION: Antiretroviral therapy has changed the status of HIV infection from a high-mortality disease into a chronic disease. One of the consequences of long-term use of ARV is dyslipidemia that may progress into cardiovascular disease in the future. OBJECTIVE: The aim of the study was to seek the prevalence of dyslipidemia among HIV-infected children receiving ARV and related risk factors. METHODS: A cross-sectional study was conducted at pediatric outpatient clinic, RSCM, from January to July 2019. Lipid profile was examined on eligible subjects and data regarding nutritional status, clinical stadium at diagnosis, latest immuno supression status, latest VL value and latest ARV combination used were obtained from medical record. RESULTS: Of 96 subjects included, 52 (54,2%) subjects experienced dyslipidemia. Prevalence of dyslipidemia among second line and first line users were 80% and 39%,respectively. The use of second-line ARV medications was associated with 6,3 times (p=0,0 CI95%[2,4-17,1]) increase of risk for dyslipidemia compared to the use of first-line therapy. CONCLUSION: Prevalence of dyslipidemia among HIV-positive children on ARV is high with second-line ARV therapy being a risk facto."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58940
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Pratama Wicaksana
"Infeksi merupakan penyebab kematian neonatal tertinggi dengan patogen terbanyak adalah Enterobacteriaceae. Meningkatnya angka resistensi antimikroba membuat penanganan sepsis neonatorum semakin sulit, terutama resistensi terhadap karbapenem sebagai pilihan antibiotik terakhir. Studi ini bertujuan untuk mengetahui profil dan faktor risiko kejadian SNAL karena carbapenem-resistant enterobacteriaceae (CRE). Studi kohort retrospektif dilakukan dengan mengumpulkan data dari rekam medis pasien SNAL dengan kultur darah positif Enterobacteriaceae yang dirawat di RSCM pada bulan Januari 2022 hingga Desember 2023. Pada penelusuran rekam medis didapatkan sebanyak 122 kasus SNAL dengan kultur darah positif Enterobacteriaceae yang diikutkan ke dalam studi ini. Dari seluruh kasus SNAL dengan kultur darah tumbuh Enterobacteriaceae, sebanyak 56,9% kasus merupakan infeksi CRE. Klebsiella pneumoniae CRE yang paling banyak ditemukan (90,1%). Sebanyak 53,5% dari seluruh isolat CRE memenuhi kriteria XDR dan 26,8% dikategorikan sebagai tersangka PDR. Alat medis invasif merupakan satu-satunya variabel yang berhubungan dengan terjadinya SNAL karena CRE dengan OR 3,0 (95% CI 1,3- 7,3). Prevalens SNAL karena CRE dari seluruh infeksi Enterobacteriaceae di RSCM adalah 56,9%. Faktor risiko independen SNAL karena CRE pada studi ini adalah penggunaan alat medis invasif yaitu ventilator dan CVC.
Infection remains one of the leading causes of neonatal mortality with Enterobacteriaceae being the most common pathogen. The increasing rate of antimicrobial resistance makes neonatal sepsis management more difficult, especially against pathogens resistant to last resort antibiotics such as carbapenems. This research aims to study the risk factors for carbapenem-resistant enterobacteriaceae (CRE) infection in late-onset neonatal sepsis (LONS) cases. A retrospective cohort study was conducted by utilizing data from medical records of SNAL cases with positive blood cultures for Enterobacteriaceae at RSCM from January 2022 to December 2023. One hundred twenty two cases of SNAL with positive blood cultures for Enterobacteriaceae were included in this study. Of all Enterobacteriaceae-related LONS included in this study, 56.9% of cases were due to CRE. Klebsiella pneumoniae was the most frequently identified CRE (90.1%). A total of 53.5% of all CRE isolates met criteria for XDR criteria and 26.8% were categorized as possible PDR. Invasive medical devices were the only variable associated with the occurrence of SNAL due to CRE (OR 3.0 , 95% CI 1,3- 7,3). Conclusion: The prevalence of CRE-related SNAL of all Enterobacteriaceae infections at RSCM is 56.9%. The independent risk factor for CRE-related SNAL in this study was the use of invasive medical devices. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library