Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Putu Arindya Laksmidewi Marghaputra
"Pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk menjaga jarak menjadi tantangan bagi industri hiburan musik. Konser tur antar negara, temu penggemar dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh brand industri musik untuk membentuk pengalaman audiens terpaksa harus ditiadakan. Dalam menghadapi kondisi ini, para pemasar industri hiburan musik memanfaatkan teknologi dan membuat konser virtual sebagai bentuk strategi experiential marketing. Tulisan ini akan menganalisis apakah konser virtual telah memenuhi pilar keberhasilan strategi experiential marketing dibandingkan dengan konser offline. Terdapat sebelas pilar keberhasilan experiential marketing yakni remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable dan believable. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus komparatif dengan membandingkan satu variabel pada dua sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Dalam pengaplikasiannya, konser virtual maupun konser offline memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Teknologi augmented reality dan grafis 3D dalam konser virtual menciptakan pengalaman unik melalui efek panggung seolah-olah visual tersebut nyata, sehingga tercipta pengalaman mendalam yang dimana secara psikologis audiens merasa menjadi bagian dari lingkungan virtual tersebut sehingga timbul perasaan nyata ‘berada disana’. Namun, teknologi tidak dapat menggantikan pengalaman yang didapat melalui interaksi tatap muka. Teknologi justru menciptakan cara interaksi baru dan pengalaman unik yang berbeda dari interaksi langsung.
Covid-19 pandemic forces us to practice physical distancing. This condition leads to a new challenge, especially for the music entertainment industry. Many activities that build the audience's experience such as world tour concerts and fan meetings had to be eliminated. In facing this challenge, music industry marketers take advantage of technology and create virtual concerts as a form of experiential marketing strategy. This study aims to analyze whether virtual concerts have met the pillars of successful experiential marketing strategy compared to offline concerts. There are eleven pillars of experiential marketing such as remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable, and believable. The research method used is a comparative case study, comparing one variable in two different samples or at different times. Study results revealed that both virtual concerts and offline concerts have their respective advantages and disadvantages. Augmented reality technology and 3D graphics used in virtual concerts create a unique experience through stage effects as if the visuals are real, this visualization creating an immersive experience where the audience psychologically become one with the virtual environment and a sense of "being there" arises. However, technology cannot replace the experiences gained through face-to-face interactions. Instead, technology creates a new way of interacting and a unique audience experience. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Putu Arindya Laksmidewi Marghaputra
"Pendekatan emotional appeal telah digunakan di berbagai industri dan konteks komunikasi. Penelitian ini berfokus pada penggunaan emotional appeal pada produk kosmetik ramah lingkungan. Didukung oleh data Zero Waste Week yang menyatakan bahwa industri kosmetik global memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun dan sebagian besar dari kemasan tersebut tidak dapat didaur ulang. Salah satu inovasi solutif yang bisa dilakukan adalah mengubah penggunaan plastik menjadi seed paper sebagai kemasan produk. Terlepas dari inovasi produk ramah lingkungan yang semakin berkembang, terdapat banyak faktor yang memengaruhi niat pembelian konsumen. Emotional appeal (fear & hope appeal) digunakan sebagai strategi pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan hubungan emosional antara konsumen dengan produk atau jasa yang diiklankan, yang kemudian mendukung keputusan pembelian konsumen. Terdapat penelitian sebelumnya yang mengidentifikasi faktor lain pendukung keputusan pembelian yakni sikap terhadap iklan (advertising attitude). Kelompok konsumen dengan demografi yang berbeda juga memiliki perilaku yang berbeda dalam merespons pesan ramah lingkungan. Maka dari itu, penelitian ini mengidentifikasi lebih lanjut pengaruh pesan emosional pada sikap terhadap iklan dan minat beli produk kosmetik ramah lingkungan pada Generasi Y & Z. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survei analitik cross-sectional pada 300 responden dari dua generasi yang berbeda. Hasil penelitian menyatakan bahwa bahwa advertising attitude memengaruhi purchase intention. Serta terdapat perbedaan pengaruh pesan emosional terhadap advertising attitude dan purchase intention generasi Y dan generasi Z.
The emotional appeal approach has been used in various industries and communication contexts. This study focuses on the use of emotional appeal in eco-friendly cosmetics products. Supported by data from Zero Waste Week, which states that the global cosmetics industry produces over 120 billion packaging units annually, most of which are non-recyclable. One innovative solution is to replace plastic with seed paper as product packaging. Despite the growing innovation in eco-friendly products, there are numerous factors influencing consumer purchase intentions. Emotional appeals (fear & hope appeals) are used as marketing strategies aimed at creating an emotional connection between consumers and the advertised products or services, thereby influencing consumer purchasing decisions. Previous research has identified other factors influencing purchase decisions such as advertising attitude. Consumer groups with different demographics also exhibit varying behaviors in response to eco-friendly messages. Therefore, this study further identifies the influence of emotional messages on advertising attitudes and purchase intentions for eco-friendly cosmetics products among Generation Y & Z. The study employs a quantitative cross-sectional analytic survey method with 300 respondents from these two different generations. The findings of the study indicate that advertising attitude influences purchase intention. Additionally, there are differences in the impact of emotional messages on advertising attitudes and purchase intentions between Generation Y and Generation Z."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library