Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Homosistein adalah asam amino yang dihasilkan dalam metabolisme metionin dan sistein. Berdasarkan bukti ilmiah, tingginya kadar homosistein berpotensi memiliki efek neurotoksik dan terkait dengan kemunculan penyakit neurodegeneratif. Konsumsi metformin jangka panjang oleh pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2) menyebabkan defisiensi vitamin B12 yang akan meningkatkan kadar homosistein. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis ada tidaknya hubungan antara hiperhomosisteinemia dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien DMT2 yang mengonsumsi metformin dan metformin-glimepirid. Penelitian dengan desain potong lintang dan metode consecutive sampling dilakukan di Puskesmas Pasar Minggu dan Puskesmas Depok Jaya. Asesmen fungsi kognitif dilakukan dengan instrumen The Montreal Cognitive Assessment dalam Bahasa Indonesia (MoCA-Ina). Sampel darah subjek penelitian dikumpulkan untuk pengukuran HbA1c dan kadar homosistein. Total 116 subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu subjek penelitian dengan kadar homosistein normal (n=90) dan hiperhomosisteinemia (n=26). Tidak ada perbedaan bermakna (p<0,05) pada karakteristik dasar dan klinis kedua kelompok kecuali jenis kelamin (p=0,001). Secara keseluruhan, tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,307) pada skor MoCA-Ina kelompok kadar homosistein normal (23 (13-30)) dan kelompok hiperhomosisteinemia (21,5 (13-29)). Analisis lebih detail pada subdomain fungsi kognitif menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok kecuali pada subdomain bahasa (p=0,025). Kelompok kadar homosistein normal memiliki skor subdomain bahasa lebih tinggi (2,71±0,521) daripada kelompok hiperhomosisteinemia (1,86±0,877). Terdapat faktor lain yang mempengaruhi fungsi kognitif yaitu usia (p=0,022), waktu tempuh pendidikan (p=0,043), serta kebiasaan merokok (p=0,033). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat petbedaan fungsi kognitif pada kelompok kadar homosistein normal dan kelompok hiperhomosisteinemia kecuali pada subdomain bahasa. ......Homocysteine is an amino acid produced in the metabolism of methionine and cysteine. Based on scientific evidence, high levels of homocysteine have the potential to have neurotoxic effects and are associated with the emergence of neurodegenerative diseases. Long-term consumption of metformin by patients with type 2 diabetes mellitus (DMT2) causes vitamin B12 deficiency which will increase homocysteine levels. The purpose of this study was to analyze whether there is a relationship between hyperhomocysteinemia and decreased cognitive function in T2DM patients taking metformin and metformin-glimepiride. The study with a cross-sectional design and consecutive sampling method was conducted at Pasar Minggu and Depok Jaya Public Health Center. Cognitive function assessment was carried out using The Montreal Cognitive Assessment in Indonesian (MoCA-Ina) instrument. Blood samples of research subjects were collected for measurement of HbA1c and homocysteine levels. A total of 116 research subjects were divided into two groups, namely research subjects with normal homocysteine levels (n=90) and hyperhomocysteinemia (n=26). There was no significant difference (p<0.05) in the basic and clinical characteristics of the two groups except for gender (p=0.001). Overall, there was no significant difference (p=0.307) in the MoCA-Ina scores in the normal homocysteine group (23 (13-30)) and the hyperhomocysteinemia group (21.5 (13-29)). A more detailed analysis of the cognitive function subdomain showed that there was no significant difference between the two groups except for the language subdomain (p=0.025). The normal homocysteine level group had a higher language subdomain score (2.71±0.521) than the hyperhomocysteinemia group (1.86±0.877). There are other factors that affect cognitive function, namely age (p=0.022), length of formal education (p=0.043), and smoking habits (p=0.033). It can be concluded that there is no difference in cognitive function in the normal homocysteine level group and the hyperhomocysteinemia group except for the language subdomain.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Sebagai distributor produk farmasi, Perusahaan Besar Farmasi (PBF) harus mematuhi pedoman distribusi termasuk pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran, sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dalam aspek penyimpanan, PBF harus menyediakan fasilitas penyimpanan yang khusus dan memenuhi persyaratan suhu, kelembaban, dan pencahayaan yang tepat. Penyimpanan yang tertata baik di fasilitas penyimpanan obat dapat meningkatkan efisiensi operasional, menghindari kesalahan pengambilan obat, serta menjaga kelangsungan stok dan mempermudah pencarian dan pengawasan. PT SamMarie Tramedifa, meskipun mematuhi pedoman CDOB dengan menyediakan gudang obat, menghadapi masalah dengan penandaan pada rak penyimpanan yang kurang jelas dan terorganisir, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk pencarian. Proses pengambilan barang di gudang memerlukan sumber daya manusia terbanyak dan sering dievaluasi untuk meningkatkan produktivitas. Pengaturan produk yang rapi dan penandaan yang jelas seharusnya mempercepat pencarian barang. Data waktu dicatat sehubungan dengan penerimaan pesanan (PO), persiapan barang, dan penyerahan kepada kurir, dua hari sebelum dan dua hari setelah perubahan penandaan. Peningkatan durasi terjadi pada hari ketiga setelah perubahan, tetapi pada hari keempat, durasi menjadi lebih cepat. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan faktor-faktor seperti prioritas pesanan, variasi jumlah dan jenis barang, sistem penguncian yang tidak dapat diprediksi, serta kerusakan printer mempengaruhi durasi waktu pengambilan dan persiapan barang di gudang obat. Data yang diperoleh memiliki batasan waktu dan tidak dapat menilai efektivitas perubahan penandaan terhadap kinerja staf gudang obat. Evaluasi kinerja dengan mencatat waktu aktivitas staf gudang tidak selalu sesuai karena staf gudang sudah terbiasa dengan penempatan produk sebelum perubahan penandaan dan reorganisasi. ......As a Pharmaceutical Wholesale Company, adhering to Good Distribution Practices (GDP) guidelines is paramount. In terms of storage, PBFs are mandated to provide dedicated storage facilities that meet specific requirements, such as temperature, humidity, and proper lighting. Well-organized pharmaceutical storage can significantly enhance operational efficiency by preventing medication retrieval errors, ensuring continuous inventory, and simplifying the retrieval and monitoring processes. Despite PT SamMarie Tramedifa's compliance with GDP guidelines by providing a drug warehouse, issues persist with the labeling on storage shelves, which appears unclear and disorganized, leading to extended search times. Properly arranged products with clear labeling should expedite item retrieval. Data was recorded regarding the time of receiving purchase orders (PO), preparing goods, and handing them over to couriers, both two days before and two days after labeling changes. While there was an increase in the duration of goods retrieval and preparation on the third day after the labeling changes, on the fourth day, the duration became slightly shorter. Observations and interviews revealed that factors like order priorities, variations in the quantity and type of items for each order, an unpredictable locking system, and printer malfunctions in the warehouse contributed to the increased duration for goods retrieval and preparation. Assessing performance solely by recording the time of warehouse staff activities did not yield accurate results, as warehouse staff were already accustomed to the product placement before the labeling changes and reorganization.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Masalah kesehatan ini membutuhkan perhatian khusus di Indonesia karena jumlah pasien termasuk yang terbanyak di dunia. World Health Organization (WHO) dan lembaga kesehatan lainnya berupaya keras untuk mengendalikan dan memberantas TB melalui program pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan yang tepat. Salah satu bentuk pencegahan yang direkomendasikan adalah terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) untuk populasi yang berisiko tinggi terinfeksi TB dan mengalami keparahan. Sebagai unit pelayanan kesehatan primer masyarakat di wilayah Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Puskesmas Kecamatan Matraman perlu mengevaluasi penggunaan obat TPT karena tingginya kasus TB di daerah tersebut. Data mengenai penggunaan regimen TPT oleh pasien yang terdaftar di Unit Pelayanan Farmasi Puskesmas Matraman dikumpulkan secara retrospektif, lalu dianalisis untuk memperoleh gambaran pola penggunaan dan kesesuaian terapi dengan pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Individu yang memperoleh TPT paling banyak pada kelompok usia remaja dan dewasa yaitu 25 orang (66%). Terdapat 3 jenis regimen yang digunakan di Puskesmas Kecamatan Matraman yaitu 6H, 3HP, dan 3HR, dengan mayoritas pasien dewasa memilih regimen 3HP (79%). Pemilihan regimen TPT di Puskesmas Kecamatan Matraman sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, dengan mempertimbangkan ketersediaan obat dan kondisi khusus pasien. Sebagian besar pasien berhasil menyelesaikan regimen (87%) namun terdapat pasien yang mengalami putus obat (5%) karena alasan medis yang tidak diketahui. Dalam upaya pencegahan TB, penting untuk memahami faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meminimalkan risiko putus obat. ......Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Indonesia faces a significant TB challenge, ranking among the highest TB burden countries globally. The World Health Organization (WHO) and health organizations prioritize TB control through prevention, early diagnosis, and appropriate treatment. Tuberculosis preventive therapy (TPT) is recommended, especially for high-risk populations in Matraman Community, East Jakarta. The Matraman Community Health Center plays a pivotal role in community healthcare. Given the area's high TB prevalence, evaluating TPT medication usage is essential. Retrospective data from Matraman Community Health Center's Pharmacy Service Unit reveal that the majority of TPT recipients are adolescents and adults, totaling 25 individuals (66%). Three main regimen types—6H, 3HP, and 3HR—are employed, with 79% of adult patients favoring 3HP. Regimen selection aligns with Ministry of Health guidelines, considering drug availability and patient-specific conditions. Encouragingly, a significant portion of patients (87%) successfully completed their TPT regimens. However, a minority (5%) discontinued treatment due to undisclosed medical reasons. To enhance TB prevention, understanding factors affecting treatment success is crucial, necessitating proactive measures to mitigate treatment discontinuation risks. Indonesia's TB battle underscores the importance of international efforts for TB control and eradication.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Pengkajian resep termasuk dalam standar pelayanan kefarmasian di apotek. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian obat (medication error). Apotek Kimia Farma 202 memiliki layanan pengkajian resep yang mencakup aspek administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis ketika pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Terapi DMT2 didasarkan pada kondisi gula darah pasien, faktor pembiayaan, ketersediaan obat, efektivitas, efek samping, serta preferensi pasien. Pengkajian resep dilakukan pada resep yang ditebus di Apotek Kimia Farma 202 pada periode pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), dan dipilih dua resep untuk laporan ini. Pada kedua resep tersebut, terdapat beberapa informasi yang belum tercantum seperti usia, berat badan pasien, dan SIP dokter dalam aspek administratif. Obat-obat yang diberikan tidak menunjukkan interaksi yang merugikan, baik pada resep 1 dan resep 2. Terdapat beberapa obat yang sebaiknya dihindari oleh pasien dengan riwayat hipersensitivitas, sehingga apoteker perlu melakukan konfirmasi terkait riwayat alergi ke pasien atau keluarga pasien. Informasi dari pengkajian aspek kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis dapat sangat berguna untuk disampaikan saat penyerahan obat, sehingga dapat mengoptimalkan terapi. Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 202 telah berjalan dengan baik. Pengkajian resep perlu terus dilakukan agar kesahalan dalam pengobatan pengobatan dapat dihindari. ......Prescription assessment is part of the pharmaceutical service standards in pharmacies. This activity is carried out to prevent medication errors. Kimia Farma 202 Pharmacy provides prescription assessment services that cover administrative, pharmaceutical suitability, and clinical considerations. Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease that occurs when the pancreas is unable to produce sufficient insulin or when the body cannot effectively use the insulin produced, leading to an increase in blood sugar levels. The therapy for T2DM is based on the patient's blood sugar condition, financial factors, drug availability, effectiveness, side effects, and patient preferences. Prescription assessment was conducted for prescriptions redeemed at Kimia Farma 202 Pharmacy during the implementation period of the Pharmacist Professional Internship Program, and two prescriptions were selected for this report. In both prescriptions, there was some missing information in the administrative aspect, such as the patient's age, weight, and the doctor's License to Practice. The medications prescribed did not show any harmful interactions, both in prescription 1 and prescription 2. Some drugs should be avoided by patients with a history of hypersensitivity, so pharmacists need to confirm allergy history with the patient or the patient's family. Information from the assessment of pharmaceutical suitability and clinical considerations can be very useful when giving the medication to optimize therapy. The services provided by Kimia Farma 202 Pharmacy have been running smoothly. Continuous prescription assessment is necessary to avoid errors in medication administration.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Salah satu kewajiban bagi umat muslim adalah mengonsumsi makanan yang halal. Segala sesuatu di bumi baik tumbuhan, buah-buahan, maupun binatang hukum awalnya adalah halal dimakan kecuali terdapat nash/petunjuk dari Alquran, atau hadits, atau fatwa ulama yang mengharamkannya. Pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang mewajibkan sertifikasi halal untuk mendukung upaya peningkatan produksi dan konsumsi produk halal. Pelaku usaha wajib menerapkan kriteria SJPH yang meliputi 5 (lima) aspek yaitu komitmen dan tanggung jawab, bahan, proses produk halal, produk, serta pemantauan dan evaluasi. Kehalalan produk sangat dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Fokus dalam tugas khusus ini adalah meninjau terkait kehalalan bahan yang digunakan dalam proses produksi. Bahan dikelompokkan menjadi bahan tidak kritis (positive list) dan bahan kritis (non-positive list). Penggunaan bahan kritis harus menyertakan dokumen pendukung untuk mempertimbangkan kehalalan produk karena keberadaannya sangat mempengaruhi kehalalan produk dan harus dipantau dengan ketat. Dokumen pendukung dapat berupa sertifikat halal, atau selain sertifikat halal seperti spesifikasi produk, diagram alir pembuatan, pernyataan kuesioner, ataupun dokumen lain. Dokumen pendukung selain sertifikat halal harus dikeluarkan oleh produsen bahan dan mencakup informasi terkait bahan yang digunakan serta pemenuhan persyaratan fasilitas produksi sehingga status kehalalannya dapat ditentukan. Beberapa bahan dalam pembuatan obat yang dapat termasuk dalam bahan kritis diantaranya penggunaan karbon aktif, alkohol, bahan mikrobial dan media untuk kultur mikroba, Produk halal yang dihasilkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen muslim sehingga menjadi nilai tambah bagi perusahan. ......One of the obligations for Muslims is to consume halal food. Everything on Earth, including plants, fruits, and animals, is initially considered halal for consumption unless there is specific evidence from the Quran, Hadith, or the fatwas of scholars that prohibit it. The Indonesian government enacted Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Assurance (HPA), which mandates halal certification to support the growth of halal production and consumption. Business operators are required to adhere to HPA criteria, covering five aspects: commitment and responsibility, ingredients, the halal production process, products, and monitoring and evaluation. The halal status of products is significantly influenced by the ingredients used. The specific focus of this task is to review the halal status of ingredients used in the production process, categorized into non-critical (positive list) and critical ingredients (non-positive list). The use of critical ingredients necessitates supporting documents to assess the halal status, as their presence profoundly affects product halalness and requires strict monitoring. Supporting documents can include halal certificates or other documents beyond halal certificates, such as product specifications, production flowcharts, questionnaire statements, or others. These supporting documents, aside from halal certificates, must be issued by the ingredient manufacturers, providing information about the ingredients used and compliance with production facility requirements to determine their halal status. Some materials in drug manufacturing that may fall into the critical category include activated carbon, alcohol, microbial substances, and media for microbial culture. Halal products produced enhance the trust of Muslim consumers, adding value to the company.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
Abstrak :
Penyakit kardiovaskuler yang dikenal sebagai penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Sebanyak sepertiga hingga setengah dari penyakit jantung merupakan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Katerisasi jantung dengan tujuan diagnosis yang dikenal sebagai angiografi koroner adalah salah satu prosedur yang paling umum dilakukan pada porang dewasa. Pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk diagnosis PJK dengan meminimalkan sayatan bedah (minimum invasive) sehingga dapat menurunkan risiko komplikasi dan tingkat mortalitas daripada prosedur invasive lain. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP merupakan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Staf di unit farmasi seperti apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan tentang obat-obat saja naum juga jenis-jenis BMHP agar dapat memaksimalkan pelayanan secara efektif dan efisien, khususnya dalam tindakan CAG. BMHP yang digunakan dalam tindakan CAG terdiri dari sheath, guiding wire, dan kateter. Berdasarkan akese ke pembuluh darah, jenis sheath dibagi menjadi sheath transradial dan transfemoral. Jenis-jenis guiding wire dibagi berdasarkan bentuk tipnya menjadi straight tip (ujung lurus), J tip, dan angled tip. Berdasarkan bentuknya yang menyesuaikan anatomi dan fungsi, kateter diagnostik dibagi menjadi Judkins, Amplatz, Multipurpose, Tiger, dan Pigtail. ......Cardiovascular disease, known as heart disease, is a leading cause of death worldwide. Approximately one-third to half of heart diseases are coronary heart disease (CHD). Coronary angiography, a diagnostic procedure commonly performed in adult patients, is a gold standard for CHD diagnosis, minimizing surgical incisions (minimally invasive) and reducing the risk of complications and mortality compared to other invasive procedures. The management of pharmaceutical preparations, medical devices, and Single-Use Medical Materials (BMHP) is a standard pharmaceutical service in hospitals. Pharmacy unit staff, including pharmacists and pharmaceutical technicians, are expected to possess knowledge not only about medications but also about various single-use medical material to maximize service effectiveness and efficiency, especially in coronary angiography (CAG) procedures. BMHP used in CAG procedures consist of sheaths, guiding wires, and catheters. Based on vascular access, sheaths are categorized as transradial and transfemoral sheaths. Guiding wires are classified based on the shape of their tips, which include straight tip, J-tip, and angled tip. Diagnostic catheters are divided into various types, such as Judkins, Amplatz, Multipurpose, Tiger, and Pigtail, designed to conform to anatomy and function.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library