Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putrawan
"Dalam era persaingan perdagangan global diperlukan adanya suatu sistem pemasaran yang efisien dan efektif salah satu alternatif yaitu dengan sistem franchise. Dalam suatu perjanjian franchise yang menjadi para pihak yaitu franchisor atau pemberi waralaba dan franchisee atau penerima waralaba. Dalam perkembangannya sistem franchise yang di dalam bahasa Indonesia diartikan waralaba ini juga telah masuk ke Indonesia, terutama di bidang restoran cepat saji. Bila dibandingkan dengan sistem pemasaran yang sudah ada sebelumnya, bisnis menggunakan sistem waralaba memiliki beberapa keuntungan, yang paling menarik yaitu dengan sistem ini, franchisee dapat langsung menggunakan popularitas produk dan merek orang lain (franchisor) tanpa perlu mengembangkan sendiri produk tersebut dalam bentuk trial and error. Salah satu bentuk usaha lokal yang juga menggunakan perjanjian waralaba dalam melakukan perluasan usahanya yaitu Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo dimana penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap bentuk perjanjian waralaba pada rumah makan ini.
Pada Penelitian ilmiah ini penelitian hukum normatif dengan mendapatkan data dari bahan pustaka dan juga dengan wawancara kepada beberapa sumber yang berhubungan dengan penelitian ini.
Seiring dengan perkembangan bisnis yang cepat, bentukbentuk waralaba juga mengalami perkembangan. Dengan bentuk perjanjian waralaba yang dituangkan dalam Surat Aqad Syariat Mudharabah Waralaba Ayam Bakar Wong Solo, yang menjadi permasalahan yaitu apakah bentuk perjanjian ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Setelah melakukan penelitian maka dapat diambil kesimpulan yaitu bentuk perjanjian waralaba pada RM Wong Solo seperti ini tidak dapat disebut sebagai perjanjian waralaba karena tidak memenuhi unsur-unsur yang disebutkan dalam peraturan yaitu PP No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba dan KEPMENPERINDAG No. 259 Tahun 1997."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S24027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Putrawan
Jakarta: Rineka Cipta , 1990
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Eka Putrawan
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018
425 GED e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Eka Putrawan
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2017
418.02 GED b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Putrawan
Jakarta: Putrawan Production, 2006
808.1 MAD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Akza Putrawan
"Latar belakang dan tujuan: Penyakit kardiovaskular merupakan komorbid yang sering terjadi dan menjadi penyebab kematian pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit kardiovaskular menjadi salah satu faktor prediksi tahan hidup pasien PPOK. Pemeriksaan echocardiography merupakan pemeriksaan yang akurat dan menyediakan informasi untuk evaluasi fungsi jantung.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi jantung pasien PPOK berdasarkan temuan echocardiography di RSUP Persahabatan Jakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang terhadap pasien PPOK stabil yang berkunjung ke poli asma-PPOK di RSUP Persahabatan.Penelitian dilakukan dari Januari-Juni 2017. Subjek yang memenuhi kriteria akan dilakukan anamnesis, spirometri dan echocardiography.
Hasil: Sebanyak 70 pasien ikut serta dalam penelitian ini dan dilakukan echocardiography. Usia rerata subjek adalah 65,68 ± 7,65. Subjek terbanyak adalah laki-laki (95,7%). Pada penelitian ini ditemukan 5,7% subjek memiliki gagal jantung kiri, 11,4% memiliki gagal jantung kanan, 30% hipertensi pulmoner, 8,6% mengalami dilatasi ventrikel kanan dan 11,4% mengalami pembesaran ventrikel kiri. Analisis statistik menemukan hubungan bermakna antara tricuspid annular plane excursion(TAPSE) dengan eksaserbasi pada PPOK(p<0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kontraksi ventrikel kanan, hipertensi pulmoner dan dilatasi ventrikel kanan. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara derajat keparahan PPOK dengan dimensi, tekanan dan kontraksi jantung.
Kesimpulan: Prevalens gangguan fungsi jantung tinggi pada pasien PPOK dan memiliki hubungan dengan eksaserbasi pada PPOK. Pasien dengan fungsi paru rendah memiliki kecenderungan untuk memilki gangguan di jantung.

Background/Aim: Cardiovascular disease is a frequent comorbidity and cause of death in chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Cardiovascular disease is one of predictive of survival in COPD. Echocardiography provides accurate and rapid information to evaluate cardiac function. The aim of this study is to elucidate the cardiac function based on echocardiography findings in stable COPD patients in the Persahabatan Hospital Jakarta.
Methods: This study is a cross sectionalstudy among stable COPD patients who visit asthma-COPD clinics in Persahabatan Hospitals from January to June 2017. Interview, spirometry dan echocardiography perform to all subject who meet the ctiteria.
Results: A total 70 subject with COPD perform echocardiography with mean ages 65,68 ± 7,65. Most of subject were men (95,7%). In this study found 5,7% subjects with left ventricle failure, 11,4% with right ventricle failure, 30% with pulmonary hypertension, 8,6% with right ventricle dilatation and 11,4% left ventricle hypertrophy. Statistic analysis have found significant association between tricuspid annular plane systolic excursion (TAPSE) and exacerbation in COPD patient (p<0,05). In this study found significant relationship between body mass index (BMI) and right ventricle contraction, pulmonary hypertension and right ventricle dilatation. There were no significant relationship between COPD severity and cardiac dimension, pressure and contraction.
Conclusion: Prevalence of cardiac function abnormality were high in COPD patient and have relationship with exacerbation of COPD. Patient with lower lung function tender to have cardiac problem."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Oimolala Putrawan
"Pada akhir kuartal ketiga tahun 2020, Indonesia mencapai elektrifikasi nasional sebesar 98.9%. Daerah terpencil menjadi alasan belum tercapainya 100% elektrifikasi nasional ini. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor demografi, seperti populasi yang sedikit dan pendapatan yang kecil, serta batasan geografis dan ekonomi untuk membangun pembangkit listrik konvensional. Untuk mengatasi masalah ini, pembangkit listrik hidro tenanga vorteks bisa menjadi solusi alternatif dalam pembangkitan listrik bahkan di daerah terpencil karena biaya operasi dan perawatan yang rendah serata mudah untuk dibangun dibandingkan pembangkit listrik terbarukan lainnya. Pembangkit listrik tenaga vorteks ini dapat menghasilkan listrik mencapai 5 kW dengan tinggi jatuh dan debit yang rendah. Untuk meningkatkan performa turbin, dilakukan studi terhadap ukuran sudu dan kedalaman untuk melihat pengaruhnya pada efisiensi turbin. studi dilakukan secara numerik menggunakan Ansys Fluent dengan tinggi jatuh 1.03 m dan debit 0.16 m3/s. Terdapat sembilan konfigurasi pada studi ini dengan variasi rotor berukuran 200 mm, 350 mm, 500 mm dan kedalaman turbin sebesar 270 mm, 340 mm, 410 mm. Hasil menunjukkan bahwa ukuran rotor terbesar dan kedalaman terendah memberikan performa tertinggi pada studi ini.

In the end of third quartal of 2020, 98.9% Indonesia’s national electrification ratio has been reached. The obstruction of 100% electrification is occuring in remotes areas. It is caused by demographical factors, including small population and incomes, accompanied by geographic and economic restriction on installing conventional power plant. To overcome this problem, gravitational water vortex turbine power plant can be an alternative to generate electricity even in most remotes area since it offers low cost in operating and maintenance as well as easy to manufacture compared to other type renewable energy power plant. It can generate electricity up to 5 kW capacity with low head and flow rate. In order to optimize the turbine performance, a study arranged to evaluate the effect of blade size and depth onto efficiency of the turbine. The study conducted numerically using Ansys Fluent within assumption of 1.03 m head and 0.16 m3/s flow rate. There are nine configuration in this study with varying rotor size of 200 mm, 350 mm, 500 mm and turbine depth of 270 mm, 340 mm, 410 mm. Result of study leads to conclusion that largest size and upper top posisition give highest performance of the turbine."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library