Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Bagus Kresna
"Pada saat perusahaan kecil berkembang menjadi besar, proses organisasi menjadi semakin rumit dan bidang tanggung jawab managerial menjadi semakin luas. Pada saat itulah diperlukan adanya sistem akuntansi manajemen, yang memusatkan perhatiannya pada pelaporan bagi managemen guna keperluan evaluasi. Skripsi ini bertujuan meningkatkan pemahaman pembacanya bagaimana suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat berguna bagi peningkatan kualitas managerial control. Metoda penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah penelitian literatur dan penelitian lapangan pada suatu perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem akuntansi pertanggung-jawaban. Pada penelitian lapangan data-data didapatkan dari mempelajari manual perusahaan, struktur organisasi, dari observasi langsung terhadap kegiatan pabrik dan kantornya, serta dari tanya jawab dengan pihak yang berkompeten dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan pada struktur organisasi perseroan, yaitu tidak terlihatnya sebuah departemen pada bagan struktur tersebut. Perusahaan juga belum menetapkan budget bagi sebagian unit-unit dalam organisasinya, dan laporan pertanggungjawaban yang merupakan ciri khas sistem akuntansi pertanggungjawaban juga belum terdapat pada perusahaan. Hal-hal tersebut menimbulkan kesulitan bagi managemen perusahaan dalam melaksanakan pengendalian biaya-biaya. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa masih banyak hal-hal yang hams diperbaiki pada sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada perusahaan. Langkah yang dapat ditempuh antara lain; memperbaiki struktur organisasi perseroan agar mencerminkan seluruh unit pertanggungjawaban pada perusahaan. Suatu budget hams dipersiapkan bagi tiap-tiap unit pertanggung jawaban, baik bagi keperluan planning maupun control. Langkah berikutnya, perusahaan dapat menggunakan laporan pertanggungjawaban yang berjenjang, yang merupakan feedback bagi setiap manager atas hasil-hasil aktual dimana mereka bertanggungjawab."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Bagus Kresna
"ABSTRAK
Dengan semakin kompleksnya akiivitas dalam perusahaan, semakin banyaknya segmen nasabah yang dilayani serta semakin banyaknya unit produk / jasa yang dihasilkan, perusahaan cenderung memiliki proporsi biaya tidak Iangsung yang juga semakin meningkat. Cara terbaik saat ini untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut ke cost objectivenya, adalah sistem Activity Based Costing.
Activity Based Costing merupakan sistem yang mengenali bahwa biaya timbul karena aktivìtas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. Karenanya sistem ini menjadikan aktivitas sebagai dasar akumulasi biaya, dan activity drivernya digunakan sebagai dasar alokasi biaya.
Kaplan dan Cooper menyatakan bahwa terdapat 4 macam level activities, karenanya terdapat pula 4 macam activity driver. Keempat macam level activities tersebut adalah unit-level, batch-level, product-sustaining-level, serta facility-sustaining-level activities. Model Sistem ABC yang dikembangkan dalam karya akhir ini merupakan sistem ABC tahap awal, karenanya hanya menggunakan activity cost driver. Adapun cost driver lain yang tidak dibahas / dipergunakan adalah duration cost driver serta intensity cost driver.
Perusahaan yang menjadi tempat pilihan pembuatan model ABC ini adalah sebuah card center, yaitu perusahaan yang menerbitkan kartu kredit. Hasil perhitungan profitabilitas yang dilakukan pada karya akhir ini, menunjukkan bahwa terdapat segmen yang menghasilkan kerugian (loss), yaitu segmen Biru Reguler, Segmen ini menghasiIkan proporsi revenue sebesar 26% dibandingkan segmen lainnya. namun ia juga memiliki proporssi biaya sebesar 43% dan total biaya seluruh segmen.
Meskipun segmen Biru Reguler menghasilkan kerugian, namun segmen ini tetap dipertahankan karena Card Center XYZ pada saat ini memang sedang memfokuskan kegiatannya untuk menumbuhkan jumlah pemegang kartunya. Melihat relatif kecilnya sumbangan pendapatan segmen Biru Reguler, perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan lagi pendapatan segmen tersebut.
Hasil perhitungan yang didapatkan dari model ABC pada karya akhir ini, merupakan perkiraan dan keadaan yang tengah terjadi. Untuk mendapatkan angka profitabilitas yang lebih akurat, harus dibangun model ABC yang lebih advanced. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagi lagi activity center yang ada menjadi sub activities yang lebih kecil, dengan menambah cost driver, dengan menggunakan seluruh activity driver pada masing-masing activity level, dengan menggunakan pula duration cost driver & intensity cost driver, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3598
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Bagus Kresna
"Dengan semakin kompleksnya aktivitas dalam perusahaan, semakin banyaknya segmen nasabah yang dilayani sería semakin banyaknya lini produk/jasa yang dihasilkan, perusahaan cenderung memiliki proporsi biaya tidak langsung yang juga sernakin meningkat. Cara terbailc saat ¡ni untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut ke cost objectivenya, adalah sistem Activity Based Costing.
Activity Based Costing merupakan sistem yang mengenali bahwa biaya timbul karena aktivitas-aktivitas yang teijadi dalam perusahaan. Karenanya sistem ini menjadikan aktivitas sebagai dasar akumulasi biaya, dan activity drivernya digunakan sebagai dasar alokasi biaya.
Kaplan dan Cooper menyatakan bahwa terdapat 4 macam level activities, kareflaflYa terdapat pula 4 macam activity driver. Keempat macam level activities tersebut adalah unit-level, batch-level, productsustaifliflg-IeVe sería fàcility-sustaining-level activities. Model Sistem ABC yang dikembangkan dalam kaiya akhir ini merupakan sistem ABC tahap awal, karenanya hanya menggunakan activity cost driver. Adapun coSt driver lain yang tidak dibahas / dipergunakan adalah duration cost driver sería intensity cost driver.
Perusahaan yang menjadi tempat pilihan pembuatan model ABC ini adalah sebuah card center, yaitu perusalman yang menerbitkan kartu kredit. Hasil perhitungan profitabilltas yang dilakukan pada karya akhir ini, mernrniukkan bahwa terdapat seglflen yang rrienghasilkan kerugian (loss), yaitu segmen Biru Reguler. Segmen ini menghasilkan proporsi revenue sebesar 26% dibandingkan segmen Iainnya, namun la juga memiliki proporssi biaya sebesar 43% dan total biaya selunih segmen.
Meskipun segmcn Biru Reguler menghasilkan kerugian, narnun segmen ¡ni tetap dipertahankan karena Card Center XYZ pada saat ini memang sedang memfokuskan kegiatannya untuk menumbuhkan juniiah pemegang kartunya. Melihat relatif kecilnya Sumbangan pendapatan segmen Biru Reguler, perusahaan memiliki kesempatan untuic meningkatkan lagi pendapatan segmen tersebut.
Hasil perhitungan yang didapatkan dail model ABC pada kaiya akhir ini, rnerupakan perkiraan dan keadaan yang tengab terjadi Untuk mendapatkan angka profitabilitas yang lebib akurat, harus dibangun model ABC yang lebih advanced. Hal ini dapat dilaicukan dengan cara membagi lagi activity center yang ada menjadi sub activities yang lebih kecfl, dengan rncnambah cost driver, dengan menggunakan sehuiih activity driver pada masing-masing activity level, dengan menggunakan pula duration cost driver & intensity cost driver, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library